Kehadiran TikTok bisa dikatakan sebagai sarana buat orang-orang yang punya hobi joget, tapi nggak punya banyak waktu untuk latihan dan menghafal gerakan dengan durasi panjang. Susah dimungkiri bahwa konten TikTok menjadi salah satu alternatif sarana katarsis dan mengekspresikan diri bagi seseorang. Namun, kalau aktivitas orang-orang yang bermain di platform ini lantas diobjektifikasi demi kepentingan tertentu, saya ngelihatnya kok jadi kesel juga, ya.
Di Twitter lagi ramai dibicarakan sebuah konten Tiktok yang di dalamnya terdapat sembilan perempuan muda, lagi joget TikTok, dengan mengenakan kemeja putih yang tertempel name tag PKB. Meskipun belum jelas, sih, apakah itu dibuat oleh internal PKB, kader PKB, atau orang lain yang bahkan nggak ada hubungan sama PKB. Yang jelas, ini sepertinya perlu dicermati dengan serius.
Pasalnya, ini mengundang banyak komentar. Kebanyakan, sih, akun-akun lelaki yang bilang dengan nonton video ini mereka jadi pengin gabung ke PKB juga. Luar biasa sekali, kalau ada yang langsung tertarik gabung partai politik hanya dengan melihat konten TikTok yang rasanya belum menjelaskan apa-apa soal arah gerakan apalagi ideologi partai.
KAMI BERSAMA PKB 2024 pic.twitter.com/DWtCgGxGLp
— adith; (@dthv_) April 26, 2021
Ada beberapa hal yang membuat saya agak kurang nyaman dengan video ini. Setidaknya, ini didasari oleh dua hal. Pertama, memang tidak salah ketika ada beberapa perempuan yang sedang berkumpul, asyik menghabiskan kebersamaan mereka dengan joget TikTok. Namun, seandainya ini dijadikan komoditas oleh sekelas partai politik? Hmmm… Perasaan sedih ini muncul sebenarnya karena seolah mereka dikontenkan sekadar untuk dikomentari tidak lebih dari “penampilan fisik yang menarik”.
Pasalnya, kalaupun logo di baju mereka diganti dengan logo partai lain lah, logo ormas lah, atau logo merek tertentu lah, rasanya sama saja. Artinya, memang kurang tertangkap pesan yang khas dari PKB dalam video tersebut, kan, sebenernya.
Kedua, kalau ini memang sudah di-setting sama pihak internal PKB, jangan-jangan partai ini sedang berada dalam fase krisis identitas. Jangan-jangan, lho, ya. Berusaha mengambil ceruk dukungan dari generasi TikTok, tentu sah saja. Namun, apa sebaiknya tidak menggunakan cara-cara yang lebih elok dan lebih “PKB”?
Misalnya, mengelaborasi TikTok dengan memodifikasi guyonan ala Gus Dur atau konten guyon ala santri yang selama ini sudah melekat dengan karakter PKB. Di grup WhatsApp sudah banyak lho konten-konten video seperti itu yang kalau dipoles dikit bisa menjadi hiburan renyah di TikTok.
Maksud saya, sulit untuk tidak mengatakan bahwa video ini malah jadi objektifikasi para perempuan di dalamnya. Seolah hanya karena mengiklankan paras cantik, banyak orang yang kemudian akan tertarik bergabung. Ya, seharusnya selain sekadar “jogetan wajah”, diimbangi dan difasilitas pula perempuan-perempuan itu untuk menunjukkan bagaimana aktivitas sosial mereka, ide sosial menarik, atau kiprahnya bersama PKB. Kan, cilaka kalau nanti banyak orang mengira syarat masuk PKB sekadar punya wajah cantik yang sesungguhnya relatif itu~
Iya, yang kita bicarakan ini sebuah partai politik, loh. Kendaraan utama untuk mewakili dan membawa aspirasi politik kita di pemerintahan. Kader-kader merekalah yang akan menjadi kepanjangan tangan (bukan panjang tangan, lho, ya) bagi rakyat. Hampir sebagian besar urusan negara dicampuri partai politik. Tentu kebayang, kan, seberapa penting dan urgen proses kaderisasinya~
Entah video ini niat awalnya memang sebagai seneng-seneng belaka atau justru betul-betul diniatin sebagai media kampanye. Susah untuk menganggapnya sekadar angin lalu karena mereka mengenakan atribut partai politik di dalamnya. Ada kekecewaan, benarkah para kader partai sebatas ini kemampuannya untuk menarik perhatian orang-orang? Tidak adakah ide cemerlang yang lebih layak untuk disampaikan?
BACA JUGA Guyonan Twitter Partai Gerindra: Usaha Menutupi Luka Hati Prabowo dan tulisan Audian Laili lainnya.