Agar kasus ciki ngebul tak lagi terjadi, pahami 7 zat berbahaya pada makanan dalam artikel ini
Saat pengusaha kuliner mulai berinovasi, saat itulah kita harus nyalakan tanda bahaya. Bukan curiga, hanya waspada. Tidak semua hasil kreasi menu yang tampak menarik, berdampak baik bagi tubuh. Masih ingat dengan kasus ciki ngebul yang makan korban? Nah, persis seperti itu! Niatnya, sih, bagus. Ingin menyajikan makanan yang unik. Sayang, faktor kesehatan dan keselamatan konsumen diabaikan.
Terkait biang kerok dari berjatuhannya korban ciki ngebul, semua orang tahu bahwa penyebabnya adalah si nitrogen cair. Namun, apakah kalian juga tahu bahwa ternyata, tidak hanya nitrogen cair saja yang berbahaya bagi kesehatan. Ada beberapa zat kimia lain pada makanan yang juga berbahaya jika sampai tertelan. Sialnya, zat kimia ini seringkali tersembunyi dengan nama yang tidak akrab di telinga kita. Apalagi bagi yang jaman sekolah sering bolos pelajaran kimia.
Apa saja? Berikut 7 di antaranya.
#1 Sodium nitrate
Sering beli produk daging olahan seperti kornet, daging asap, daging hot dog ataupun sosis? Coba cek. Ada kandungan sodium nitrate-nya nggak?
Sodium nitraet pada makanan kemasan, selain berfungsi sebagai pewarna makanan, juga untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Sehingga, makanan memiliki masa kedaluwarsa yang lebih lama. Tapi, jika terkena panas yang tinggi, sodium nitrate dapat berubah menjadi nitrosamin. Inilah yang bikin bahaya. FYI, nitrosamin ini bersifat karsinogenik, ygy. Jadi, bisa meningkatkan risiko kanker.
#2 BHA dan BHT
Zat berbahaya pada makanan selanjutnya adalah butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT), yang berfungsi untuk mencegah minyak dalam makanan teroksidasi. Maklum, jika minyak dalam makanan teroksidasi, warna makanan akan berubah dan rasanya pun akan jadi tengik.
BHA dan BHT sering terdapat di sereal, permen karet, keripik kentang, minyak sayur, sosis beku, mentega, dll. Bahaya BHA dan BHT yaitu meningkatkan risiko kanker, berdampak buruk bagi sistem saraf otak, hingga menghambat pertumbuhan.
#3 High fructose corn syrup/corn syrup/fruktosa
Namanya juga corn syrup, jelas, dia terbuat dari jagung. Rasanya memang sama manisnya dengan gula yang terbuat dari tebu. Tapi, proses produksi corn syrup lebih murah. Itu sebabnya banyak produsen yang memilih menggunakan corn syrup. Padahal, kandungan kalori corn syrup lebih tinggi, loh. Maka, waspadalah. Diabetes, obesitas hingga penuaan dini auto mengintai.
Kalau tidak ingin terkena dampak negatif high fructose corn syrup/corn syrup/fruktosa ini, mending jauh-jauh dari pizza, cereal bar, macaroni instan, saus tomat, selai, soft drink, roti, dkk. Ubi aja udah ubi~
#4 Sodium benzoate
Zat berbahaya pada makanan selanjutnya adalah sodium benzoat. Peran sodium benzoat pada makanan atau minuman yaitu sebagai pengawet. Hal tersebut tidak lepas dari kesaktian doi dalam menahan pertumbuhan bakteri dan jamur. Tapi, jika dikonsumsi secara berlebihan, sodium benzoate dapat meningkatkan perilaku hiperaktif, terutama pada anak-anak. Biasanya, sodium benzoate sering ditemukan pada soft drink, selai asam, saus sambal, dll.
Kalau produk yang mau kamu beli tidak hanya mengandung sodium benzoate, tapi juga asam askorbat (Vitamin C), itu lebih bahaya lagi. Pasalnya, sodium benzoate bila tercampur dengan asam askorbat, akan membentuk benzene. Hmmm, risiko kanker ini. Mundur, Gaes. Mundur.
#5 Aspartam
Zat berbahaya selanjutnya adalah aspartame. Aspartam ini ngerinya nggak kaleng-kaleng. Bayangkan, sebagai pemanis buatan pengganti gula, aspartam 200 kali lebih manis. Alhasil, jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat menimbulkan pusing, migrain, kebingungan mental, hingga kejang. Dan, tentu saja, kadar gula darah malah makin tinggi.
Aspartam sering terdapat pada diet atau sugar free soda, diet coke, coke zero, permen karet sugar–free, sereal, pemanis buatan kemasan, dll. See? Nggak melulu yang free itu beneran free, Gaes~
#6 Propyl Gallate (E310)
Sebagai salah satu alternatif pengawet pada makanan, Propyl Gallate (E310) dapat memicu iritasi pada perut, kulit, juga reaksi alergi yang berdampak pada sistem pernapasan. Selain itu, dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ginjal dan hati. Propyl Gallate juga bersifat karsinogenik jika digunakan bersama BHA dan BHT.
Propyl Gallate sering terdapat pada: Daging olahan, popcorn microwave, aneka sup instan, permen karet, mayones, dan makanan beku.
#7 Tartrazine
Zat berbahaya pada makanan selanjutnya adalah tartrazine. Tartrazine punya nama keren Yellow No.5. Dari namanya sudah tahu, kan, apa peran tartrazine pada makanan? Yap. Betul. Sebagai pewarna makanan.
Tartrazine sering terdapat di keju, permen lunak, sereal dan makanan lain yang berwarna kuning. Jika tertelan dan tertimbun dalam jangka waktu yang lama, tartrazine dapat merusak fungsi ginjal dan hati. Selain itu, tartrazine juga dapat menyebabkan anak jadi hiperaktif, memicu reaksi alergi, dan meningkatkan risiko munculnya kanker.
Wah, ngeri juga ya dampaknya? Apalagi kalau orangnya nggak pernah olahraga. Bisa makin menggila tuh zat kimia (yang berbahaya) dalam tubuh. Perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit, tubuh bakal digerogoti. Memang, paling bener ya makan ubi, singkong sama jagung rebus. Petani sejahtera, badan kita pun aman sentosa.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Fenomena Ciki Ngebul: Mengapa Makanan Berpenampilan Eksotis Selalu Diminati?