7 Keunikan Sumbawa yang Tidak Dimiliki Daerah Lain

7 Keunikan Sumbawa yang Tidak Dimiliki Daerah Lain Terminal Mojok

7 Keunikan Sumbawa yang Tidak Dimiliki Daerah Lain (Unsplash.com)

Keunikan Sumbawa yang tidak dimiliki daerah lain. Bener-bener unik!

Tak terasa sudah lebih dari 4 tahun saya dinas di Sumbawa Besar, ibu kota Kabupaten Sumbawa. Kabupaten Sumbawa terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Pulau yang berada di sebelah timur Pulau Lombok ini merupakan salah satu pulau dari gugusan Sunda Kecil. Anda bisa menjangkau Sumbawa Besar lewat jalur darat dengan mobil travel, bus dari Lombok, atau bahkan bus AKAP Safari Dharma Raya dari Jawa-Bali. Atau, Anda bisa memilih jalur udara dengan cara transit di Bandara Lombok lalu nyambung pesawat propeler ke Sumbawa Besar.

Tak seperti tetangganya, Kabupaten Sumbawa Barat, dan pulau seberang, Lombok, Kabupaten Sumbawa terkenal lebih kering dan jarang diguyur hujan. Wajah bentang alamnya yang eksotik memiliki dua versi, yakni kecokelatan pada saat musim kemarau dan kehijauan sewaktu musim penghujan. Jika Anda berkendara di jalan sini, Anda harus rela berbagi jalan dengan kawanan hewan baik ternak, peliharaan maupun satwa liar. Kambing, sapi, kuda, monyet, bahkan biawak bisa Anda jumpai dengan mudah di pinggir jalan atau tengah menyeberang. Selain itu, berbagai pantai dan objek wisata alam juga dapat dengan mudah Anda temui sini. Mungkin—ini mungkin lho, ya—hal-hal semacam ini yang bikin saya betah merantau di sini hingga 4 tahun terlewati begitu saja.

Anda tertarik untuk berkunjung ke Sumbawa? Mungkin 7 keunikan ini bisa jadi nilai tambah yang bisa Anda nikmati di sini. Keunikan ini berdasarkan versi saya yang merupakan seorang pendatang, dan tidak dimiliki daerah lain.

#1 Pulau terpadat di dunia

Di Kecamatan Alas, sekitar 1,5 jam dengan berkendara mobil ke arah barat dari pusat kota, terdapat Pulau Bungin yang dihuni oleh keturunan Suku Bajo, pelaut ulung dari Sulawesi Selatan yang berlayar ke selatan dan menetap sejak dua abad silam. Pulau ini dibentuk dengan reklamasi dari gundukan batu dan tanah yang ditimbun oleh penduduknya.

Lantaran menetap dan tidak merantau lagi, akhirnya keturunan Suku Bajo ini berjejal memadati pulau yang pada tahun 2014 lalu tercatat seluas 8,5 hektare. Satu rumah bisa dihuni 2 hingga 3 keluarga yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Dengan jumlah penduduk sekitar 5.000 jiwa, kepadatan penduduk di pulau itu mencapai hampir 59.000 jiwa per kilometer persegi. Padahal secara keseluruhan, tingkat densitas penduduk Kabupaten Sumbawa “hanya” 69 jiwa per kilometer persegi.

#2 Jembatan Samota

Pada tahun 2018 lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan Jembatan Samota. Samota merupakan akronim dari tiga lokasi cagar biosfer dunia: Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora, yang terletak di Pulau Sumbawa. Jembatan dengan warna oranye kuning ini dapat Anda lihat dari pesawat menjelang mendarat di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Sumbawa Besar. Di atas jembatan ini, Anda bisa menikmati pemandangan Sungai Brang Biji yang bermuara di Laut Flores, baik pada saat sunrise maupun sunset.

