Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Kebiasaan Unik Orang Madura Saking Antusiasnya Sambut Ramadan

Zubairi oleh Zubairi
6 April 2022
A A
5 Kebiasaan Unik Orang Madura Saking Antusiasnya Sambut Ramadan Terminal Mojok.co

5 Kebiasaan Unik Orang Madura Saking Antusiasnya Sambut Ramadan Terminal Mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Bulan Ramadan telah tiba. Ketika memasuki bulan suci ini, tentu setiap daerah punya tradisi yang berbeda, terlebih bagi orang Madura. Pasalnya, bagi orang Madura, bulan yang penuh limpahan rahmat dan ampunan dari-Nya ini merupakan bulan yang istimewa dan sangat sakral. Saking sakralnya, ada kebiasaan orang Madura di bulan Ramadan yang cukup menarik.

Berikut 5 kebiasaan orang Madura yang begitu antusias saat sambut bulan Ramadan.

#1 Sangat rajin menabung uang untuk beli baju baru

Bagi orang Madura, khususnya rakyat biasa yang tidak kaya, membeli baju baru untuk Lebaran itu harus menabung terlebih dulu. Bahkan saking antusiasnya menabung, anak-anak remaja di Madura yang biasanya merokok, saat Ramadan beralih ke tingwe. Pasalnya, kalau membeli rokok mahal semacam Surya, Sampoerna, dan semacamnya, uangnya akan cepat habis dan ia gagal beli baju baru.

Bagi sebagian besar orang Madura, rasanya kurang sah berpuasa, jika saat Lebaran tidak pakai baju baru. Baik dari kopiah sampai sandal, harus ganti dengan totalitas. Sebagian orang tua di Madura bahkan rela jika harus menggadaikan emasnya agar bisa membelikan baju baru untuk anak-anaknya.

#2 Enggan beli sarung harga murah

No sarung murah club (Shutterstock.com)

Baru berpuasa beberapa hari saja, sebagian orang Madura kadang sudah ambil ancang-ancang untuk membeli sarung. Bahkan, ia sudah mulai memikirkan dan menguatkan tekad: memilih merek sarung apa? Mulai sarung Abu Yaman, Donggala, hingga Lamiri yang harganya lebih dari Rp200 ribu itu sudah berada dalam jangkauan target. Terkadang, rasanya kurang menyenangkan kalau Lebaran “cuma pakai” sarung Gadjah Duduk yang harganya cuma Rp60-70 ribu itu.

#3 Tradisi kosaran setahun sekali

Nggak usah panik bila sampai di Madura melihat makam penuh dengan rumput liar. Sebab, selain bulan Ramadan, makam leluhur di Madura memang jarang sekali dibersihkan. Kalau melihat orang-orang menunduk di kuburan sambil memegang arit, itu bukan bersih-bersih, tapi ngarit. Ya, orang Madura sudah terbiasa ngarit di kuburan. 

Membersihkan makam jelang Lebaran (Shutterstock.com)

Akan tetapi, perihal ngaji ke kuburan setiap Kamis sore, meski bukan menjelang bulan Ramadan, seolah itu sudah jadi kewajiban.

Orang Madura membersihkan makam leluhurnya ketika bulan Ramadan saja. Lazimnya, sepuluh hari menjelang Idul Fitri. Biasanya, masjid di hampir seantero Madura akan memberi pengumuman bahwa hari, tanggal, dan jam sekian akan dilaksanakan bersih-bersih di area makam. Nah, bersih-bersih menjelang Idul Fitri ini disebut dengan kosaran.

Baca Juga:

Bukan karena Rasanya Enak, Biskuit Khong Guan Dibeli karena Bisa Memberi Status Sosial

Nostalgia Masa Kejayaan Bata, Sepatu Jadul yang Membuat Saya Sombong saat Lebaran

#4 Tradisi “maleman” mayoritas dimulai sebelum tanggal 21

Maleman adalah tradisi yang biasanya dilaksanakan di tanggal 10 hari terakhir Ramadan (tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29). Biasanya dilakukan dengan berkumpul dan doa bersama untuk menyambut Lailatul Qodar. Bagi orang Madura, tradisi maleman atau lekoran adalah hal yang sangat penting. Saking antusiasnya, hampir sebagian besar orang Madura bahkan mulai melakukan tradisi ini sebelum tanggal 21 Ramadan.

Mengapa dimulai sebelum tanggal 21? Begini. Ketika masuk tanggal 20 Ramadan, orang Madura akan mulai mengundang tetangganya untuk datang ke rumahnya pada esok hari (tanggal 21) untuk maleman. Saking bergairahnya, di tanggal 21-29 undangannya sering datang bersamaan dengan undangan tetangga lainnya.

Lantaran sering datang bersamaan, maka orang yang hadir pun jadi sedikit. Ketika tidak hadir, itu dianggap sama saja tidak menghargai tuan rumah yang telah mengundang dan menyiapkan hidangan buka puasa. Lantas, demi mencegah hal tersebut, mayoritas di kampung saya, tradisi maleman ini dimulai sejak tanggal 15 sampai 29 Ramadan.

#5 Bapak-bapak main karambol dan domino sampai sahur

Karambol dan domino sampai sahur adalah tradisi (Shutterstock.com)

Selama bulan Ramadan, orang Madura nggak hanya agresif Tarawih dan tadarus saja, tapi juga cukup antusias bermain karambol dan domino sampai sahur. Di sini, kalau bukan bulan Ramadan, karambol dan domino jarang dimainkan. Toh, walaupun dimainkan kadang sudah berhenti di jam 12 malam. Akan tetapi di Ramadan, kalau belum jam 3 dini hari, jangan disuruh berhenti. Percuma!

Itulah beberapa kebiasaan yang sering kali terjadi di Madura selama bulan Ramadan. Kebiasaan itulah yang membuat bulan ini terasa lebih berbeda dibandingkan bulan lainnya. Di bulan inilah, keakraban masyarakat Madura semakin terasa lekat.

Penulis: Zubairi
Editor: Audian Laili

BACA JUGA Menampik Stigma Masyarakat Madura yang Selalu Dibilang Keras dan Beringas

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 April 2022 oleh

Tags: Lebaranorang maduraRamadan
Zubairi

Zubairi

Pemuda asli Sumenep, Madura yang biasa makan nasi jagung dan gengan kelor.

ArtikelTerkait

Dilema Mudik Lewat Wonosobo: Pemandangannya Indah sih, tapi Problematik banjarnegara

Dilema Mudik Lewat Wonosobo: Pemandangannya Indah sih, tapi Problematik

19 April 2023
agama

Pengalaman Berpuasa dengan Teman Nasrani

11 Mei 2019
3 Alasan Orang Madura Gemar Telepon Kapan Saja dan di Mana Saja

3 Alasan Orang Madura Gemar Telepon Kapan Saja dan di Mana Saja

28 Mei 2023
Membela Orang-orang yang Menyewa iPhone ketika Lebaran Mojok.co

Membela Orang-orang yang Menyewa iPhone ketika Lebaran

1 April 2025
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa?

15 Mei 2020
Kalau Istilah 'Kampungan' Artinya Udik, Kenapa Nggak Ada Istilah 'Kotaan' yang Artinya Tamak? terminal mojok.co

Menyanyikan Maesaroh: Cara Jitu Untuk Menyuruh Anak Pulang Kampung

15 Mei 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.