Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Luar Negeri

5 Realitas Kehidupan di Korea yang Bisa Kita Lihat dari Drakor

Primasari N Dewi oleh Primasari N Dewi
24 Januari 2022
A A
5 Realitas Kehidupan di Korea yang Bisa Kita Lihat dari Drakor

5 Realitas Kehidupan di Korea yang Bisa Kita Lihat dari Drakor (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebenarnya drama Korea nggak melulu menjual mimpi dan fantasi. Banyak kisah dan adegan dalam drakor yang menggambarkan kenyataan bagaimana orang Korea hidup. Berbagai permasalahan dan keluh kesah mereka menjalani kehidupan di Korea, mereka ungkapkan secara tersirat maupun tersurat melalui drakor. Berikut 5 realitas kehidupan di Korea yang bisa kita lihat dari drakor.

#1 Pekerja keras dan kompetitif

Nggak usah bingung cari drakor yang menunjukkan kalau orang Korea itu pekerja keras dan kompetitif. Dalam drakor sekolahan seperti School 2017, Melancholia (2021), Great Shaman Ga Do Shim (2021) misalnya, ranking siswa di sekolah menjadi hal yang sangat penting. Para siswa dalam drama-drama itu bahkan berlomba-lomba mengikuti les bergengsi demi nilai sekolah dan masa depan mereka kelak. Anak SMA bahkan hanya tidur sekitar 5-6 jam sehari dan belajar sampai 16 jam, baik di sekolah maupun di luar sekolah, agar bisa masuk di universitas favoritnya. Wow.

Untuk pekerja dan usaha, kita bisa melihat dalam drakor What’s Wrong With Secretary Kim (2018), Misaeng: Incomplete Life (2014), Start-Up (2020), Fight My Way (2017), Record of Youth (2020), dll. Dari semua drakor tersebut, kita dapat melihat bahwa kesuksesan dan keberhasilan itu membutuhkan konsistensi dan usaha keras, termasuk bagaimana bersaing dan berkompetisi.

Di Korea sendiri, gaji fresh graduate itu sekitar 25 juta rupiah dan itu sangat minim untuk hidup di Seoul. Sementara untuk kenaikan gaji dan pangkat di sana cukup sulit dan harus berkompetisi dengan rekan kerja lainnya.

#2 Ketimpangan sosial

Berdasarkan data penduduk Korea, hampir 20% dari jumlah total keseluruhannya tinggal di Seoul. Anak muda Korea juga lebih banyak hidup dan bekerja di Seoul, sehingga kehidupan antara Seoul dan kota lain sangat timpang. Seoul menjadi tujuan untuk mendapatkan pekerjaan, kesempatan, dan tentunya kehidupan yang lebih baik. Banyak kan drakor yang membahas soal ini, termasuk Hometown Cha-cha-cha (2021) yang bisa membuat kita melihat bahwa Seoul penuh dengan fasilitas dan “kemewahan”, sedangkan sub-urban Korea seperti Gongjin sangatlah minim dan “ndeso”.

Drakor lain yang menunjukkan ketimpangan sosial antara si Kaya dan si Miskin, si Punya Koneksi dan si Tanpa Koneksi, antara lain Sky Castle (2018), Penthouse (2021), School 2013, dan Melancholia (2021). Tentunya film Parasite (2019) yang memenangkan film terbaik Oscar 2020 juga sangat menggambarkan ketimpangan masyarakat Korea sesungguhnya.

Sewaktu saya jalan-jalan ke Korea, saya juga sempat nyasar di perumahan biasa Korea, kok. Tempatnya memang biasa saja dan cenderung nggak bagus, bahkan guest house tempat saya tinggal adalah apartemen yang cukup tua. Gelap dan warna catnya yang sudah memudar memberi kesan kalau tempatnya nggak terawat.

#3 Orang Korea cenderung individualis

Saya sebenarnya nggak terlalu kaget dengan “sikap dingin” orang Korea. Dalam hal menjaga jarak dengan orang asing, orang Korea dan Jepang hampir sama. Masalah tempat duduk di kereta saja misalnya, jarang ada di antara mereka yang mau duduk di samping orang asing, kecuali mereka sudah duduk duluan dan kita duduk belakangan.

Baca Juga:

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

Di dalam kereta saja, mereka banyak yang memilih untuk diam dan memandangi layar ponsel. Selain untuk menjaga ketertiban bersama selama di kereta, mereka juga memilih untuk masa bodo dengan urusan orang lain. Berbasa-basi dengan orang di sampingnya bukan lagi menjadi hal yang “baik” untuk dilakukan. Kalau laki-laki mengajak ngobrol perempuan misalnya, bisa dikira mengajak kenalan dan genit. Kalau ke sesama laki-laki juga aneh.

