5 Serial Netflix yang Bikin Berhenti Nonton bahkan Saat Episode Awal

5 Serial Netflix yang Bikin Berhenti Nonton bahkan Saat Episode Awal Terminal Mojok.co

5 Serial Netflix yang Bikin Berhenti Nonton bahkan Saat Episode Awal (Shutterstock.com)

Episode pertama itu sangat penting untuk sebuah serial. Kalau episode pertama saja sudah jelek, ya nggak ada harapan buat episode-episode setelahnya, dan itu terbukti. Berhubung saya bekerja sebagai pengulas film dan serial televisi, tentu saya menonton beragam jenis film dan serial televisi di banyak streaming service termasuk Netflix.

Saya sering sekali menemukan serial Netflix yang episode pilot-nya buruk, pasti ke belakangnya juga buruk. First impression dalam menonton itu penting. Kesan pertama yang baik akan memunculkan sugesti yang positif. Sebaliknya, kalau dari awal kesannya negatif, ya jadi malas lanjut.

Baru episode awal, tapi udah bikin ngantuk (Shutterstock.com)

Saya tahu, kamu harus meluangkan waktu yang cukup banyak atau bahkan mengorbankan waktu untuk menonton serial Netflix. Tentu, kamu nggak mau waktumu terbuang sia-sia karena menonton sebuah serial yang membosankan, kan? Kamu juga pasti ogah badmood seharian setelah menyaksikan serial komedi yang nggak lucu babar blas, kan? Kalau begitu, biarkan saya memberi informasi penting ini: 5 serial Netflix yang bikin berhenti nonton bahkan saat episode awal. Khusus buat kamu.

#1 Sex/Life

Sex/Life adalah serial Netflix yang selalu saya pertimbangkan sebagai yang terburuk sepanjang masa di genrenya. Serial ini gagal memikat penonton pada pandangan pertama, tapi berhasil bikin orang-orang membencinya di episode-episode berikutnya. Kalau saja bukan karena kerjaan, saya mungkin nggak akan lanjut menontonnya sampai akhir. Serial yang sok-sokan membicarakan seks dan kehidupan pernikahan justru berujung jadi b*kep terselubung. Bayangkan, satu episode bisa ada dua sampai tiga adegan seks (dan frontal) tanpa bisa dimengerti apa tujuannya. Jangan sampai kamu tergocek oleh popularitas serial ini.

#2 Love Alarm 2

Love Alarm punya keunikan? Punya. Premisnya menarik, kok. Lantas, kenapa Love Alarm berpotensi bikin kamu  bosan dan muak?

Pertama-tama, saya ingin memohon maaf kepada segenap fans Love Alarm karena saya akan membicarakan yang jelek-jelek tentang serial ini. Sejujurnya, sejak season pertama, saya sudah merasa muak dengan serial adaptasi Webtoon ini. Rasanya, saya ingin menarik Kim So Hyun dan Go Min Si dari layar karena mereka terlalu baik untuk serial ini. Season pertama yang nggak bagus itu menurut saya nggak layak dilanjutkan. Tapi, serial ini tampaknya terlalu populer untuk tidak dilanjutkan. Cuan, Bos! 

Download aplikasi Netflix di handphone (Shutterstock.com)

Season kedua? Bencana! Setelah di season pertama yang meromantisasi “ciuman paksa” Hwang Sun Oh (Song Kang), di season kedua, masalahnya ada di naskah yang buruk. Ia membosankan sejak awal. Tampaknya kreator serial ini nggak terlalu niat karena kita bisa melihat dampak dari lazy writing para penulisnya. Kalau kamu membuka situs IMDb, season kedua ini mendapatkan rating yang rendah. Artinya, nggak cuma saya yang kecewa. Mau nonton ini? Coba pikir-pikir lagi. 

#3 Cowboy Bebop

Versi live action anime selalu dinanti-nanti, apalagi ini Cowboy Bebop. Namun, Netflix gagal menampilkan versi live action yang keren dari anime populer itu. Cowboy Bebop sudah keseleo sejak awal. Imajinasi saya yang sangat menggemari versi animenya langsung dirusak oleh penampakan set yang terkesan murah hingga ketidakmampuan untuk memberi kesan nostalgia yang total. Serial live action ini menyimpang secara drastis dalam gaya, pacing, dan tone dari versi anime sehingga sulit untuk merasakan kekuatan karya Shinichirō Watanabe yang mengilhami adaptasi ini. Mungkin Netflix berniat untuk membuat versi ini berbeda dari aslinya. Well, itu nggak masalah sama sekali sebetulnya. Masalahnya, ini jelek.

#4 Fate: The Winx Saga

Kalau saya boleh melarang seseorang untuk nonton serial tertentu di Netflix, jelas Fate: The Winx Saga akan masuk ke dalam list serial yang dilarang. Fate: The Winx Saga ini ditulis dengan sangat buruk, terutama karakter-karakternya. Fate: The Winx Saga diisi oleh banyak karakter yang ambigu secara moral dan mereka yang mengutamakan kepentingan mereka sendiri di atas orang lain. Menulis karakter yang berkelakuan buruk itu bagus biar penonton gregetan dan bisa menambah rintangan bagi protagonis. Tapi, mbok ya jangan dibikin berkelakuan buruk semua, annoying tau! 

Nonton serial Netflix (Shutterstock.com)

Masalah serial ini bukan itu saja. Sebagai serial yang mengangkat kekuatan magis sebagai elemen utama, Fate: The Winx Saga tidak mampu mengeksplorasinya dengan baik. Selain itu, sejak awal serial ini berusaha keras untuk menjadi relatable, tapi gagal. Menonton ini tak jauh beda memuakkannya dengan drama roman picisan. 

Serial ini ujungnya cuma jadi serial teen fantasy biasa, nggak lebih. Saran saya, skip aja. 

#5 Fuller House

Sitkom itu soal cocok-cocokan. Kalau cocok sama selera humormu, ya lucu-lucu aja. Namun, tampaknya Fuller House nggak bisa memberikan kesan lucu bagi sebagian orang, termasuk saya. Fuller House merupakan sebuah spin-off sekaligus sekuel untuk sitkom legendaris 80-an, Full House. Sebagai sebuah sekuel dari sitkom favorit banyak orang, Fuller House ini mengecewakan. Selain rasa nostalgia, nggak ada yang istimewa. Plotnya nggak jelas dan komedinya nggak lucu bahkan sejak episode awal. Seperti headline Vox, saya sepakat kalau Fuller House ini bukan cuma sitkom yang buruk, tapi juga mimpi buruk. Saya kehilangan minat di tiga episode awal. 

Nah, itu dia 5 serial Netflix yang bikin berhenti nonton bahkan saat episode awal. Kamu boleh setuju atau tidak dengan saya, tapi intinya jangan korbankan waktumu untuk menonton serial yang jelek atau membosankan meski kamu pengangguran. Dua episode pertama adalah kunci untuk memutuskan lanjut atau tidak. Demi kesehatan jiwamu, jangan terlalu memaksakan diri, ya~

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Audian Laili

BACA JUGA 10 Serial Netflix Paling Overrated

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version