Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Polemik Logo KKP: Plagiarisme hingga Selera Instansi Pemerintah yang Patut Dipertanyakan

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
12 April 2021
A A
logo KKP plagiarisme desain mojok

logo KKP plagiarisme desain mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Saya memang tidak bisa dibilang sebagai desainer logo. Kendati demikian, soal urusan menyusun layer di Photoshop hingga tuntas menjadi sebuah poster, bukan hal asing bagi saya. Ini jembatan saya sebelum turut merempongi pergantian logo Kementerian Kelautan dan Perikanan atau biasa disingkat KKP yang cukup mengundang komentar dari netizen akhir-akhir. Tak lain tak bukan, tentu soal indikasi logo KKP adalah hasil sontekan hingga masalah kekolotan selera.

Pertama saya ingin merempongi soal indikasi tiruan logo KKP terhadap badan usaha penyedia sistem manajemen cloud di Jerman, Ongsys. Yang kabar baiknya isu tersebut ditanggapi positif dengan rencana revisi logo KKP baru tersebut. Tapi, jika barangkali penjiplakan itu memang awalnya disengaja, tentu hal demikian memperpanjang ironi soal respek di dunia desain, yang kerap disepelekan di masyarakat yang belum sepenuhnya menghargai proses menyusun layer di software desain.

“Alah, gitu doang” adalah sebuah kalimat yang seringkali muncul ketika kasus seperti ini muncul. Walau sudah menjadi hal yang wajar, tentu bukan berarti kekeliruan itu layak dipelihara, apalagi blunder semacam ini terjadi di tingkat kementerian, loh. Padahal, menyusun titik hingga matang menjadi sebuah gambar, bukan lagi perkara teknis menguasai fitur-fitur di software semacam Adobe Photoshop, Adobe Ilustrator, Corel Draw dll. Persoalan teknis hanya persoalan jam latihan hingga menguasai keterampilan. Sedang memeras otak hingga disalurkan ke tangan lantas lahir sebuah mahakarya itu lebih sulit.

Khusus soal desain logo, seseorang mesti menerjemahkan keinginan klien, lantas membuat kerangka gambar mentahan di kertas, merevisi mentah hingga menumpahkannya ke dalam software. Ora gampang, Nda. Pun kadang memeras waktu yang tak sedikit pula. Yang terpenting pula desainer tidak hanya menatap software dengan isi kepala kosong. Pun mesti memperkaya referensi untuk mempertimbangkan aspek estetika, psikologis, hingga tren budaya desain. Referensi juga bisa berkaitan dengan desain secara tidak langsung, maupun yang berkaitan secara langsung.

Ngomong-ngomong soal referensi dan orisinalitas yang berkaitan langsung dengan gambar itu menarik. Seperti di musik, orisinalitas barangkali sudah punah semenjak The Beatles ada, begitu kalau kata Vincent Rompies.  Tapi, referensi dan plagiat jelas merupakan sesuatu yang beda. Referensi dan plagiat dibatasi tembok yang kadang nampak tipis, pun kadang tidak bisa diukur secara pasti apakah kadar orisinalitas bercampur referensi atau terkontaminasi plagiarisme. Walau secara gamblang kadang plagiarisme gampang ditangkap dengan sekali tatap.

Lalu masalah kedua soal selera instansi pemerintah yang patut dipertanyakan. Saya ingin mengatakan bahwa seni itu subjektif, pun sejak sekolah selalu tertanam bahwa kita tidak akan mendapat nilai sempurna dalam pelajaran menggambar. Perihal selera itu juga subjektif. Tapi, yang menjadi persoalan, kenapa, sih, kita tidak bisa move on dengan selalu memasukan logo Garuda? Lantas buat apa melakukan redesign?

Padahal mengganti logo itu bukan perkara redesain, tapi juga re-branding untuk menjadi identitas visual. Mencomot kata desainer Rio Purba yang dulu mengomentari hal serupa ketika Kemendagri mengganti logo 2020 silam.

Untuk menjadi sebuah identitas, semestinya setiap logo memiliki pembeda dari satu kementerian ke kementerian lain. Jika semua mekso memasukan logo Garuda, lantas apa yang bisa dinyatakan sebagai pembeda? Visualisasi makna pun begitu, kadang juga mesti mementingkan estetika. Pernah, kebayang nggak, sih, betapa ribetnya tukang jahit membordir detail logo di dalam logo?

Baca Juga:

4 Kesulitan Mendesain di Canva, Aplikasi Desain yang Sering Diremehkan Tinggal Tempel

Motor Honda ADV 160: Bobot Berat, Desain Aneh, Ini Motor Bagusnya di Mana sih?

Rebranding semestinya juga membawa semangat pembaruan ke depan. Yang kemudian kini menjadi pertanyaan, lantas urgensi semacam apa dari pergantian sebuah logo? Toh semangat ke depan itu tidak tuntas diperjuangkan, dan ujung-ujungnya kembali ke masa lalu. Apakah merepresentasikan Indonesia harus selalu memasukan logo Garuda?

Saya sendiri tidak yakin kita kehabisan seniman visual berselera, pun negara barangkali juga tidak kehabisan budget untuk membayar karya. Lihat saja banyak berseliweran akun-akun yang secara murah membuatkan design concept walau hanya untuk iseng saja. Yang barangkali menjadi persoalan, bukan hanya salah sang desainer, mungkin memang desainernya saja yang peka terhadap brief dan selera instansi negara yang “mak pluk”. Sebab, sebagus apa pun, juri yang menentukan, kan.

Soal plagiat, semoga saja cuma “masalah nggak sengaja” baik pegiat maupun jurinya. Kalau sengaja, ya gawat, Nda. Pun semoga semangat pergantian logo mampu merepresentasikan Indonesia dan semangat perubahan. Tapi entahlah, garudanya saja masih terkurung di sangkar logo instansi pemerintah, gimana mau terbang tinggi?

BACA JUGA Kok Bisa ya Ada Orang Kepikiran buat Plagiat dan tulisan Dicky Setyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 April 2021 oleh

Tags: desainlogologo KKPplagiarisme
Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

ArtikelTerkait

karya orang lain

Eksploitasi Karya Orang Lain Demi Keuntungan Pribadi

6 Juli 2019
Berkaca dari Sayembara Logo Barantin, Desainer Grafis Harus Tahu Cara Membuat Logo Instansi Pemerintah yang Baik dan Benar

Berkaca dari Sayembara Logo Barantin, Desainer Grafis Harus Tahu Cara Membuat Logo Instansi Pemerintah yang Baik dan Benar

11 Oktober 2023
Menghujat Motor Honda ADV 160, apalagi Membandingkannya dengan Honda BeAT, Adalah Blunder yang Harusnya Tak Pernah Terjadi motor honda revo

Motor Honda ADV 160: Bobot Berat, Desain Aneh, Ini Motor Bagusnya di Mana sih?

28 Februari 2024
10 Ciri Kamar Mandi Ideal, Bikin Penggunanya Bahagia Terminal Mojok

10 Ciri Kamar Mandi Ideal, Bikin Penggunanya Bahagia

25 Oktober 2022
5 Desain Uang Kertas Terbaik di Dunia yang Bisa Kamu Koleksi terminal mojok

5 Desain Uang Kertas Terbaik di Dunia yang Bisa Kamu Koleksi

25 November 2021
Mencermati Logo HUT RI ke-76 yang Terkesan Maksa terminal mojok

Mencermati Logo HUT RI ke-76 yang Terkesan Maksa

6 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.