Saat nyasar misalnya, orang Korea akan lebih memilih untuk bertanya pada ponselnya. Mereka akan lebih berhati-hati sama orang dan mudah merasa curiga terhadap orang lain. Banyak drakor yang menggambarkan sikap individualisme orang Korea.

#4 Masyarat Korea homogen

Menjadi berbeda dalam lingkungan homogen seperti Korea dan Jepang itu berarti harus melawan banyak stigma masyarakat. Dalam drakor My Baby (2020) misalnya, si pemeran wanita utama, Jang Ha Ri, ingin memiliki anak tanpa menikah. Ia ingin mendapatkan donor agar bisa hamil. Tentunya hal ini masih sangat langka di Korea dan memiliki pemikiran seperti itu dianggap masih aneh.

Masyarakat Korea dan Jepang memang dikenal sebagai masyarakat homogen. Meski awalnya memiliki pemikiran yang berbeda dari umumnya, ketika masuk ke dalam suatu lingkungan, biasanya pemikirannya akan mengikuti arus tersebut. Jadi, mau nggak mau akhirnya sama juga pemikirannya.

#5 Pemuja penampilan

Di Korea, penampilan luar seseorang sangat menentukan bagaimana ia diperlakukan. Katanya, lho. Makanya mereka sampai rela melakukan operasi demi memiliki wajah rupawan. Kalau kita lihat drakor True Beauty (2020) misalnya, terlihat bagaimana Lim Ju Kyung diperlakukan berbeda saat berwajah biasa dengan jerawatnya dan saat berwajah cantik karena makeup-nya. Ibu Ju Kyung sampai rela akan membayari anaknya operasi plastik karena anaknya sering dibully temannya. Drakor lain yang sangat menunjukkan bahwa penampilan cantik adalah segalanya, antara lain My ID is Gangnam Beauty (2018), She was Pretty (2015), dan Oh My Venus (2015).

Selain penampilan wajah, penampilan karena barang branded seperti Louis Vitton, Hermes, dll. juga menjadi hal yang sangat mempengaruhi standar kehidupan orang Korea, lho. Malah katanya untuk bisa masuk ke toko branded itu saja mereka harus antre dan menunggu berjam-jam. Mungkin karena pandemi dan jumlah pengunjung dibatasi, ya, tapi tetap saja antuasisme orang Korea akan barang branded menjadi hal yang sangat tak biasa.

Saya sempat nyasar ke pasar yang menjual barang-barang bukan branded dan pasarnya tetap diserbu, kok, sama orang-orang tua, sih. Anak mudanya mungkin malu dibelikan baju nggak branded oleh orang tuanya.

Sebenarnya ada banyak lagi realitas kehidupan Korea lainnya yang bisa kita lihat dari drakor. Jadi, kalau banyak yang bilang nonton drakor hanya soal fantasi, cinta-cintaan, dan visual oppa yang membius, ada banyak kok hikmah baik yang bisa kita ambil, termasuk sifat pekerja keras dan kompetitifnya orang Korea. Betul apa betul?

Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: drama koreakehidupan di korea
Primasari N Dewi

Primasari N Dewi

Guru bahasa Jepang tapi suka drakor.

ArtikelTerkait

4 Persamaan Pasangan Baek-Hong dalam Drama Korea Queen of Tears dan When The Phone Rings yang Jarang Disadari Penonton

4 Persamaan Pasangan Baek-Hong dalam Drama Korea Queen of Tears dan When The Phone Rings yang Jarang Disadari Penonton

19 Desember 2024
5 Anak Chaebol di Jagat Drama Korea yang Nggak Sombong Terminal Mojok

5 Anak Chaebol di Jagat Drama Korea yang Baik Hati

24 Oktober 2022
drakoran

Semua Akan Drakoran pada Waktunya

9 April 2020
Stereotip Selir Dinasti Joseon_ Dianggap Ambisius akan Kuasa hingga Dicap Pelakor terminal mojok

Stereotip Selir Dinasti Joseon: Dianggap Ambisius akan Kuasa hingga Dicap Pelakor

1 Desember 2021
7 Drama Korea Terburuk Sepanjang Masa Terminal Mojok

7 Drama Korea Terburuk Sepanjang Masa

24 September 2022
Rekomendasi 3 K-drama dengan Karakter Utama Single Mother terminal mojok.co

Rekomendasi 3 K-drama dengan Karakter Utama Single Mother

23 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.