5 Mal di Jakarta yang Pernah Hits, tapi Kini Mati Suri

5 Mal di Jakarta yang Pernah Hits, tapi Kini Mati Suri

5 Mal di Jakarta yang Pernah Hits, tapi Kini Mati Suri (Pixabay.com)

Sebagai kota metropolitan yang saat ini statusnya masih menjadi Ibu Kota Negara, Jakarta memang memiliki jumlah mal yang paling banyak dibanding kota-kota lain di Indonesia. Tren pembangunan mal di Jakarta mulai menggeliat pada tahun 90-an. Saat itu banyak pengusaha atau konglomerat negeri ini yang membangun mal mewah di beberapa tempat strategis untuk memenuhi kebutuhan warga Ibu Kota yang senang berbelanja.

Tapi, memasuki 2010, beberapa mal di Jakarta yang dulu ramai, nge-hits, dan sering jadi tempat nongkrong anak muda, sekarang kondisinya sepi, bahkan ada yang mati suri. Berikut 5 mal di Jakarta yang dulunya ramai, sekarang sepi.

#1 Blok M Mall

Blok M Mall, yang terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini dulunya adalah pusat perbelanjaan yang sangat terkenal di era 90an. Mal ini terbilang unik, karena menjadi mal pertama di Indonesia yang dibangun di bawah tanah. Di atasnya dibangun terminal bus yang juga paling modern saat itu. Karena letaknya yang menyatu dengan terminal bus, maka wajar kalau Blok M Mall yang mulai dibuka pada 1992, dulunya sangat ramai dikunjungi, karena aksesnya yang begitu gampang.

Setelah turun dari bus, kita bisa langsung masuk ke mal lewat tangga peron yang ada di setiap jalur bus. Blok M Mall terkenal sebagai pusat penjualan fashion remaja. Banyak toko-toko yang menjual baju, celana, sepatu, dan berbagai jenis aksesoris dengan harga yang terjangkau.

Tapi, masa keemasan Blok M Mall saat ini memang sudah pudar. Tidak ada lagi keramaian orang-orang seperti yang dulu bisa kita temui di sini. Selasar Blok M Mall yang dulu sering membuat kita susah jalan karena saking ramainya orang yang lalu lalang, sekarang kondisinya sangat sepi karena banyak toko-toko yang sudah tutup. Tinggal menyisakan beberapa toko saja yang masih bertahan buka, itu pun kata pedagangnya omzetnya menurun drastis.

#2 Ratu Plaza

Mal ini dulunya dikenal sebagai salah satu mal elite di Jakarta, karena berdiri Jalan Jenderal Sudirman, yang merupakan kawasan prestisius dan pusat bisnis ibukota. Di dalamnya nanyak toko-toko terkenal, seperti Matahari Departement Store, Gelael Supermarket, Toko Gunung Agung, Batik Keris, dan butik-butik berkelas lainnya. Selain itu ada juga bioskop Ratu 21 yang sangat besar, yang kemudian diubah menjadi concert hall. 

Ratu Plaza yang mulai dibuka pada 1980 juga merupakan mal pertama di Indonesia yang memiliki lift kaca. Di tahun 1995, Ratu Plaza sempat direnovasi supaya tampilannya lebih segar dan bisa bersaing dengan mal-mal baru yang mulai banyak berdiri di sekitarnya. Tapi sayang, setelah renovasi hampir selesai terjadi krisis moneter di negeri ini. Beberapa ritel besar yang tadinya berencana membuka toko di Ratu Plaza pun memilih mundur. Sejak itu, animo pengunjung Ratu Plaza mulai berkurang secara teratur.

Bahkan ketika, Carrefour membuka toko di sini, sering terjadi musibah keracunan gas karbon monoksida yang menimpa beberapa pegawai dan pengunjungnya. Akhirnya, pada 2008 Carrefour memilih tutup, lalu diganti Lotte Mart pada 2010. Saat ini Ratu Plaza lebih dikenal sebagai pusat gawai dan komputer yang lebih sering dikunjungi oleh orang-orang kantoran di sekitarnya. Jauh sekali perbedaan suasananya, saat di masa jayanya tahun 90-an.

