Beberapa film horor Thailand berikut meskipun agak lawas, tetap menarik untuk ditonton sekarang, kok.
Menonton film pastinya merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan apalagi kalau bareng ayang. Tidak hanya film tentang superhero atau drama yang banyak peminatnya, jumlah penggemar film horor pun terhitung tidak sedikit.
Film horor memang selalu asyik untuk dinanti. Mungkin minat terhadap film horor ini mempunyai relasi dengan kekepoan manusia terhadap dunia tak kasat mata. Rasa keingintahuan yang membuncah itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh para pemain di industri perfilman untuk mewujudkan fantasi abstrak makhluk gaib dalam sebuah visualisasi dua dimensi.
Bahkan beberapa kisah dengan berani mencantumkan bahwa cerita yang dibawakan bersumber dari sebuah kejadian nyata di suatu tempat yang umumnya dirahasiakan. Tak peduli apa pun alasannya, toh, kultur masyarakat kita memang menyukai hal-hal berbau di luar batas nalar tersebut sehingga film bertemakan hantu akan selalu ditunggu.
Bukan hanya film berbumbu sosok hantu khas Nusantara, kisah makhluk beda dimensi dari belahan negara lain pun cukup disukai masyarakat kita. Sebut saja tokoh drakula asal Transylvania, vampir dari daratan Cina, ataupun Freddy Krueger yang berada di Amerika. Namun, tak perlu jauh-jauh sampai lintas benua. Negara tetangga kita pun, Thailand, banyak yang mengangkat kisah mistis ke dalam layar lebar.
Selain The Medium yang sempat viral beberapa waktu lalu, industri perfilman Thailand ternyata sukses menelurkan sejumlah film bernuansa horor yang patut diperhitungkan, lho. Berikut beberapa rekomendasi film bernuansa horor dari Negeri Gajah Putih yang bikin siapa pun yang menontonnya merinding.
#1 Buppah Rahtree (2003-2009)
Kalau di Indonesia ada karakter Suketi, sesosok sundel bolong yang diperankan dengan apik oleh almarhumah Suzzanna, maka di Thailand ada hantu wanita yang bernama Buppah Rahtree. Sebenarnya film ini ada beberapa versi, yakni mulai dari versi tahun 2003 hingga 2009. Secara garis besar, film Buppah Rahtree menceritakan tentang seorang perempuan muda yang mengalami pelecehan seksual selama masa hidupnya. Ia dijadikan objek taruhan sekelompok pria apakah dirinya bisa diajak bercinta.
Walaupun awalnya Buppah menolak, tetapi ia kemudian benar-benar jatuh cinta pada salah seorang dari mereka dan akhirnya mau diajak tidur bersama. Premis film ini memang terlihat klise. Tanpa dijelaskan pun, sebagian besar penonton pasti sudah bisa menebak alurnya. Namun demikian, film lawas ini tetap layak ditonton, kok. Selain adanya unsur horor, kisah Buppah Ratree juga dibumbui komedi. Terlebih, rating IMDb-nya cukup tinggi yakni 6.6/10 untuk versi tahun 2003.
#2 Coming Soon (2008)
Film yang konon terinspirasi dari urban legend rakyat Thailand ini tampaknya wajib ditonton mereka yang hobi melakukan pembajakan film di bioskop. Bermula dari ulah tidak terpuji dua orang yang ingin mendapatkan uang dengan mudah, mereka memutuskan untuk merekam film yang diputar di layar lebar dengan cara ilegal untuk kemudian dilipatgandakan dan dikomersilkan.
Dari tindakan kriminal berlatar belakang uang tersebut, akhirnya mereka mulai mengalami gangguan mistis yang tak masuk akal. Siapkan jantung yang kuat saat menonton film Coming Soon. Pasalnya, beberapa jump scare yang dihadirkan benar-benar kurang ajar. Rating IMDb yang ditorehkan pun tidak mengecewakan, yaitu 6/10. Bagaimana tidak, penulis sekaligus sutradaranya, Sophon Sakdaphisit, sudah banyak mencetak prestasi dengan menelurkan cukup banyak film horor Thailand populer lainnya dengan kualitas mumpuni.
#3 Art of the Devil (2004-2008)
Art of the Devil sebenarnya terdiri atas tiga film. Penyuka film bergenre gore atau slasher, sepertinya akan dipuaskan dengan berbagai adegan sadis dalam film ini. Namun, bagi mereka yang lebih menyukai jenis film horor yang ringan, sebaiknya hindari menonton film Thailand satu ini. Bukan tanpa sebab, Art of he Devil menampilkan adegan bermandikan darah yang terbilang brutal dan aneh karena melibatkan peran dukun yang memang masih kental dipercayai oleh masyarakat Thailand.
Jika menontonnya sekarang, mungkin beberapa dari kita merasa aneh karena kualitas penggambilan gambarnya serta efek yang digunakan jelas sudah tidak relevan dengan teknologi terkini. Akan tetapi, kalau kalian suka dengan tema cerita santet yang dilengkapi berbagai mantera-mantera kuno, film ini cukup untuk membuat penonton menahan napas. Yang pasti, jangan pernah menonton seri Art of the Devil sambil mengunyah makanan kalau tak mau kena mental.
#4 The Ghost of Mae Nak (2005)
Banyak dari kita yang mungkin sudah pernah menonton film horor komedi Pee Mak yang diperankan aktor ganteng Mario Maurer. Tetapi, sadarkah kita bahwa tokoh sentral sebenarnya dalam cerita tersebut adalah istrinya, Mae Nak, Si Hantu Wanita. Cerita tentang Mae Nak ini memang banyak sekali versinya dan telah difilmkan beberapa kali. Tidak mengherankan, sebab asal-usul Mae Nak adalah dari cerita rakyat lokal yang konon didasarkan pada kisah nyata pada awal abad ke-19.
Salah satu film yang mengusung mitos kedaerahan tersebut selain Pee Mak (2013) adalah The Ghost of Mae Nak yang diperankan oleh almarhumah Tangmo Nida. Awalnya, kemungkinan penonton akan mengira formula film tersebut serupa dengan mayoritas film horor Indonesia yang mengandalkan jump scare plus efek suara mengagetkan. Akan tetapi, dugaan tersebut tak sepenuhnya benar. Kengerian dari film ini justru terletak pada adegan kematian yang menegangkan. Film ini cocok untuk melihat pengembanganan cerita legendaris hantu wanita yang malang tersebut.
#5 Meat Grinder (2009)
Melihat dari judulnya saja, orang tentu sudah bisa menduga bahwa film ini sejenis dengan rangkaian film gore ala Saw yang sangat murah hati menyuguhkan darah dan adegan potong-memotong. Betul, film ini memang bukan untuk semua orang. Fans garis keras thriller psikologis pasti tak akan nyaman menyaksikannya. Tone warna serta pendekatan ceritanya memang tak biasa, mungkin sengaja dibuat demikan untuk menghadirkan kesan mengusik psikis penontonnya. Jika ingin tontonan yang lain, Meat Grinder ini jawabannya. Namun, jangan pernah menontonnya saat sedang capek, ya, sebab film ini cukup melelahkan untuk disimak.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Rekomendasi Film Thailand 18+ untukmu yang Sudah Dewasa.