Rasanya sudah tidak berlebihan lagi jika menyebut video gim adalah sebuah karya seni. Ia sejajar dengan opera dan seni pertunjukan pada umumnya. Masing-masing komponennya, baik visual, tata cahaya, plot, dialog, karakterisasi, saling berkelindan sehingga menimbulkan sebuah pengalaman magis yang bisa dicicipi dari layar televisi dan kontroler di tangan kita. Salah satu komponen yang paling menonjol, tapi seringkali dilupakan orang, adalah musik, alias soundtrack gim.
Budaya musik dalam video gim sebenarnya lahir dari keterbatasan keterbatasan teknologi di masa awal popularitasnya. Jangan dibayangkan video gim dahulu punya grafis fotorealistis seperti sekarang. Bisa pakai teknologi 8-bit aja sudah sujud syukur. Masalahnya, andaikata ingin menciptakan sebuah gim fantasi misalnya, apa yang menakutkan dari seekor naga dengan grafis kotak-kotak? Maka dari itu, developer memasukkan elemen musik untuk mencapai visi yang ingin mereka kejar.
Musik video gim identik dengan musik orkestra, rock, techno, atau perpaduan di antara ketiganya. Genre ini tidak terlalu nyantol untuk semua kalangan. Apalagi orang memainkan video gim bukan semata-mata mencari soundtrack gim yang enak. Itulah yang saya maksud di paragraf pertama. Seringkali orang tidak menyadari bahwa pengalamannya bermain sebuah video gim tidak akan paripurna tanpa dukungan soundtrack gim yang mantap.
Memang, mendengarkan soundtrack-soundtrack tersebut tanpa pernah sekalipun menyentuh gim-nya ibarat makan nasi goreng tanpa suwir ayam. Ia tidak bisa dinikmati tanpa memahami konteks, misalnya adegan gelut apa yang mengiringi soundtrack tersebut. Tapi, saya kira, justru di titik itulah musik video gim terasa bersinar.
Bagi gamer tulen, mendengarkan soundtrack gim bisa sedikit-sedikit mengobati rasa kangen pada gim-gim yang dulu pernah dimainkan. Soundtrack-soundtrack tersebut mengingatkan kembali, misalnya, pada kesan pertama ketika melawan boss/raja terakhir, ketika tokoh antagonis pertama kali diperkenalkan, atau ketika kaget modar kena jumpscare. Semua kesan tersebut bisa dijadikan suntikan moodbooster yang bisa membantu untuk melewati hari-hari sulit. Berikut ini soundtrack gim yang mampu menggenjot mood dan bahkan adrenalin Anda sampai ke ubun-ubun.
#1 Dragonborn (Skyrim)
Siapa yang tidak kenal Skyrim? Sepertinya tidak berlebihan jika menyebut Skyrim sebagai pioneer genre video gim petualangan modern. Gameplay-nya keren. Ceritanya keren. Dan tentu saja soundtrack-nya yang cadas, khususnya “Dragonborn”-nya yang legendaris itu.
“Dovahkiin, Dovahkiin,
(Dragonborn, Dragonborn)
naal ok zin los vahriin,
(By his honor is sworn)
Wah dein vokul mahfaeraak ahst vaal!
(To keep evil forever at bay!)”
Lirik itu seolah merangkum seluruh petualangan kita di dunia fantasi Old Kingdom of Fatherland. Fantastis. Magis. Dan tentu saja: FUS RO DAH!
#2 Hell March 2 (Red Alert 2)
Menjadi salah satu gim legendaris di warnet Indonesia sebelum era gim online, Seri Red Alert dan Hell March adalah imaji paripurna orang Amerika kepada Uni Soviet pada masa itu: beringas, metal, dan tanpa ampun. Imaji itu menjelma ke dalam distorsi gitar dan efek suara derap langkah Tentara Merah membuat soundtrack ini terdengar gagah, tapi juga menakutkan di saat yang sama.
#3 The Only Thing They Fear is You (Doom: Eternal)
Baiklah, dengan menerjemahkan judulnya saja, soundtrack gim Doom: Eternal ini sudah terlihat badass. Tapi tahukah jika kata ganti “they” pada judul tersebut, merujuk pada legiun iblis dari neraka?
“The Only Thing They Fear is You” merupakan simulakra petualangan Doomguy yang selama ini pergi ke neraka punya satu tujuan: mempermak wajah dan tulang belulang setiap iblis yang ia temui sampai berantakan.
Saking badass-nya tokoh ini, sekalipun hormon testosteron semua laki-laki di dunia ini dijadikan satu, itu semua belum cukup untuk menyamai kejantanan Doomguy. Dan komposer Mick Gordon membuatnya seribu kali lebih jantan lagi.
#4 One-Winged Angel (Final Fantasy VII)
“Estuans interius
(burning inside)
Ira vehementi
(with violent anger)
Estuans interius
(Burning inside)
Ira vehementi
(with violent anger)”
SEPHIROTH!
Jika Mick Gordon berusaha mendeskripsikan sang jagoan lewat “The Only Things They Fear is You”, sebaliknya “One-Winged Angel” sedang menceritakan antagonisnya.
Gamer Final Fantasy manapun pasti sulit melupakan, bahkan mungkin masih membenci, Sephiroth. Idealisme bengkok, amoral, kejam, brutal. Kalian bisa mengisi sendiri atribut tokoh ini dengan semua kata yang berhubungan dengan kematian. Dan gesekan biola pada gubahan Nobuo Uematsu menyempurnakan hal itu.
#5 Song of the Ancients (NieR: Automata)
Diputar di upacara pembukaan Olimpiade Tokyo, membuktikan posisi video gim NieR memang cukup spesial di hati orang Jepang. Berbeda dengan video gim kebanyakan bermain di ranah moral dan sosial, NieR bergerak di ranah filosofis. Dan ini jadi taman bermain bagi komposer Keiichi Okabe.
“Song of the Ancients” hanyalah satu di antara banyak masterpiece yang bisa dinikmati dari NieR. Musiknya mewah dan megah ala-ala orkestra tapi tetap memiliki nuansa yang menggelitik hati dan menumpuk air garam di pelupuk mata. NieR bersama dengan Okabe, seolah bekerja sama mendorong kita ke pojok kamar untuk kemudian memeluk lutut sambil tersedu.
#6 Ludwig, Holy Blade (Bloodborne)
Brutal adalah kata yang tepat untuk mendefinisikan video gim Bloodborne. Anda berperan sebagai seorang Hunter, seorang pemburu, bertugas menumpas semua mara bahaya yang mengintai di dalam kota Yharnam. Kedudukan Anda jelas, Anda berdiri di puncak rantai makanan, dan semua monster adalah buruan anda. Setidaknya sampai berhadapan dengan Ludwig.
Komposer Tsukasa Saitoh mempresentasikan Ludwig dengan paduan suara bernada tinggi diiringi dentam-dentam trombon berirama cepat, mengesankan brutalitas sudah diatur ke titik maksimum. Pertarungan melawan Ludwig bukan lagi pertarungan antara pemburu dan buruannya, melainkan dua entitas yang sedang berjuang mati-matian menolak tumpas di tangan sang lawan.
#7 Slave Knight Gael (Dark Souls III)
Tiga bagian. Tiga fase boss. Dark Souls ketiga.
Slave Knight Gael adalah pertarungan yang jadi penutup sebuah trilogi. Dan, Yuka Kitamura, sang komposer, paham betul bahwa surat perpisahan semestinya ditulis dengan manis.
Sumber Gambar: Pixabay
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.