Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Ekonomi

Inflasi, Penyebab Negara Tidak Mencetak Uang yang Banyak untuk Mengatasi Kemiskinan

Annisa Herawati oleh Annisa Herawati
11 Juni 2021
A A
Bukan Sekretaris, tapi Tugas Bendahara Adalah yang Terberat di Masa Sekolah terminal mojok.co

Bukan Sekretaris, tapi Tugas Bendahara Adalah yang Terberat di Masa Sekolah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ada nggak sih dari kalian yang waktu masih bocil mempunyai pertanyaan kenapa sih negara tidak mencetak uang yang banyak jumlahnya sebagai solusi instan mengentaskan kemiskinan sekaligus sebagai sarana untuk membahagiakan hati rakyat? Apalagi kalau negara punya utang banyak misal sepuluh ribu triliun gitu. Buat bayar utang kan seharusnya tinggal mencetak uang sebesar nominal utang tadi. Cepat, mudah, dan solutif, bukan? Daripada harus capek-capek kerja lembur bagai kuda, mencari uang kesana dan kemari.

Bagi kalian yang pernah punya angan-angan seperti itu berarti kita sefrekuensi, lur. Waktu masih bocil, saya pernah kepikiran hal tersebut sambil membayangkan kalau ada hujan duit dari pemerintah. Jadi si duit diobral dari atas helikopter. Uangnya bisa buat beli cilok sama es krim sepuasnya. Wuih, pasti asyik banget dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Membahagiakan rakyatnya kan gampang, kenapa negara tidak mencetak uang yang banyak ya?

Sayangnya, mimpi saya agar terjadi hujan duit dari pemerintah sepertinya tak akan pernah terwujud. Ternyata perihal urusan mencetak uang ada aturannya, lho. Terlalu banyak mencetak uang justru menjadi simalakama bagi perekonomian dalam negeri. Simalakama tersebut bernama inflasi.

Inflasi merupakan kondisi di mana harga barang naik disebabkan banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kok bisa? Bisa, lah. Sederhananya ketika negara memutuskan untuk mencetak uang yang sangat banyak, maka jumlah uang yang ada di tangan masyarakat semakin banyak. Sehingga tingkat konsumsi barang juga meningkat yang tidak dibarengi dengan meningkatnya jumlah barang. Ketidakseimbangan antara jumlah uang dan jumlah barang inilah yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga.

Tak hanya menyebabkan kenaikan harga, terlalu banyak uang yang beredar justru akan menurunkan nilai uang itu sendiri. Jika diibaratkan dengan emas, emas berharga karena jumlahnya yang tidak banyak dan sukar dicari. Seandainya emas mudah ditemukan di sungai, tentu nilainya tak berharga. Hal serupa juga sama dengan uang yang berharga karena sukar dimiliki. Kejadian ini pernah dialami Jerman pasca Perang Dunia. Jerman yang kalah perang diharuskan membayar denda dan memutuskan mencetak uang yang sangat banyak. Hal ini membuat uang beredar sangat banyak di masyarakat sehingga uang tak bernilai. Bahkan saking tak berharganya,  saat itu uang dijadikan layangan, bahan bakar buat masak, sampai dibuat sebagai bungkus gorengan.

Eh, ada gorengan nggak sih di Jerman?

Jika kita perhatikan dengan saksama, sebenarnya nilai mata uang dari waktu ke waktu memang mengalami penurunan. Kira-kira 15 tahun lalu, dengan uang sepuluh ribu kita bisa membeli tiga mangkok bakso sudah lengkap dengan es teh manis. Kalau sekarang, dengan uang sepuluh ribu paling cuma dapat semangkok bakso, belum sama es tehnya. Penurunan nilai uang terhadap bakso disebabkan karena adanya inflasi.

Inflasi nggak selamanya buruk, ya. Justru dengan mengalami inflasi menandakan perekonomian tumbuh karena daya konsumsi masyarakat tinggi. Dengan catatan, inflasinya sehat. Masih di kisaran 10% ke bawah. Enggak kayak di Zimbabwe yang mengalami inflasi sampai 650% alias hiperinflasi. Buat beli sekilo telur saja, kita harus merogoh dua miliar dolar Zimbabwe karena hiperinflasi yang memporak-porandakan perekonomian negara di Benua Afrika tersebut.

Baca Juga:

Nusron Wahid Keliru, Tanah Milik Tuhan dan Diberikan pada Rakyat, Bukan Negara Indonesia!

5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memulai Usaha Sewa Ruko agar Tidak Rungkad seperti Orang Tua Saya

Inilah alasan kenapa negara tidak mencetak uang yang banyak untuk menutup semua utang dan membahagiakan rakyat. Yang ada rakyat justru menderita gara-gara hal tersebut. Nah, kalau nanti ada yang nanya kenapa negara tidak mencetak uang yang banyak, kalian bisa sodori artikel saya. Mayan, jadi femes.

Jadi, jangan coba bikin uang sendiri, ya. Selain menyebabkan inflasi, kasihan tenaga dan tinta printer kalian untuk mengerjakan sesuatu yang tidak berguna. Selain itu, penjara sudah siap menantimu kalau sampai berani mencetak uang secara ilegal. Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, ya. Tapi, ada hal yang jika dilakukan berlebihan dampaknya bikin kamu tambah pintar dan bahagia, membaca artikel di Mojok misalnya. Eh.

BACA JUGA Krisis Ekonomi Membayangi, Jangan Dengarkan Lagu-lagu Orba ‘Ayo Menabung’! dan tulisan Annisa Herawati lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: ekonomiinflasiKeuangan Terminalnegarautang negara
Annisa Herawati

Annisa Herawati

Cah asli Blitar

ArtikelTerkait

Hari Sawit Nasional

Apa Pentingnya Memperingati Hari Sawit Nasional?

15 November 2021
Panduan Menabung untuk Membeli Rumah ala Yu Ja-seong di 'Monthly Magazine Home' terminal mojok

Panduan Menabung untuk Membeli Rumah ala Yu Ja-seong di ‘Monthly Magazine Home’

15 Juli 2021

Scarcity Effect: Teknik Jualan Paling Nggateli yang Manfaatkan Rasa Takut dan Ketergesaan Pelanggan

20 Juni 2021
pajak pendidikan SPT Tahunan PPH orang Pribadi perpajakan Orang Pribadi influencer pajak npwp mojok.co

Sebaiknya Penetapan Pajak pada Jasa Pendidikan dan Sembako Dibatalkan Saja

11 Juni 2021
Mengkritik Pemerintah Itu Mudah dan Banyak Manfaatnya

Mengkritik Pemerintah Itu Mudah dan Banyak Manfaatnya

22 Juni 2022
debitur BI Checking fintech pinjol gagal bayar utang mojok

Nggak Pengin BI Checking Gagal? Sebisa Mungkin, Hindari Pinjol

25 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.