Selain panorama kota komuter, kelezatan makanan khas Bekasi bisa menjadi alasan yang kuat untuk membawa kamu kembali ke Kota Patriot ini. Kalau kamu jalan-jalan ke Bekasi, jangan pulang dulu sebelum mampir ke 5 tempat makan legendaris berikut ini. Sayang banget kalau dilewatin, enaknya bikin kangen!
#1 RM Bapak Abir/Jenong
Tempat makan legendaris ini dirintis sejak tahun 1978 dan dibangun 100 meter di samping kantor Kecamatan Mustikajaya, Bekasi. Lokasi yang strategis membuat RM Bapak Abir/Jenong kerap didatangi pejabat pemerintahan seperti dinas, lurah, camat, wali kota, bahkan pedangdut papan atas, Rita Sugiarto. Pasalnya, warung ini menyajikan masakan khas Bekasi seperti gabus pucung, pecak lele, pecak bandeng, pecak mujair, sop sapi, sayur asam, atau ikan teri.
Selain gabus pucung, menu andalannya adalah pepes dan tumis daun mengkudu. Menariknya supaya kelezatan rasa masakannya terjaga, berbagai menu tersebut dimasak menggunakan kayu bakar. Resep turun temurunnya juga bilang supaya lebih sedep, sambal terasinya harus diulek bukan diblender. Kalau kamu mau mampir, datang saja antara pukul 11.00 WIB hingga 02.00 WIB. Harga makanannya dimulai dari 10 ribuan.
#2 Waroeng Sayur Gabus Udin Combo
Warung makan Syamsudin (Udin) Combo juga terkenal dengan menu gabus pucungnya sejak tahun 1980-an. Sayur berumbu keluak dan berkuah hitam ini sangat istimewa bagi warga Bekasi. Bahkan anak yang menyajikan gabus pucung, diibaratkan anak yang berbakti kepada orang tuanya.
Eh, jangan kira masak gabus pucung gampang, lho. Proses memasaknya yang lama dan sulitnya mendapatkan ikan berwarna hitam pekat ini menjadi tantangan yang nggak mudah. Saking repotnya, sebagian orang memilih membelinya di tempat makan Pak Udin yang legendaris ini. Menu gabus pucung di sini biasanya disandingkan dengan masakan khas Bekasi lainnya, yaitu oblok tongki, atau semur jengkol. Ramuan bumbu yang kental menghasilkan cita rasa yang tak tertandingi.
#3 Warung Siang Malam Haji Nana
Sejak tahun 1967 tempat makan satu ini berdiri di Pasar Proyek. Awalnya sang pemilik, Almarhum Haji Nana, menjual sop dan sate kambing di kawasan Terminal Bekasi. Berkat kegigihan beliau, gerobak di emperan tersebut bisa mangkal di kiosnya sendiri.
Wah, apa ya rahasia warung makan ini bertahan hingga lintas generasi? Sudah pasti karena resep sop dan sate kambingnya. Kuah yang segar dengan kekentalan rempah-rempah yang seimbang selalu membuat warung ini menjadi favorit banyak pembeli. Dengar-dengar dalam sehari, warung ini mengolah 80 kg daging kambing. Bahkan bila weekend tiba, daging kambing ditambah hingga 1 kuintal.
#4 Bakso Luwes
Kedai Bakso Luwes Pasar Proyek ini berada di Jl. Mayor Oking No. 9B, Margahayu, Bekasi Timur. Kelezatan hidangan bakso ini sangat terkenal di lidah orang Bekasi. Kuah yang gurih, bercampur bakso dengan tekstur daging yang pas. Asli sebagai pecinta bakso saya ketagihan.
Konon katanya, pasangan suami istri bernama Sarmin dan Sukatmi membuka kedai bakso ini pada tahun 1998 di Pasar Proyek. Namun pada tahun 2010, tempat makan ini pindah ke Jalan Mayor Oking setelah terjadi pembongkaran Pasar Proyek. Supaya pelanggan nggak bosan, kedai ini juga menyediakan menu mi ayam. Soal harga kamu nggak perlu khawatir, menu termahal di sini hanya 25 ribu.
#5 Pancong Balap 1
Mau kuliner legendaris yang rasanya manis dan gurih? Kue pancong bisa jadi pilihanmu. Warung Pancong Balap 1 ini lokasinya nggak jauh dari Stasiun Bekasi.
Warung berkonsep warung kecil ini sangat fenomenal dengan menu pancong bertoping meses. Rasanya manis dan lumer di lidah, cocok jadi teman ngopi. Kalau nggak suka kopi, kamu bisa pesan teh manis, Ovaltine, atau minuman instan ala warkop lainnya.
Uniknya, kompor dan cetakan pancong diletakkan di depan pelanggan. Jadi kamu bisa nonton abangnya bikin pancong secara langsung. Menarik kan, kuy cicipi pancong yang rasanya nggak terkalahkan!
Itulah lima tempat makan legendaris di Bekasi yang sayang untuk dilewatkan. Dari kelima tempat makan di atas, mana nih yang bikin kamu penasaran?
Penulis: Masriah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 8 Tempat Makan Legendaris di Jakarta Timur.