6 Novel Klasik Terjemahan yang Bisa Kamu Baca Gratis di iPusnas

6 Novel Klasik Terjemahan yang Bisa Kamu Baca Gratis di iPusnas terminal mojok.co

6 Novel Klasik Terjemahan yang Bisa Kamu Baca Gratis di iPusnas terminal mojok.co

Biasanya sewaktu masih kuliah secara normal, saya akan menghabiskan sebagian kecil uang saku kuliah saya untuk membeli satu atau dua buku. Namun, sejak harus menjalani kuliah online dan balik kampung, saya jadi kesulitan membeli buku. Penyebabnya ada dua: toko buku yang belum memadai, dan kalau beli online ongkirnya bisa setara dengan harga buku itu sendiri.

Sebenarnya ada alternatif lain yakni membeli e-book. Akan tetapi, jujur saja, saya merasa enggan mengeluarkan uang untuk membeli e-book. Rasanya bagi saya mengeluarkan uang untuk membeli e-book terasa sangat mahal dibandingkan dengan membeli versi fisik dari buku tersebut. Padahal harganya sebenarnya hampir sama. Bahkan ada beberapa buku yang versi fisiknya jauh lebih mahal dibandingkan dengan e-book-nya.

Tetap ingin membaca buku, tapi enggan membaca buku bajakan. Saya memanfaatkan iPusnas, aplikasi perpustakaan online yang disediakan oleh pemerintah. Akses buku di iPusnas ini bisa dibilang cukup banyak. Semuanya gratis. Mendaftarnya pun amat mudah. Namun, ya namanya perpustakaan, ada batas waktu meminjam dan kadang harus mengantre terlebih dahulu sebelum meminjam satu buku. Toh, hal ini tak masalah karena sekali lagi semuanya tak dipungut biaya.

Salah satu jenis buku yang amat saya sukai adalah novel-novel klasik terjemahan dari berbagai bahasa asing ke bahasa Indonesia. Mumpung mungkin banyak yang gabut karena sekarang sedang PPKM dan sebagian kampus juga sedang memasuki masa libur kuliah. Atau ada juga yang bernasib seperti saya yang ingin membaca buku, tapi tak sanggup menanggung ongkir. Berikut saya merekomendasikan 5 novel klasik terjemahan yang bisa kamu baca secara gratis di iPusnas. Rekomendasi ini bebas spoiler sehingga tidak akan merusak pengalaman kalian saat membaca buku tersebut.

#1 Animal Farm – George Orwell

Buku yang satu ini sudah seperti buku wajib bagi mahasiswa atau penggemar novel-novel klasik. Dikemas apik dalam bentuk fabel, Orwell mengambil inspirasi bagi novelnya dari revolusi Bolshevik Rusia di tahun 1917.

Menceritakan tentang sebuah peternakan bernama Manor Farm yang tengah mengalami pergolakan hingga akhirnya menyebabkan terjadinya revolusi di peternakan itu. Setelah revolusi ini, para binatang tersebut berusaha menstabilkan dan menjadikan peternakan tersebut jadi utopia bersama bagi seluruh binatang di dalamnya jadi fokus cerita. Namun, tidak semudah itu, berbagai intrik pasca-revolusi yang ada akan jadi konflik utama dalam buku ini.

#2 Sampar – Albert Camus

Sampar atau The Plague merupakan salah satu novel yang sangat saya rekomendasikan untuk dibaca pada kondisi pandemi seperti ini. Wabah pes yang menyerang kota Oran di Aljazair memaksa penduduk harus menjalani karantina untuk mencegah penyebaran wabah ini ke wilayah lainnya. Novel ini memotret dengan baik bagaimana suasana masyarakat Oran di antara harapan dan maut menghadapi wabah ini.

Di novel ini, kita akan mengikuti kehidupan seorang dokter bernama Bernard Rieux dan orang-orang di sekitarnya dalam menghadapi wabah yang tengah menjangkiti kota Oran. Refleksi ideologis seorang Camus yang dikenal sebagai tokoh absurdis terlihat jelas pada tokoh dr. Bernard Rieux ini. Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari buku ini terutama melihat relevansinya dengan kondisi pandemi yang juga sedang kita alami saat ini.

#3 Lelaki Tua dan Laut- Ernest Hemingway

“But man is not made for defeat. A man can be defeated but not destroyed.”

Sudah pernah membaca atau mendengar quote populer ini? Quote ini berasal dari buku Lelaki Tua dan Laut atau The Old Man and The Sea karya pemenang nobel sastra 1954, Ernest Hemingway. Novel yang juga memenangkan Pulitzer di tahun 1953 ini memusatkan kisahnya pada hidup seorang nelayan tua.

Nelayan tua ini suatu hari berhasil mengail seekor ikan Marlin berukuran besar. Namun, bukannya pasrah telah terjebak di kail. Marlin ini justru menyeret sang nelayan menjauh dari daratan. Di tengah laut sang nelayan tua pun melawan Marlin yang konon adalah tangkapan terbaik sepanjang hidupnya. Novel yang sarat makna ini bukan hanya kisah tentang nelayan tua, Santiago, melawan ikan Marlin di tengah lautan lepas. Melainkan, ini juga tentang perjuangan dan kegigihan melawan hidup.

#4 Frankenstein – Mary Shelley

Novel klasik yang pertama kali terbit pada 1818 ini juga salah satu novel yang saya rekomendasikan. Inti dari ceritanya berfokus pada Victor Frankenstein, seorang ilmuwan jenius yang kemudian berhasil menghidupkan makhluk ciptaannya melalui eksperimen sains yang teramat kompleks.

Keberhasilan ini tak berujung jadi sebuah kebahagiaan, melainkan jadi teror akibat keberadaan makhluk tersebut. Menariknya, makhluk yang sering dinamakan Frankenstein ini kemudian banyak diadopsi ke dalam berbagai kultur populer lainnya. Termasuk film-film horor.

#5 Of Mice and Men – John Steinbeck

John Steinbeck yang juga pemenang nobel sastra pada 1962 ini menyajikan persahabatan antara George dan Lennie dengan tema besar ketika Amerika dilanda great depression. Meski berfokus pada hubungan antara George dan Lennie, ini bukanlah kisah persahabatan yang indah ataupun penuh dengan canda tawa satu sama lain.

#6 To Kill a Mockingbird – Harper Lee

Mengisahkan tentang kehidupan seorang anak perempuan bernama Scout Finch bersama sang kakak Jem Finch. Harper Lee mengemas isu penting dalam novel klasik ini dengan sangat cantik.

Seperti anak-anak lainnya, Jem dan Scout menjalani kehidupan mereka dengan penuh peristiwa menarik. Kehidupan mereka cukup menyenangkan. Sampai akhirnya sang ayah yang bekerja sebagai pengacara, Atticus Finch, memutuskan membela seorang kulit hitam di sebuah persidangan. Novel klasik yang jadi bahan bacaan siswa di Amerika Serikat ini, mengangkat isu rasial yang amat kental di Amerika dengan penokohan dan plot yang luar biasa.

Nah, semua buku-buku tersebut bisa dibaca gratis di iPusnas. Ada beberapa buku yang antreannya cukup lama. Namun, beberapa buku di atas juga ada yang memiliki stok cukup banyak sehingga tidak perlu mengantre lama. Sembari menunggu buku yang masih dalam antrean, kamu tetap bisa memenuhi gizi literasi dengan buku lainnya yang bisa kamu baca terlebih dulu, kok.

BACA JUGA 5 Buku yang Bisa Dibaca untuk Menemanimu Kala PPKM Darurat atau tulisan Muhammad Harits Hikmawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version