5 Tempat yang Bikin Alumni UNY seperti Saya Kangen Kuliah Lagi

5 Tempat yang Bikin Alumni UNY seperti Saya Kangen Kuliah Lagi Mojok.co

5 Tempat yang Bikin Alumni UNY seperti Saya Kangen Kuliah Lagi (www.uny.ac.id)

Saya sudah lulus S1 dari UNY ketika menulis artikel ini. Dengan kata lain, sudah jadi alumni UNY. Walau status ini baru dikantongi sekitar 2 bulan yang lalu, rasanya saya sudah sangat lama meninggalkan kampus. Itu mengapa, saya merasa seperti “wisata masa lalu” ketika belum lama ini kembali ke UNY. 

Saya sendirian waktu itu. Tidak ada niat khusus, hanya ingin jalan-jalan saja. Saya bosan seharian di kos. Beberapa bulan tidak menjamah kampus, UNY sudah terasa berbeda. Melewati gerbang depan FBSB UNY, membuat semua memori semasa kuliah dengan cepat melintas di benak ini. Seketika saya jadi melankolis.

Bayangkan seperti ini. Saya mendatangi kampus di sore hari yang sepi. Lagu “Selamanya” dari band Lomba Sihir mengalun di telinga. Rasanya ingin kembali ke kampus lagi. Walau penuh hiruk-pikuk, masa-masa itu begitu bikin kangen. 

Kunjungan ke kampus pada sore itu menyadarkan saya, ada 5 titik di kampus yang begitu memorable bagi alumni UNY. Mungkin ini jadi salah satu alasan kenapa saya akhirnya kembali jadi mahasiswa di UNY. Iya, saya memutuskan lanjut pascasarjaana di sini. 

#1 Pintu gerbang depan 

Perjalanan awal sebagai mahasiswa selalu dimulai ketika memasuki pintu gerbang. Saya jadi saksi melihat mahasiswa baru yang memulai langkahnya memasuki gerbang. Iya, cuma jadi saksi.

Mau tahu kenapa? Soalnya, saya memulai perjalanan jadi mahasiswa baru dengan menatap video saja. Tapi, saya tahu kok mengharukannya pertama kali menginjakkan kaki di gerbang FBS UNY. Waktu itu memang masih FBS ya, sekarang sudah ganti jadi FBSB (Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya).

Gerbang depan FBSB UNY memang bukan tempat nongkrong. Tapi, titik ini begitu berkesan karena jadi tempat pertemuan sekaligus perpisahan. Di gerbang ini saya bertemu kawan mau masuk kelas dengan beban yang sama. Di gerbang ini pula saya berpisah setelah kuliah dan kembali ke dunia masing-masing.

#2 Kantin Ungu kebanggan FBSB UNY

Sebagai mahasiswa FBSB kami punya kantin kebanggaan, Kantin Ungu. Kantin yang selalu jadi andalan ketika butuh asupan untuk menghadapi pertempuran di kelas. Tempatnya memang tidak terlalu besar, tapi jangan salah, dari tempat inilah mimpi dan sambatan para mahasiswa beradu.

Sebelum kunjungan ke kampus yang terakhir, saya sempat ke Kantin Ungu. Saat itu saya merayakan sidang seorang kawan. Perayaan yang kami tandai sebagai “Kondangan Akademik”. 

Di saat itulah saya bekesempatan jajan di kantin setelah sekian lama. Wah, baru lewat saja aroma soto Bu Bambang sudah memanggil-manggil. Soto dengan kuah bening sedikit kuning, lengkap dengan kondimen lainnya dan jeruk nipis yang menambah cita rasa. Wah, kebayangkan rasanya?

Memang seenak itu ya sotonya? Kalau ditanya begitu, ya pasti ada yang jauh lebih enak di luar sana. Ini bukan perkara sotonya. Tapi, obrolan di sela-sela makan soto yang bikin makin “enak”. Kini momen itu terasa mahal karena tidak mungkin terulang lagi. 

#3 Pendopo Tejokusumo penuh kenangan bagi alumni UNY

Pendopo Tejokusumo begitu ikonik. Hampir setiap mahasiswa FBSB UNY pasti punya kenangan di tempat ini. Entah sekadar duduk-duduk atau kumpul dengan teman-teman. Termasuk saya.

