5 Pedagang Makanan Keliling yang Sering Wira-wiri di Depan Rumah

5 Pedagang Makanan Keliling yang Sering Wira-wiri di Depan Rumah Terminal Mojok

5 Pedagang Makanan Keliling yang Sering Wira-wiri di Depan Rumah (Unsplash.com)

Tidak bisa dimungkiri jika kehadiran pedagang makanan keliling jadi salah satu hal paling menyenangkan, malah tak jarang ditunggu banyak orang. Pasalnya, para pedagang ini sangat berjasa mempermudah hidup kita. Kita bisa memadamkan kelaparan tanpa perlu usaha berlebih untuk berjalan jauh atau berkendara, apalagi di tengah musim hujan yang bikin mager seperti sekarang ini.

Di Indonesia yang multikutural, banyak ragam kuliner yang berbeda di tiap daerah. Makanan yang dijual pun akan bervariasi di tiap daerah tergantung ciri khas daerahnya. Meski begitu, ada beberapa jenis pedagang makanan keliling yang bisa kita jumpai di mana saja, dari ujung timur sampai ujung barat, dari pusat kota sampai ke perkampungan. Berikut beberapa di antaranya.

#1 Bakso

Bakso telah menjadi comfort food nasional kita dan bahkan salah satu kuliner kebanggaan yang paling sering dikenalkan pada orang asing. Walaupun tempat asal bakso yang paling terkenal di Indonesia adalah Malang dan Solo, makanan satu ini bisa kita jumpai di mana saja dengan mudah. Saking banyaknya penjual bakso, sampai ada lelucon di masyarakat kalau tukang bakso adalah penyamaran favorit para intel. Nggak heran sih mengingat bakso punya banyak penggemar dan cocok untuk siapa saja. Lagi pula menjajakan bakso berkeliling relatif lebih praktis ketimbang nasi goreng, soalnya nggak perlu masak-masak lagi tiap ada pembeli.

Di Malang sendiri, pedagang bakso keliling bisa kita jumpai di segala waktu, dari pagi hingga tengah malam. Apalagi kalau sudah langganan, wah biasanya dapat bonus tuh. Jasa pedagang bakso keliling bahkan terasa semakin besar di musim hujan sekarnag ini. Enak banget kan makan bakso berkuah panas dan pedas di tengah suasana dingin?

#2 Mi Ayam

Makanan yang berkawan akrab dengan bakso ini juga sering dijajakan oleh pedagang makanan keliling. Penggemar mi ayam pun nggak kalah banyak. Mau dimakan buat makan siang, nunggu magrib, atau malam-malam juga oke. Apalagi mi ayam praktis dan nggak ribet.

Mi ayam juga cukup bikin kenyang daripada semangkuk bakso. Makan makanan satu ini sih nggak perlu tambahan nasi. Meski begitu saya yakin, tetap ada kelompok anti-mainstream yang makan mi ayam pakai nasi.

#3 Sate

Pedagang sate keliling juga sangat mudah dijumpai di masyarakat. Aroma asap pembakarannya perlu diwaspadai karena berpotensi menggoda iman. Aroma khas sate memang bikin siapa pun terpanggil untuk membelinya.

Para pedagang sate keliling umumnya menawarkan dagangan mereka dengan suara melengking yang khas atau dengan kerincingan lonceng di gerobak. Nah, suara kerincingan yang memecah keheningan malam ini yang suka bikin saya parno. Sebab, di tempat asal saya di Malang, nggak ada tukang sate yang dagang pakai kerincingan lonceng. Sebelum tahu kalau suara kerincingan lonceng itu adalah ciri khas pedagang sate keliling di Jogja, saya kira itu adalah suara delman yang lewat. Kan horor banget, ygy, kalau ada delman lewat tengah malam.

#4 Cilok

Jajanan kesayangan sejuta umat ini kayaknya bisa dengan mudah kita jumpai di semua kota di Indonesia, deh. Selain harganya yang murah, cilok juga lumayan buat jadi makanan pengganjal perut. Biasanya sih pedagang cilok keliling ini paling ditunggu-tunggu para bocah yang sedang main. Cilok juga jajanan aci yang praktis ketimbang jajanan aci lainnya karena nggak perlu goreng-goreng lagi.

Di Malang sendiri ciloknya agak beda. Kalau cilok pada umumnya terbuat dari adonan aci yang dibentuk bulat seukuran bola bekel, di Malang isian cilok bisa beragam kayak bakso. Selain pentol ciloknya juga ada goreng, siomay, tahu, bahkan telur puyuh. Adonan cilok juga lebih banyak tepung kanjinya ketimbang dagingnya. Tapi kalau dibandingin dengan cilok Sunda, cilok versi Malang ada rasa dagingnya meskipun ukurannya lebih kecil.

#5 Siomay

Pedagang siomay keliling juga cukup mudah dijumpai di masyarakat. Siomay jadi jajanan pengganjal perut layaknya cilok, namun punya varian isi yang lebih lengkap sehingga terkesan lebih premium. Apalagi ditambah guyuran bumbu kacang, kecap, saus, sambal, dan perasan jeruk purut.

Siomay keliling umumnya punya cita rasa yang berbeda dengan siomay yang dijual menetap. Biasanya rasio ikannya jauh lebih sedikit dibandingkan tepungnya. Ah persetan, yang penting kenyang dan bumbunya enak. Maklum, harganya kan juga lebih murah, biar bisa dijangkau masyarakat kelas bawah gitu. Anak-anak kecil pun masih bisa jajan siomay dengan uang jajan mereka.

Itu dia daftar pedagang makanan keliling yang paling banyak dijumpai di masyarakat. Sengaja nggak ada makanan yang digoreng sih, karena selama ini saya jarang nemu. Kalaupun ada, biasanya mereka lebih sering mangkal daripada keliling.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Pedagang Keliling dan Kenapa Kita Harus Membenci Para Koruptor.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version