Bukan rahasia lagi, mi instan sudah jadi makanan darurat andalan orang dari berbagai kalangan. Rasanya yang gurih, cara bikinnya yang gampang, dan harganya yang ramah di kantong sering kali jadi solusi saat lapar menyerang. Sayangnya, terkadang penggemar mi instan merasa berdosa kala menyantap makanan rakyat itu.
Rasa sesal ini kadang bikin kenikmatan makan mi instan jadi berkurang. Terlebih, saat teringat berbagai informasi kesehatan yang kerap berseliweran. Padahal, kalau tahu triknya, kesenangan melahap kuliner ini sebenarnya masih bisa berjalan tanpa harus mengorbankan kesehatan.
#1 Jangan asal beli, pilih mi instan yang lebih sehat
Nggak cuma enak, kuliner ini juga bisa jadi pilihan yang lebih bergizi. Buktinya, sekarang sudah banyak produsen yang mengeluarkan mi instan sehat. Misalnya, mi dengan kandungan serat lebih tinggi atau yang terbuat dari biji-bijian utuh.
Beberapa mi instan bahkan sudah rendah natrium. Tak jarang pula yang memanfaatkan pewarna alami dari buah dan sayuran. Alhasil, tampilannya makin cantik dan disukai anak-anak. Nah, kalau mau jaga asupan kalori, mi berbahan dasar umbi shirataki bisa jadi opsi.
#2 Perhatikan tanggal kedaluwarsa, porsi, dan jam konsumsi
Saking enaknya, kadang orang suka kalap nyetok mi instan. Padahal, selain bikin dompet kempis, makanan yang menumpuk bisa-bisa kedaluwarsa duluan sebelum sempat dimakan. Ingat, sejatinya mi instan adalah makanan mendesak saat tak ada pilihan lain.
Apalagi, mi instan biasanya punya kalori tinggi tapi rendah nutrisi. Jadi jangan jadikan sebagai menu harian seperti di iklan. Misalnya, cukup dua minggu sekali dan cukup satu porsi sekali makan.
Di samping itu, hindari juga makan mi instan di menjelang tidur malam. Kebiasaan ini umumnya sulit ditampik lantaran godaan terbesar menyantap mi instan lumrahnya terjadi di malam hari. Padahal, saat tidur, organ-organ tubuh akan bekerja lebih lambat untuk mencerna makanan. Praktis, makanan ini akan lebih lama terurai sekaligus menambah beban kerja organ tubuh yang berisiko mengganggu kesehatan.
#3 Kurangi penggunaan bumbu kemasan, lebih baik racik bumbu rumahan
Bukan rahasia umum lagi kalau sumber utama natrium yang bikin mi instan terasa gurih itu ada di paket bumbu bawaan. Buat mengatasinya, mulai sekarang kurangi ketergantungan pada bumbu instan. Modifikasi racikan bumbu alami sendiri dari bahan yang ada di dapur. Misalnya, irisan bawang putih, bawang merah, cabai, atau rempah-rempah lain.
Cara ini bukan cuma bikin asupan natrium berkurang drastis, tapi juga memberikan rasa yang lebih segar dan alami pada mi. Namun, kalau memang lagi malas atau kepepet tidak ada bahan di dapur, tetap ada triknya. Gunakan saja setengah atau sepertiga dari bumbu yang disediakan. Rasanya akan tetap gurih, tapi kadar natriumnya jelas lebih rendah.
#4 Bukan asal kenyang, perlu juga tambahkan serat dan protein
Kalau cuma makan mi, yang ada hanya kenyang tanpa gizi mencukupi. Pasalnya, kandungan seporsi mi instan didominasi oleh karbohidrat. Makanya, agar gizinya lebih seimbang, perlu dilengkapi dengan sumber nutrisi lain.
Yang paling gampang, tambahkan sayuran. Contohnya saja sawi, wortel, atau tauge yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain sayuran, jangan lupa juga menyertakan protein. Umumnya, telur jadi pilihan paling satset ketimbang alternatif protein lainnya karena gampang didapat, lebih murah, dan cepat matang.
#5 Meski enak, jangan pernah goreng ulang mi instan goreng
Bagi pencinta mi instan goreng, menggoreng ulang mi setelah direbus mungkin terasa lebih nikmat karena teksturnya jadi lebih garing dan bumbunya lebih meresap. Kebiasaan ini sebaiknya segera ditinggalkan. Sebab, menggoreng ulang mi setelah dimasak bisa menambah jumlah kalori dan lemak jenuh yang tidak sehat secara signifikan.
Mi instan memang sudah dirancang untuk direbus, bukan digoreng lagi. Meskipun namanya mi goreng, cara penyajian yang dianjurkan adalah dengan direbus, lalu ditiriskan dan dicampur bumbu. Jadi, lebih baik ikuti petunjuk di kemasan untuk menghindari penambahan lemak yang tidak perlu dan tetap memelihara kesehatan.
Itulah beberapa trik yang bisa diterapkan agar kebahagiaan makan mi instan tetap bisa berjalan aman. Makanan ini bukan musuh bebuyutan kesehatan. Hanya saja, butuh sedikit sentuhan cerdas dan bijak dari penikmatnya supaya bisa tetap bersama tanpa dihinggapi perasaan bersalah.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Mie Instan yang Bikin Saya Menyesal Telah Mencicipinya, Cukup Sekali Coba
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