Saya jadi teringat momen bersama kawan di pendopo ini. Kalau ditanya saat jeda kelas, “Eh, mau kemana jeda kelas nanti?” Jawaban yang lebih sering keluar pasti “Ke pendopo, wae”. Memang nyaman sih untuk bersantai. Bonusnya bisa lihat anak tari latihan juga. Lumayan, hiburan gratis.

Itu adalah momen menyenangkan bagi kami. Tapi, saya juga tidak bisa lupa dengan kenangan mengenaskan di sini. Setiap ujian akhir semester, pasti tempat ini jadi langganan. Bukan langganan untuk belajar, tapi jadi tempat COD tugas akhir. Hahaha, lucu juga ya…

Tempat senyaman itu harus dijadikan momok di momen UAS. Pesona kesyahduan pendopo Tejokusumo, seketika luntur.

#4 Taman rektorat yang menyejukkan di pagi hari

Tempat berikutnya yang menyimpan banyak kenangan adalah taman rektorat. Siapa sih mahasiswa UNY yang tidak pernah ngerjain tugas di sini? Apalagi ketika musim ujian dan skripsi. Waduh, kalau mau ngerjain tugas di sini harus datang pagi-pagi. Sudah jadi pemandangan umum.

Setelah diingat-ingat kembali, sebetulnya bingung juga. Kenapa orang-orang, termasuk saya, betah ngerjain tugas di tempat terbuka seperti ini ya. Saya hanya ingat satu hal, taman rektorat itu sangat nyaman, terlebih di pagi hari. 

Pepohonan yang ada taman rektorat bikin sejuk. Hawa seperti ini nih yang dibutuhkan mahasiswa jompo seperti saya. Tapi, kalau sudah siangan dikit, lebih baik pindah saja daripada dijemur di bawah matahari dan jadi kanebo kering. 

Selain mendapatkan suasana yang nyaman. Saya jadi bisa mengamati bagaimana dunia bekerja di waktu itu. Ada yang sibuk latihan paduan suara. Geser sedikit ada yang lagi sibuk kumpul organisasi. Lihat ke seberang, ada bapak-bapak sibuk merawat taman. Toleh ke depan, balik lagi ke layar laptop saya sendiri, hadeh… Momen seperti ini sih yang bikin saya kangen ngerjain tugas atau sekedar duduk melamun di taman rektorat.

#5 Digital Library, tempat perjuangan untuk jadi alumni UNY

Tempat yang terakhir ini saya yakin jadi kenangan tidak terlupakan untuk mahasiswa semester akhir. Digital Library (Digilib), semacam jadi “basecamp” bagi mahasiswa yang ingin segera mengakhiri perannya sebagai donatur kampus.

Setidaknya itulah yang saya dan banyak teman lain rasakan. Di penghujung masa studi, saya jadi bersahabat erat dengan Digilib. Itu juga karena diajak oleh kawan saya. Saya kaget, ternyata banyak kawan yang sudah lama menjamur di sana. Bisa dibilang, tongkrongan dari Kantin Ungu sekarang pindah ke Digilib.

Apabila tidak ingin masuk Digilib, mahasiswa biasanya mengerjakan tugas atau skripsi di lobi saja. Di sana juga sudah nyaman. Tempat ini sebenarnya jadi alternatif bagi mahasiswa akhir yang rasanya sudah seperti anak tiri di kampus. Ya, bagaimana lagi. Jadi mahasiswa akhir itu memang luntang-lantung. Tidak punya ruang kelas atau tongkrongan sehingga harus bersiasat mencari tempat yang nyaman. 

Semua tempat di atas punya ruang tersendiri bagi saya. Rasanya pengin balik jadi mahasiswa. Dan akhirnya, betulan terjadi. Saya lanjut studi di UNY, lagi. Kalau dibilang betah, ya betah dong. Saya masih ingin melihat gebrakan UNY dalam membuat perubahan.

Mungkin buat alumni UNY, 5 tempat ini juga memorable banget. Kalau ada yang tidak tersebut, maaf deh. Nanti bikin versimu sendiri saja kalau begitu.

Penulis: Karisma Nur Fitria
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Enaknya Jadi Alumni UNY: Nggak Ada yang Bisa Dibanggakan, Nggak Ada Beban.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version