Baru-baru ini ramai wacana penambahan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode yang sebelumnya dua periode. Tentu saja yang namanya wacana, apalagi berhubungan dengan hal politis pasti selalu jadi perbincangan di dunia nyata maupun dunia maya. Ada yang setuju jabatan presiden ditambah, ada yang menentang, serta ada pula yang sama sekali nggak peduli.
Pakde Jokowi sendiri sudah menyatakan sama sekali nggak niat dan nggak berminat untuk menjadi Presiden tiga periode. Dari pihak MPR pun juga menyatakan bahwa sama sekali tidak ada pembahasan terkait masa jabatan Presiden tiga periode.
Saya tau, bagi Anda yang menentang tidak menginginkan jabatan Presiden tiga periode untuk membatasi kekuasaan seorang pemimpin. Tapi maaf saya punya pendapat berbeda, karena bagi saya masa jabatan presiden ditambah jadi satu periode bukan masalah dan nggak seharusnya diributkan. Begini alasannya :
Tidak melanggar konstitusi
Sekali pun pada akhirnya jabatan Presiden tiga periode, itu nggak salah kok. Asal harus ada amandemen terlebih dahulu yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, dari yang awalnya Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. Berubah menjadi Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk dua kali masa jabatan
Atau bisa juga begini Presiden dan Wakil Presiden maksimum bisa menjabat hingga tiga periode dan masing-masing periode menjabat selama 5 tahun.
Tetap ada batasan
Biar bagaimana pun, Indonesia tetap negara Republik, bukan monarki yang nggak ada batasan masa jabatan seorang Raja atau Ratu. Kalau Raja/Ratu bisa berkuasa sampai beliau meninggal, tidak dengan Presiden Indonesia.
Presiden Indonesia nggak bisa berkuasa selama-lamanya, karena sudah jelas dan paripurna konstitusi kita sekarang menyatakan ada batasan masa jabatan presiden. Meski akhirnya jadi tiga periode, itu tetap ada batasan, hanya saja durasi jabatannya memang bertambah.
Jadi nggak salah kok. Toh tetap ada batasannya, kecuali kalau diubah jadi gini kembali seperti masa lalu. Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
Atau konstitusi diubah Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh MPR, bukan lagi melalui pemilihan umum yang luberjurdil. Eh, emangnya pemilu Indonesia sudah luberjurdil yah? Hehe
Itu baru saya akan protes dan menentang karena sangat berpotensi membuat Presiden tersebut memiliki kekuasaan yang absolut alias nggak terbatas. Kalau cuma nambah satu periode saja, bagi saya nggak masalah asal dibatasi, bukan berkuasa selamanya.
Negara lain juga melakukannya
Negara lain ada juga kok yang konstitusinya mengamanatkan Presiden bisa menjabat selama tiga periode. Contohnya yaitu Vietnam, Iran, Kongo, dan Kiribati. Rata-rata negara tersebut setiap periodenya menjabat selama lima tahun.
Jadi nggak ada salahnya kalau Indonesia mau mencobanya. Sampai saat ini, konstitusi di negara-negara tersebut masih dipertahankan menandakan tidak ada masalah terkait aturan masa jabatan Presiden tiga periode.
Bila memang fix wacana Presiden tiga periode menjadi kenyataan tentu menjadi hal yang sangat menarik. Bukan hanya soal Pakde Jokowi yang bisa mencalonkan lagi jadi Presiden, tetapi mantan Presiden lainnya yang kini masih hidup yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri dan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono alias Bapak SBY bisa nyalon lagi jadi presiden.
Peta persaingan politik jadi lebih menarik. Kalau sebelumnya rivalitas Jokowi vs Prabowo, bisa jadi rivalitas Mega vs SBY bakal hidup kembali jika memang pada akhirnya konstitusi mengamanatkan mereka bisa mencalonkan diri jadi Presiden lagi.
Saya bukan dalam posisi menolak ataupun mendukung wacana masa jabatan Presiden tiga periode. Lebih cenderung bodo amat, mau tetap dua periode ya bagus mau ditambah jadi tiga periode pun juga nggak masalah. Toh presiden yang terpilih tidak mengubah keadaan menjadi lebih baik, nyatanya begitu kan? Kalau memang nggak suka, nggak usah dipilih lagi. Juga, jangan terjebak lagi dengan kata-kata “kita nggak bisa memilih yang terbaik, tapi bisa mencegah yang terburuk berkuasa”.
Mamam.
BACA JUGA Alasan Saya Masuk Golongan Sekte Ayam Geprek yang Tidak Digeprek dan tulisan Firdaus Deni Febriansyah lainnya.