Ternyata Jokowi bukan presiden satu-satunya yang bertandang ke Tana Samawa. Sebelumnya, Presiden Soekarno pada 30 Oktober 1950 pernah berkunjung ke sini. Sekitar 1,5 tahun kemudian, giliran Wakil Presiden, Moh. Hatta, menjejakkan kaki di Sumbawa. Beberapa dekade berselang, kunjungan disusul oleh Soeharto dan Megawati Soekarnoputri. SBY juga pernah diagendakan berkunjung ke sini.

#3 Teluk Saleh, wadah berkumpulnya hiu paus

Keunikan Sumbawa lainnya yang tidak dimiliki daerah lain adalah punya tempat berkumpulnya hiu paus. Siapa sangka, hiu paus (whale shark) yang merupakan ikan hiu terbesar, ternyata melahap udang kecil alias krill dan plankton. Anda bisa melihat hiu paus di Teluk Saleh, Kecamatan Tarano, daerah perbatasan Sumbawa-Dompu.

Tak seperti hiu lainnya, satwa ini ternyata bersahabat dengan manusia. Anda bisa berenang di dekat mereka atau sekadar menyentuh kulit mereka dari atas kapal. Asalkan tidak ikut tersedot mulut mereka yang kayak vacuum cleaner saat mereka memakan hewan-hewan kecil, ygy.

#4 Sirkuit MXGP

Jika Lombok punya Sirkuit MotoGP Mandalika, tak mau kalah, Sumbawa juga memiliki sirkuit ajang internasional, yakni Motorcross Grand Prix (MXGP) Samota, yang baru saja digelar bulan Juni 2022 lalu. Ladang jagung yang disulap menjadi sirkuit tanah naik-turun ini memiliki pemandangan latar laut yang ciamik.

MXGP Samota diganjar penghargaan dengan kategori Best Media Opportunity pada gelaran MXGP Award 2022. Oh ya, pada saat malam penutupan seri balapan, sejumlah band besar seperti Slank dan Voice of Baceprot turut meramaikan acara di sini, lho.

#5 Pulau Moyo, tempat healing selebritis dunia

Keunikan Sumbawa selanjutnya yang tidak dimiliki daerah lain adalah Pulau Moyo. Konon, Mick Jagger, Lady Diana, hingga David Bowie pernah berlibur di Pulau Moyo. Pulau yang terletak di sebelah utara Pulau Sumbawa ini memang menawarkan ketenangan dan privasi. Di sini, Anda bisa menikmati air terjun Mata Jitu. Ada juga resort bertaraf internasional, Amanwana. Untuk akses ke Pulau Moyo, Anda bisa menyewa kapal dari Pantai Jembatan Polak (disingkat jadi Pantai Jempol), dengan durasi perjalanan sekitar 2 jam.

#6 Putri mandi dan janda berenang

Berwisata ke suatu daerah tentu tak bisa lepas dari kuliner setempat. Makanan khas Sumbawa seperti olahan ikan laut nan segar, sepat dan singang, hingga kue manjareal yang diracik dari kacang tanah dan dibungkus daun lontar tak boleh Anda lewatkan. Ada juga permen susu sapi yang bisa jadi oleh-oleh unik dari Sumbawa. Namun, selain makanan-makanan tersebut, ada dua kue dengan nama menarik, yakni putri mandi dan janda berenang.

Putri mandi merupakan sejenis jajanan tradisional yang terbuat dari tepung ketan. Tepung ketan dibentuk bulat lalu diberi pewarna makanan hijau, merah, atau kuning. Setelah itu bulatan tepung ketan direbus lalu disiram kuah gula merah dan parutan kelapa. Sementara janda berenang merupakan jajanan tradisional yang terbuat dari tepung maizena, kacang hijau yang ditumbuk halus, serta gula merah, kemudian dibungkus daun pisang. Jajanan ini cocok sebagai teman minum kopi atau teh hangat.

