Dalam dunia kuliner, pilihan makanan ada banyak. Mau yang berkuah? Ada sop, soto, sampai gulai. Kalau lebih suka yang kering dan berbumbu, nasi goreng, pepes ikan, atau nasi bakar siap memanjakan lidah. Tapi, kalau yang dicari adalah sensasi pedas yang bisa bikin keringat bercucuran sekaligus bahagia, jawabannya cuma satu: penyetan.
Soal penyetan ini, belakangan jumlahnya makin banyak saja. Di sepanjang jalan, hampir selalu ada warung penyetan yang bisa kita temukan. Ada yang berdiri di bangunan permanen, lengkap dengan kipas angin dan daftar menu di dinding. Tetapi, ada juga penyetan yang lebih merakyat, yaitu penyetan yang dijual di gerobak stainless dengan terpal sebagai atapnya.
Sayangnya, tidak semua warung penyetan layak disebut enak. Maka, supaya tidak salah langkah, berikut adalah ciri-ciri warung penyetan yang benar-benar enak dan layak dijadikan langganan.
Warung penyetan yang enak pasti banyak pembeli berdiri mengantri
Kalau kamu melihat ada warung penyetan yang pembelinya rela berdiri mengantri, jangan pikir dua kali. Penyetan di sana pastilah enak. Lauknya dibumbui dengan sepenuh hati, sambalnya pun dijamin maknyuss.
Kalau setelah dilihat-lihat tempatnya agak sedikit jorok… Sudahlah, abaikan saja. Anggap saja itu bagian dari atmosfer perjuangan kuliner. Abaikan pula cipratan minyak di sekitar kompor, sambal yang belepotan di sekitar cobek, serta celemek penjualnya yang sudah lebih mirip disebut lap daripada celemek. Semua itu justru jadi bukti bagaimana penyetan di tempat tersebut telah banyak mencuri hati pembeli.
Ada tukang parkir yang stand by
Fakta ini agak ngeselin. Tapi, keberadaan tukang parkir di suatu tempat usaha—dalam hal ini warung penyetan—adalah indikasi bahwa warung penyetan tersebut banyak disukai pembeli. Logikanya, tak mungkin tukang parkir sudi stand by di tempat usaha yang sepi pembeli.
Nah, kalau ramai pembeli, artinya penyetan di sana rasanya enak. Wajib banget tuh untuk dicoba. Perkara kudu bayar lebih gara-gara ada tukang parkir… Ikhlaskan saja. Yang penting kan bisa nemu warung penyetan yang sesuai dengan ekspektasi.
Tempatnya sederhana jauh dari kata instagramable
Tampilan luar warung juga bisa jadi petunjuk penting untuk menilai enak atau tidaknya sebuah warung penyetan. Rumusnya gampang: warung penyetan yang benar-benar enak biasanya tidak lahir dari tempat yang estetik. Bukan pula dari ruko dengan papan nama besar dengan lampu neon yang mencolok.
Justru, warung penyetan yang enak itu sering kali tampil sederhana. Spanduk sablonnya sudah kusam, kadang robek di bagian tengah, dan mejanya menggunakan banner produk teh sebagai taplak. Meski demikian, rasa penyetan yang mereka tawarkan adalah rasa yang mampu menggugah selera kita.
Sambalnya basah, tapi tidak klowoh
Selain ciri yang tampak dari luar, ciri warung penyetan enak juga bisa dilihat dari menu yang mereka sajikan. Pertama, jelas soal sambalnya. Mari kita sepakati jika sambal dalam penyetan ini ibarat ruh. Kalau ruhnya nggak ada ya, mati. Alamat penyetannya bakalan nggak enak.
Nah, warung penyetan yang enak itu adalah warung penyetan yang sambalnya punya looks basah dan mengilap efek minyak. Tapi, bukan tipikal basah yang klowoh, ya. Yang klowoh itu malah seringnya nggak enak.
Sambal diuleg dadakan, bukan disendok dari baskomÂ
Selain basah dan mengilap karena efek minyak, ciri warung penyetan enak lainnya, masih berkaitan dengan sambal, yaitu sambalnya diuleg dadakan. Alias, bukan sambal yang sudah disiapkan dari pagi, lalu tinggal disendok dari baskom ketika ada yang beli. Minimal, kalaupun sambalnya tidak dibuat dadakan, sambalnya tetap dibiarkan ada di atas cobek.
Masalahnya gini, kalau sambal sudah disiapkan dari pagi dan ditaruh di baskom, besar kemungkinan sambalnya bukan hasil ulekan, tapi hasil dari dihaluskan dengan menggunakan blender ataupun chopper. Padahal, kalau soal rasa, sambal hasil gilingan mesin jelas kalah telak dibanding sambal yang dibuat dengan cara diulek.
Bau sambalnya susah hilang dari jari, ciri warung penyetan yang enak
Percaya atau tidak, ciri lain warung penyetan enak adalah yang bau sambalnya awet di ujung-ujung jari meskipun kita sudah cuci tangan dengan sabun.
Bau sambal yang susah hilang ini, jadi indikasi bahwa sambal tersebut terbuat dari berbagai macam bahan, seperti lombok, rawit, tomat, bawang merah, bawang putih, terasi, dll. Artinya, sambalnya enak. Sebaliknya, kalau bau sambalnya gampang hilang dengan sekali cuci, bisa jadi sambalnya cuma perpaduan dari lombok, garam, dan penyedap rasa saja. Jelas saja rasanya kurang.
Selain itu, sambal yang enak juga membuat kita jadi pengen ndulit sambal lagi dan lagi. Alhasil, ujung-ujung jadi kita jadi sering sekali bersentuhan dengan sambal. Akibatnya, ya itu tadi. Bau sambalnya kadung nempel di jari dan susah untuk dihilangkan dengan sekali cuci.
Warung penyetan yang enak pasti lauknya digoreng dadakan
Meski diawal disebutkan bahwa sambal adalah ruhnya penyetan, bukan berarti pengolahan lauknya bisa asal-asalan. Apa pun bahan yang dipenyet, entah itu ayam, lele, bahkan tempe sekalipun, semua bahan yang dipenyet haruslah dimarinasi dengan bumbu yang niat. Maksud saya, jangan cuma direndem pakai Royco sama garam doang.
Yang lebih penting lagi adalah, bahan yang akan dipenyet tersebut haruslah digoreng dadakan. Maka, kalau kamu nemu warung penyetan yang lele ataupun ayamnya sudah digoreng dan di-display rapi di etalase, mending jauh-jauh. Bukan suudzon, ya. Cuma, biasanya kalau sudah digoreng, apalagi sudah menginap, tekstur dagingnya akan lebih keras. Kalau sudah begitu, mau seenak apa pun sambalnya, pasti akan terasa kurang.
Itulah 7 ciri warung penyetan enak. Kalau di daerah tempat tinggalmu, warung penyetan mana yang memenuhi 7 ciri tersebut? Boleh dong bagikan rekomendasinya.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Sebagai Tempat Makan, Warung Penyetan Lebih Worth It daripada Warmindo, Jauh Lebih Segar dan Enak!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

















