Sebagai sebuah prosesi yang sakral, menikah tak cukup hanya bermodalkan materi, apalagi kalau cuma punya cinta. Please, jangan cuma membayangkan pernikahan sebagai momen senang-senang karena bisa ketemu ayang beb setiap hari. Cinta yang kamu gadang-gadang itu bisa saja sirna ditelan waktu. Pasti pernah baca, kan, ada pasutri yang cerai padahal umur pernikahannya baru seumur jagung?
Itu sebabnya sebelum memutuskan untuk mengikat janji suci di depan penghulu, ada baiknya kamu kuasai 5 soft skill ini terlebih dahulu. Apa saja, sih?
#1 Bangun pagi
Apakah bangun pagi ini ada kaitannya agar nggak dicap pemalas oleh mertua? Ya, itu salah satunya. Bayangkan kamu masih tinggal satu atap dengan mertua, kakak ipar, dan adik ipar. Kemudian kamu, dengan tanpa merasa bersalah, baru bangun dan keluar kamar setelah semua pekerjaan rumah selesai. Masih punya nyali buat nunjukkin wajah?
Jangankan masih tinggal dengan mertua. Sudah punya rumah pribadi dengan pembantu segambreg kayak Raffi Ahmad sekalipun, bangun pagi tetap menjadi hal yang harus kamu kuasai sebelum menikah. Dengan bangun pagi, kamu jadi punya banyak waktu untuk family time. Sekadar ngopi cantik bareng pasangan, nonton TV, ataupun jogging bareng. Penting itu. Kan siangnya kamu bakal sibuk memperkaya si bos. Sore sampai malam, tenaga tinggal seuprit. Kalau bukan pagi hari, masa nunggu libur dulu biar bisa family time?
#2 Mengalah
Menikah itu ibarat kita sedang bermain layangan. Agar tetap stabil, kita harus tahu kapan harus menarik benang layangan, kapan harus mengulur. Kalau nggak pintar tarik ulur, nanti jadi layangan putus. Nggak mungkin banget, kan, kita selalu menuntut pasangan agar selalu mengerti dan menurut apa yang kita mau? Sesekali kita juga harus mengalah.
Jadi, kalau saat ini egomu masih setinggi Semeru, dikit-dikit pengin serba aku, berubahlah.
#3 Tahu waktu
Soft skill berikutnya yang harus kamu kuasai demi kehidupan pernikahan yang lebih langgeng adalah tahu waktu. Sebelum menikah, belajarlah untuk nggak terlalu hanyut dalam hal-hal yang kamu sukai. Entah itu main game, otak-atik mesin, nongkrong sampai kafe tutup, dll. Kelihatannya sih sepele, tapi lupa waktu gara-gara hobi ini bisa berdampak buruk. Di Tangerang, pernah ada berita suami aniaya istri hingga tewas. Penyebabnya, si suami nggak terima karena istri menegur dia yang sedang asyik main game online. Hiii, ngeri apa ngeri?
#4 Atur keuangan
Nah, mengatur keuangan juga nggak kalah penting untuk dikuasai sebelum menikah. Saat masih single, kebutuhan kita tentu berbeda dengan kebutuhan kita setelah menikah. Kalian, para laki-laki, harus menafkahi istri. Sedangkan yang perempuan, harus pintar-pintar mengelola keuangan karena bakal ada banyak keperluan mendadak setelah menikah seperti benerin genteng bocor, sumbangan sosial, bantu nikahan adik, dll.
Kalau saat single saja kamu masih keteteran menyeimbangkan antara pemasukan dengan pengeluaran, bagaimana nanti setelah menikah? Jadi, belajar kelola keuangan dulu, ya, Mylov. Apalagi sebagian besar masalah rumah tangga itu biasanya dipicu oleh faktor ekonomi.
#5 Mengelola konflik
Sebelum hubungan kamu dan ayang beb naik level ke jenjang pernikahan, kuasai dulu bagaimana cara mengelola konflik dengan baik. Pernikahan itu bukan seperti pacaran yang bisa putus nyambung seenak wedel. Nggak bisa juga dikit-dikit ngambek, menghilang, dan mematikan ponsel ketika ada masalah. So, mulai sekarang, kalau memang niat mau menikah, jadilah lebih dewasa dengan belajar untuk mengelola konflik. Komunikasikan dengan baik, bukannya malah menghindar karena itu justru akan membuat semua jadi makin pelik.
Bagaimana? Merasa sudah menguasai 5 soft skill di atas? Selamat. Kamu siap untuk menikah. Tapi, calonnya sudah ada, kan?
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi