5 Jenis Kesalahan Pengusaha Pemula

Mengintip Kekayaan Pengusaha Kuliner Haidhar Wurjanto yang Katanya Supertajir Terminal Mojok

Jadi pengusaha sukses dan kaya raya tentunya menjadi keinginan banyak orang. Tapi, untuk menjadi pengusaha yang sukses tentunya bukan hal yang mudah, karena harus melalui banyak perjuangan dan melakukan banyak kesalahan.

Apalagi di zaman saat ini, mencari pekerjaan susahnya minta ampun, menjadi pengusaha tentu menjadi solusi. Tapi, sebelum terjun langsung untuk memulai usaha, seorang pengusaha pemula tentu harus memahami kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh pengusaha sukses. Sebab, pengusaha yang baik adalah pengusaha yang bisa belajar dari kesalahan pengusaha lain. Berikut kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan oleh pengusaha pemula.

Ikut-ikutan

Maksud dari ikut-ikutan di sini ada dua jenis. Yang pertama, jadi pengusahanya yang hanya ikut-ikut orang lain atau bidang usahanya yang ikut-ikutan.

Kalau yang pertama biasanya disebabkan karena kita melihat orang lain bisa sukses ketika menjadi pengusaha jadi kita ingin meniru mereka. Hal ini yang membuat mereka akhirnya memiliki pemikiran, “Jika mereka bisa, berarti aku juga bisa”. Sebenarnya hal ini nggak salah juga. Yang menjadi masalah jika kita ingin menjadi pengusahanya dengan harapan bisa meniru persis kesuksesan mereka dan tanpa melalui perjuangan yang berarti.

Sedangkan yang kedua ini biasanya disebabkan karena trend yang sedang ramai di masyarakat saat itu. Misalnya sedang trend minuman teh thailand, akhirnya banyak yang ikut-ikutan menjual teh thailand. Padahal belum tentu mereka mengerti tentang seluk beluk usaha tersebut. Akan lebih baik jika sebelum memulai usaha, kita memahami seluk beluk tentang bidang usaha yang akan kita jalani.

Ngutang

Permasalahan awal yang sering sekali dijumpai oleh pengusaha pemula yaitu nggak ada modal. Hal inilah yang akhirnya membuat mereka terpaksa untuk ngutang ke orang lain, entah itu keluarga, teman, atau bahkan ke bank. Ngutang itu emang nggak salah sih, tapi kalau ngutangnya di awal itu bisa jadi masalah. Kenapa? Karena mereka akan berhadapan dengan sesuatu yang nggak tentu. Menjadi pengusaha itu serba nggak tentu, usahanya nggak tentu, larisnya nggak tentu, omzet nggak tentu, profit nggak tentu. Sedangkan utangnya tentu harus segera dilunasi. Jadi daripada modal usaha didapat dengan cara ngutang lebih baik mengajak orang untuk memodali usaha kita dengan akad bagi hasil.

Pengen cepat ekspansi

Nah ini yang paling sering banyak saya temui, entah itu dari pengamatan langsung usaha yang ada di sekitar saya atau dari cerita pengalaman pengusaha-pengusaha yang sudah sukses, yaitu terlalu cepat ingin melakukan ekspansi seperti membuka cabang baru.

Kebanyakan dari pengusaha yang baru merintis. Ketika merasa usahanya sedang ramai-ramainya mereka menjadi terlalu ambisius untuk segera membuka cabang baru tanpa melakukan riset pasar. Hal inilah yang akhirnya malah membuat usaha mereka justru boncos. Membuka cabang baru itu memang bagus untuk perkembangan usaha, tetapi sebelum melakukan hal itu, seorang pengusaha memerlukan riset pasar, review dari pelanggan, dan analisis yang matang tentang apa saja yang dibutuhkan untuk membuka cabang baru tersebut.

Malas nyatat

Kebiasaan yang satu ini sering dilakukan oleh pengusaha pemula. Ketika ada pembeli kita hanya melakukan transaksi dan menerima uang tanpa pernah mau untuk mencatat. Hal ini yang akhirnya membuat kita kebingungan di akhir bulan. Sebab, kita merasa banyak transaksi yang kita lakukan tapi kok uang yang didapat cuma segitu-gitu aja. Kita jadi nggak tau uang yang masuk berapa dan yang keluar berapa. Belum lagi jika keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi kita jadi satu. Itu tentu menjadi kesalahan yang sangat fatal yang perlu dihindari jika ingin menjadi pengusaha.

Hedon

Kesalahan ini biasanya dilakukan oleh pengusaha pemula yang sudah merasa dirinya sukses. Oleh karena sudah merasa sukses akhirnya mereka mengubah penampilan dan gaya hidupnya. Entah itu beli baju mewah, HP mewah, mobil mewah, dan lainnya. Sebenarnya nggak masalah sih, tapi harus diperhitungkan ketika akan melakukannya. Jika membelinya dari uang yang dikumpulkan sendiri dan nggak mengganggu keuangan perusahaaan itu nggak masalah. Tapi jika itu memakai uang perusahaan lebih baik ditunda dulu atau bahkan nggak usah aja. Lebih baik uangnya dipakai untuk mengembangkan usaha.

BACA JUGA Selebgram dan Pengusaha Sebaiknya Saling Memahami dan tulisan Yuarandhi Shulistyo Nooraruma lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version