#3 Pasaraya Manggarai

Pasaraya adalah salah satu mal legendaris di Jakarta, yang didirikan oleh pengusaha Abdul Latief pada 1974. Pasaraya Manggarai adalah toko kedua Pasaraya, setelah yang pertama berdiri di Blok M. Dulunya, Pasaraya dikenal sebagai departemen store eksklusif dan terbesar di Indonesia, yang menjual segala kebutuhan, dari mulai fashion, kerajinan, peralatan rumah tangga, buku, serta dilengkapi pula dengan supermarket dan beberapa restoran.

Pasaraya Manggarai dulu punya tagline “Young and Trendy”, yang artinya mal ini menyasar kelompok masyarakat muda yang ingin tampil trendi. Dulu, di atas bangunan Pasaraya Manggarai juga terdapat kolam renang yang besar, dan kantor stasiun radio anak muda terkenal di Jakarta, yaitu Radio SK. Radio humor yang banyak melahirkan selebritis top, seperti Eko Patriot, Parto, Komeng, alm Taufik Savalas, dan Ulfa Dwiyanti. Beberapa event anak muda pun kerap digelar di sini. Maka wajar pula kalau dulu Pasaraya Manggarai sangat ramai pengunjungnya, apalagi bila akhir pekan. Apalagi lokasinya juga berseberangan dengan terminal bus Manggarai.

Tapi sayang, kejayaan Pasaraya Manggarai sepertinya saat ini hanya tinggal kenangan saja. Setelah pengunjungnya kian sepi, sejak masuknya pandemi Covid-19, Pasaraya Manggarai sudah tidak pernah dibuka lagi. Sekarang tinggal gerai J.Co Bakery dan KFC yang masih membuka gerainya di lantai dasar.

#4 Mal Golden Truly Gunung Sahari

Sebelum adanya Transmart atau Hypermart, Golden Truly merupakan pusat perbelanjaan dengan konsep super store pertama di Indonesia yang dibangun oleh pengusaha lokal Sudwikatmono. Setelah membuka toko swalayan dan departemen store di beberapa lokasi di Jakarta, Golden Truly lantas membangun toko yang paling besar dengan konsep mal di daerah Gunung Sahari, Jakarta Pusat, pada 1990.

Ketika dibuka, mal ini langsung ramai diserbu pengunjung, karena isinya lengkap dan barang-barangnya juga berkualitas. Beberapa gerai resto ternama juga pernah buka di sini, termasuk toko buku Gramedia. Ada kebanggaan bagi warga ibukota saat itu bila bisa berbelanja di Golden Truly. Tapi, lagi-lagi karena pengunjungnya yang kian sepi, per 1 Desember 2020 Golden Truly Gunung Sahari resmi berhenti beroperasi. Sementara toko Golden Truly di lokasi yang lain sudah tutup lebih dulu. Sekarang tinggal beberapa gerai resto seperti HokBen, KFC yang masih buka di lantai dasar bangunan malnya.

#5 Istana Pasar Baru

Pasar Baru merupakan salah satu pusat perbelanjaan tertua di Indonesia karena sudah ada sejak tahun 1820, atau dibangun oleh Belanda. Sampai 1990-an, Pasar Baru masih menjadi tempat belanja yang menarik karena berkonsep street walk dan open air.

Pada 1987 di sini dibangun Istana Pasar Baru, sebuah mal yang memiliki fasilitas gedung parkir setinggi 10 lantai. Sejak adanya Istana Pasar Baru, pengunjung Pasar Baru pun jadi tambah ramai, karena pengunjung nggak kesulitan lagi untuk mencari parkir. Tapi, kejayaan Pasar Baru sebagai pusat perbelanjaan tertua kian pudar seiring makin banyaknya mal-mal baru berdiri di Jakarta. Sekarang Pasar Baru termasuk Istana Pasar Barunya hanya dikenal sebagai pusat penjualan bahan tekstil, yang pengunjungnya tidak seramai dulu.

Itulah lima mal di Jakarta yang pernah jaya di masanya, tapi sekarang sudah tak ada geliat lagi di dalamnya. Dunia bisnis itu kejam, Kawan.

Penulis: Fajar Fery Ferdiansyah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mal Lebih Ramai dari Sekolah Adalah Bukti Nyata Pendidikan di Indonesia Nomor Dua

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version