Geliat bisnis warung Madura dalam beberapa tahun terakhir semakin berkembang pesat. Hal itu bisa dibuktikan dengan banyaknya jejeran warung Madura di pinggir jalan yang jaraknya kadang hanya sepetak bangunan.
Selain itu, laju perkembangan bisnisnya juga ditandai dengan berubahnya persepsi orang terhadap orang Madura. Jika dulu orang Madura sering kali dikaitkan dengan penjual sate, sekarang berubah menjadi pemilik atau penjaga warung Madura.
Nah, di tengah semakin ketatnya bisnis warung Madura, siapa pun yang berminat terjun ke dalamnya, perlu untuk tahu tips and trick sebelum membeli atau membuka warung satu ini. Saya akan paparkan lima rahasia sebelum membuka warung Madura langsung dari juragannya.
#1 Memilih lokasi warung Madura
Rahasia pertama sebelum memantapkan niat untuk membuka atau membeli warmad adalah lokasi. Menentukan lokasi memang sudah menjadi syarat utama dalam setiap bisnis, apalagi bisnis warung, makanan, dan sebagainya. Lokasi sudah menjadi pertimbangan pertama dan paling utama yang wajib dilakukan.
Menentukan lokasi warung Madura ini dimulai dari cakupan yang lebih luas, yaitu daerah atau kota. Kita mau pilih mana? Surabaya? Malang? Jogja? Jakarta? Bekasi? Atau kota lainnya. Karena setiap tempat punya kelebihan dan kekurangannya.
Misalnya jika memilih buka warmad di Jogja, hasil yang diraup tidak begitu besar, tapi cenderung aman. Sedangkan jika memilih Jakarta, hasil yang diraup rerata besar, tapi cenderung tidak aman dari preman dan begal.
Itu hanya contoh sederhananya. Untuk lebih detailnya, harus melewati beberapa survei yang cukup detail tentunya.
#2 Menentukan letak warung
Rahasia kedua ini lebih spesifik dari yang pertama. Ketika sudah selesai memilih daerah mana yang menjadi target, maka selanjutnya adalah menentukan letak warung. Menentukan letak ini tidak hanya berpatokan hanya pada keramaian. Sebab, kadang yang ramai belum tentu gacor.
Salah satu dari letak yang tidak direkomendasikan adalah jalan tikungan. Meskipun jalannya cukup ramai atau bahkan sangat ramai, letak warung Madura yang pas di tikungan itu sangat rentan tidak laris. Kalian pasti bisa membayangkan itu dan bakal setuju. Atau jika tidak setuju, tidak apa-apa, karena menurut juragan warung itu hanya “rentan”.
Selanjutnya adalah jalan persimpangan dengan posisi warung tepat menghadap lurus ke salah satu ruas jalan. Katanya, posisi semacam itu cenderung sepi. Saya belum bisa melogikakan alasannya. Tapi memang begitu katanya.
#3 Memeriksa kondisi warga sekitar warung Madura
Setelah mantap memilih letak warung Madura, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memeriksa kondisi warga sekitar. Juragan warmad yang saya tanyai bercerita bahwa dia bahkan perlu tinggal seminggu dua minggu di warung untuk mengetahuinya.
Mungkin praktik semacam itu bisa dianalogikan dengan taktik mendekati gebetan. Sebelum kita membulatkan niat untuk menyatakan cinta, kita tentu saja melakukan observasi-observasi dan analisis yang sedemikian rupa sehingga bisa memahami dia secara utuh, baik dari segi karakter, prinsip hidup, dan sebagainya.
Makanya sebelum membuka warung Madura, memahami warga sekitar warung menjadi suatu keniscayaan. Karena seandainya warga di sana tergolong jenis manusia yang suka ngutang dan susah melunasinya, kan bisa boncos.
#4 Bukan rokok, tapi bensin dan minuman
Rahasia yang keempat ini sudah masuk pada kondisi warung Madura itu sendiri dan hanya berlaku untuk yang mau membeli warung yang sudah jadi, bukan buka untuk pertama kali.
Warung Madura itu identik dengan menjual rokok yang cukup atau bahkan lebih lengkap dari minimarket. Rokok di warung Madura tergolong barang yang laku banget. Tapi, untuk menentukan apakah warung ini layak untuk kita beli atau tidak bukan dari larisnya rokok, melainkan bensin dan minuman.
Artinya, jika sebuah warung Madura hanya laku di rokok, tapi yang lain, khususnya bensin dan minumannya nggak laku, jauh-jauh deh kalau nggak mau kecewa dan berujung nestapa.
#5 Sowan kiai adalah kunci
Rahasia terakhir ini adalah kunci utama dari empat rahasia yang lain. Jadi, meskipun sudah mantap dari empat poin di atas, tapi ketika ditanyakan kepada seorang kiai ternyata tidak bagus, ya sudah ikuti saja. Jangan ambil risiko.
Keyakinan semacam ini masih berjalan di masyarakat Madura. Kiai menjadi sosok yang tidak hanya berperan di bidang agama, tetapi juga di bidang bisnis seperti buka warung Madura ini dan segala macam problem kehidupan masyarakat.
Bagi kalian yang tidak percaya hal-hal semacam itu, ya, terserah kalian. Itu pilihan masing-masing dan kalian tak bisa menyalahkan serta merta keyakinan seseorang tanpa tahu latarbelakang dan kebenarannya.
Terakhir, semua strategi di atas hanya sebuah usaha, tapi semuanya akan kembali pada takdir. Ya, takdir. Takdir adalah satu-satunya sandaran kita setelah usaha yang dilakukan, sebesar dan sekecil apa pun usaha itu.
Penulis: Ayu Qamariya
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Sebagai Orang Madura, Saya Sebenarnya Agak Segan Belanja di Warung Madura
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
