5 Tipe Pembeli Daging Sapi yang Sering Bikin Saya Emosi

5 Tipe Pembeli Daging Sapi yang Sering Bikin Saya Emosi (Pixabay)

5 Tipe Pembeli Daging Sapi yang Sering Bikin Saya Emosi (Pixabay)

Sudah dua tahun saya jualan daging sapi. Selama berjualan, saya banyak menemui pembeli-pembeli yang sering bikin emosi. Bukan sekali atau dua. Hampir tiap hari saya ketemu sama pembeli yang hobinya membakar emosi.

Mungkin, tipe-tipe pembeli ini agak mirip dengan beberapa tipe pembeli yang sudah diceritakan di Terminal Mojok. Namun, menurut saya, ada perbedaan tersendiri. Misalnya dari segi mata mereka yang nggak berhenti melihat timbangan setiap membeli daging sapi.

Nah di sini, saya akan mencoba memaparkan beberapa tipe-tipe pembeli yang selalu bikin emosi. Saya harap calon pembeli ke depan bisa memahami hati saya supaya sama-sama enak saat bertransaksi.

#1 Mata curiga

Tipe pembeli ini memang tetap beli daging sapi. Tapi, matanya itu lho yang kadang buat saya gugup saat melayani mereka. Pokoknya mulai dari pegang daging, membelahnya, mengiris, sampai menimbang. Mata mereka seperti curiga sekali dengan apa yang sudah saya perbuat selama melayani.

Yang bikin emosi, itu kadang mata mereka benar-benar melotot ke arah timbangan. Iya, mata mereka benar-benar didekatkan ke arah timbangan sampai dekat sekali. Namun, setelah menatap itu, wajah mereka masih saja seperti nggak puas. Padahal kan sudah melotot sedemikian rupa ke timbangan tadi.

Nah, saat ketemu tipe pembeli yang begini, saya benar-benar bisa dibuat emosi karenanya, dan sesekali saya beri nasihat yang sebenarnya nggak bijak buat dia. “Buk! Kalau Ibu nggak percaya dengan saya, atau daging sapi saya, atau timbangan saya, maka silakan Ibu beli di tempat lain saja, jangan di sini. Masa harus dipelototin sebegitunya sih, Buk?”

#2 Milihnya kelewat lama

Sama seperti tipe pembeli yang pertama tadi, tipe ini memang tetap beli daging sapi. Tapi saat memilih daging sapi, mana yang akan dia beli itulah yang bikin saya kadang memunculkan wajah nggak suka.

Gini lho. Ada saja pembeli daging sapi yang sok tahu mana yang bagus dan kurang bagus. Padahal ya, merasa itu bukan fakta yang bisa menentukan mana yang bagus dan mana yang nggak.

Nah, untuk memudahkan supaya pembeli tipe ini nggak terlalu lama milihnya, saya sering menawarkan bahwa daging bagian ini lho yang bagus, yang ini jangan, karena yang ini sedikit kurang bagus. Namun ya tetap saja, dia masih kekeh dengan perasaannya pada daging sapi yang sedang dia pilih itu. Padahal dia sudah memilih dari beberapa menit yang lalu lho. Hadeh.

#3 Sangat nggak sabaran

Saya punya satu langganan yang seperti ini. Dia biasanya datang ke lapak daging saya, langsung ngeluarin duit untuk bayar daging sapi seharga sekilo, dan sambil bilang, “Melayaninya cepetan dikit dong, Dek! Saya mau cepat ini! Saya sudah telat soalnya ke pasar!”

Sebenarnya, saya nggak ada masalah kudu kerja cepat. Apalagi dia pelanggan tetap. Tapi, sifat nggak sabaran dia ini yang kadang bikin saya emosi. Iya dong, masa hampir setiap hari dia telatnya? Dan yang disalahin kok saya yang katanya telat melayani itu? Sedih rasanya diginiin mbak.

#4 Komplain hampir tiap hari

Sebetulnya, nggak ada masalah dengan sebuah komplain. Sah-sah saja jika ada pembeli yang mau komplain sama daging sapi saya. Cuma, kalau komplainnya hampir tiap hari, ya saya malah bingung, kan. Jadi insecure. Apa ya daging yang saya jual itu memang aneh. Tapi kok pelanggan lain biasa saja.

Iya, saya punya langganan kayak gini. Hampir tiap hari komplain sama daging sapi saya. Entah itu karena dagingnya banyak tetelannya, dagingnya hancur, keras, dan sebagainya. Lama-lama, saya emosi juga. Gimana ya, di tengah susahnya cari pelanggan, saya pun harus tetap sabar melayani mereka.

#5 Duitnya selalu kurang

Tipe pembeli ini mulutnya memang manis. Sebelum beli daging sapi, biasanya dia melemparkan senyuman yang paling manis. Habis itu tanya-tanya soal kehidupan pribadi saya. Ketika dagingnya sudah di genggaman, barulah dia akan beraksi: 

“Maaf, Dek, uang saya kurang 20 ribu karena tadi habis belanja sayuran. Bisa nggak saya ngutang dulu? Nanti besok saya lunasin deh.”

Kalau sudah bilang begini, jangan harap kalau besoknya dia akan bayar sisanya. Biasanya sih, dan yang sering terjadi ya, rata-rata tipe pembeli ini agak lama bayar sisanya, bisa berhari-hari, berbulan-bulan, tahunan, sampai lupa.

Begitulah kenyataan di lapak. Ketemu pelanggan dengan berbagai ragam sifat. Walau emosi, ya tetap saja mereka akan saya layani dengan baik setiap beli daging sapi.

Penulis: Muhammad Ridho

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Sapi Ngamuk Adalah Tragedi yang Paling Diharapkan ketika Penyembelihan Hewan Kurban

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version