#7 Punya rute ultra marathon terganas

Sebagai pehobi lari, saya berangan-angan suatu saat harus mengikuti Tambora Challenge 320 K. Ini merupakan ajang maraton ultra terganas se-Asia Tenggara dengan total jarak 320 kilometer. Cuaca yang terik, dan pada Juli-Agustus bisa berubah drastis menjadi hujan, merupakan tantangan bagi para pelari.

Rute lintas Sumbawa ini berawal dari Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, setengah rute 160 kilometer di Plampang, Kabupaten Sumbawa, dan finish di Ndoro Canga, kaki Gunung Tambora, Kabupaten Dompu. Anda bisa memilih kategori, yakni relay 2 x 160 kilometer (berpartner) atau 320 kilometer sebagai pelari tunggal. Event ini terakhir kali digelar pada tahun 2019 lalu, namun sayangnya terhenti pada masa pandemi Covid-19.

Honorable mention

Jika tujuh keunikan Sumbawa di atas dirasa masih kurang, saya tambahkan beberapa keunikan lain yang tidak dimiliki daerah lain. Nyoh…

Gunung Tambora, atap Pulau Sumbawa

Rasanya tidak afdal jika menyebut Samota, tapi tidak melibatkan Gunung Tambora setelah mengulas Teluk Saleh dan Pulau Moyo. Meskipun gunung dengan ketinggian 2.850 mdpl ini secara administratif terletak di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, ia sudah kadung menjadi ikon Pulau Sumbawa.

Gunung tertinggi di Pulau Sumbawa ini pernah memiliki ketinggian 4.300 mdpl, namun puncaknya runtuh akibat erupsi dahsyat pada tahun 1815 dan meninggalkan kaldera besar yang menganga dengan garis tengah 7 kilometer. Tak hanya ranah lokal, letusan ini juga mengubah dunia.

Pada masa itu, terbitlah novel gothic-horror Frankenstein (1818) karangan Mary Shelley dengan latar cerita gelap dan suram. Banyak lukisan yang menggambarkan langit jingga di Eropa karena debu vulkanik memadati atmosfer. Tentara Napoleon diduga mengalami kekalahan karena menghadapi cuaca yang terlalu dingin pada Pertempuran Waterloo, pada saat seharusnya musim panas, Juni 1815. Benar, periode itu dikenal dengan “tahun tanpa musim panas”. Akibat letusan ini, banyak hewan ternak mati, termasuk kuda. Oleh karena itu, para peneliti dan sejarawan menduga bahwa penemuan sepeda terpantik dari peristiwa letusan Gunung Tambora.

Susu kuda liar

Seluruh daerah di Pulau Sumbawa, dari Sumbawa Barat hingga Dompu dan Bima, merupakan produsen susu kuda yang terkenal. Sumbawa Besar juga tenar dengan susu kudanya. Sebenarnya kuda-kuda itu ya tidak liar juga, mereka ada pemiliknya, kok. Istilah “liar” ini lantaran mereka digembala dengan dilepaskan begitu saja untuk mencari makan sendiri di padang rumput. Konon, akan lebih bagus jika kaki kuda itu digigit ular, sehingga memacu produksi antibodi dalam darah dan susu.

Dikenal punya banyak khasiat, terutama mengatasi masalah pencernaan, sayangnya aroma susu kuda liar terlalu kuat. Untuk menetralisir bau amis, Anda bisa meminumnya dengan dicampur Sprite.

Penghasil madu terbaik

Sumbawa juga kesohor dengan madu yang konon menjadi salah satu madu terbaik. Saya sebenarnya juga suka madu Dompu, yang warnanya lebih cokelat dan rasa manisnya lebih pekat. Namun, madu Sumbawa lebih segar dengan rasa asam dan manis yang pas. Warnanya yang bening keemasan juga menambah estetika. Satu jerigen ukuran setengah liter umumnya dibandrol sekitar Rp140-180 ribu rupiah. Sangat ringkas dan praktis sebagai buah tangan.

Penulis: Yacob Yahya
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 6 Fakta tentang Nusa Tenggara Timur yang Harus Kalian Tahu.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version