Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

Alifia Putri Nur Rochmah oleh Alifia Putri Nur Rochmah
29 November 2025
A A
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Local pride yang hanya dipahami orang Solo…

Solo itu kota yang unik. Nggak seheboh Jogja, nggak serame Jakarta, nggak sekeren Bali. Tapi tanya sama warganya, mereka bakal bilang kalau Solo punya kelebihan tersendiri yang nggak bisa ditemuin di tempat lain. Masalahnya, kelebihan-kelebihan ini sering banget nggak dipahami sama orang luar.

Buat warga Solo, hal-hal tertentu itu sakral, penting, dan bikin bangga. Tetapi buat orang luar kota? Ya biasa aja. Nah, berikut 5 hal yang bikin orang Solo bangga setengah mati sementara orang luar kota nggak mengerti.

#1 Nasi liwet yang dianggap lebih suci dari hidangan lain di Solo

Kalau kamu tanya orang Solo mau makan apa, 8 dari 10 orang bakal jawab “nasi liwet.” Kalau ada acara keluarga, pasti ada nasi liwet. Kondangan? Nasi liwet. Arisan? Nasi liwet. Ulang tahun? Ya nasi liwet lagi.

Orang Solo punya ikatan emosional yang dalam banget sama nasi liwet. Ini bukan sekadar makanan, tapi kayak identitas. Mereka bisa debat panjang lebar soal nasi liwet mana yang paling enak.

Nah, yang bikin orang luar kota bingung adalah perkara perdebatan nasi liwet ini. “Ini kan cuma nasi sama lauk biasa, kenapa sampai segitunya?” Coba kamu bilang begitu di depan orang Solo, siap-siap saja diceramahi selama 30 menit tentang filosofi nasi liwet, proses masaknya, dan kenapa nasi liwetnya berbeda dari nasi liwet tempat lain. Buat orang Solo, nasi liwet itu comfort food yang nggak bisa digantikan.

#2 Batik Laweyan yang dianggap lebih autentik dari yang lain

Solo punya Kampung Batik Laweyan. Dan buat orang Solo, batik dari Laweyan itu beda level. Bukan sekadar kain bermotif, tapi warisan budaya yang harus dijaga. Orang Solo bisa bangga banget kalau lagi pakai batik Laweyan, apalagi kalau itu batik tulis asli.

Mereka bisa jelasin panjang lebar soal motif batik, mana yang Sidomukti, mana yang Truntum, mana yang Parang Rusak. Terus cerita tentang makna filosofis di balik setiap motif. Buat mereka, ini bukan cuma soal fashion, tapi soal heritage.

Baca Juga:

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

Sementara itu bagi orang luar daerah, batik ya sama saja, motifnya saja yang berbeda. Padahal nggak gitu.

#3 Bahasa Jawa Krama Inggil yang masih dipakai orang Solo sehari-hari

Di zaman sekarang, banyak anak muda yang udah nggak peduli sama bahasa daerah. Tetapi di Solo bahasa Jawa halus alias krama inggil masih dipakai. Terutama kalau bicara dengan orang yang lebih tua atau yang dihormati.

Orang Solo bangga banget kalau bisa ngomong krama inggil dengan baik dan benar. Ini dianggap sebagai tanda sopan santun dan pendidikan yang baik. Kalau ada anak muda yang fasih ngomong krama inggil, orang tua-tua bakal bilang, “Wah, anake wis diajari apik.” (Anaknya sudah diajar dengan baik.)

Tetapi buat orang luar kota, apalagi yang nggak ngerti bahasa Jawa, ini kayak bahasa alien. Pertanyaan seperti “kenapa ribet banget?”, “kenapa satu bahasa saja tingkatannya beda-beda?”, atau “kenapa nggak pakai bahasa Indonesia aja?” kerap terlontar.

Padahal buat orang Solo, krama inggil itu bukan sekadar bahasa, tapi sistem nilai. Ini tentang menghormati orang lain, tentang menjaga adab, tentang menempatkan diri dengan baik dalam struktur sosial. Makanya meski ribet, orang Solo tetep mempertahankan ini. Dan mereka bangga kalau bisa ngajarin generasi muda untuk tetep bisa ngomong krama inggil.

#4 Keraton Kasunanan masih dianggap penting meski nggak punya kekuasaan politik

Solo punya Keraton Kasunanan Surakarta. Dan meskipun sekarang keraton nggak lagi punya kekuasaan politik, orang Solo masih nganggap keraton itu penting banget. Setiap ada upacara adat atau acara keraton, orang Solo masih datang dan menghormati.

Nah, buat orang luar kota, ini adalah hal aneh. Padahal buat orang Solo, keraton itu center of culture. Ini tempat di mana tradisi dijaga, di mana nilai-nilai Jawa masih dilestarikan, di mana sejarah masih hidup.

Orang Solo bangga punya keraton. Mereka bangga kalau ada kegiatan budaya di keraton, bangga kalau upacara adat masih dilaksanakan dengan khidmat, bangga kalau raja atau keluarga keraton masih dihormati masyarakat. Ini tentang berkelanjutan, tentang menjaga identitas budaya di tengah modernitas yang makin menggila.

#5 Pasar Gede dianggap lebih dari sekadar pasar tradisional

Pasar Gede Harjonagoro itu pasar tradisional di Solo yang sudah ada sejak zaman kolonial. Buat orang Solo, Pasar Gede bukan sekadar tempat belanja, ia adalah landmark, bagian dari kehidupan sehari-hari. Tempat ini punya kenangan tersendiri.

Orang Solo bisa bangga banget kalau belanja di Pasar Gede. Padahal buat orang luar kota, pasar tradisional kan di mana-mana juga ada. Apa bedanya?

Bedanya adalah keterikatan emosionalnya. Pasar Gede itu tempat di mana orang tua mereka belanja, tempat di mana mereka kecil dulu diajak jajan, tempat di mana pedagang masih kenal pelanggan lama. Ini bukan transaksi jual beli biasa, tapi relasi sosial yang udah terbentuk puluhan tahun.

Belum lagi soal barang-barang yang dijual. Orang Solo percaya kalau bumbu dapur dari Pasar Gede itu lebih segar dan autentik. Kain dari Pasar Gede lebih bagus. Jajanan dari Pasar Gede lebih enak. Ini semacam quality assurance yang dipercaya turun-temurun.

Jadi, begitulah lima hal yang bikin orang Solo bangga tapi sering nggak dipahami orang luar kota. Buat mereka, ini bukan soal eksklusif atau merasa lebih baik dari kota lain. Ini tentang mempertahankan identitas lokal di tengah homogenisasi budaya yang makin merata.

Kalau suatu hari kamu ketemu orang Solo yang tiba-tiba semangat ngomongin nasi liwet atau batik Laweyan, jangan heran. Itu adalah cara mereka menunjukkan kecintaan pada kotanya. Dan meski kamu nggak paham kenapa mereka segitu bangganya, setidaknya sekarang kamu tahu kalau ini tentang kebanggaan lokal yang telah mengakar dan nggak bisa dijelaskan dalam beberapa kalimat saja.

Penulis: Alifia Putri Nur Rochmah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kasihan Solo, Selalu Dibandingkan dengan Jogja, padahal Perbandingannya Kerap Tidak Adil!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 November 2025 oleh

Tags: keraton solokeraton surakartaKota Solonasi liwet soloorang solopasar gede solosolosurakarta
Alifia Putri Nur Rochmah

Alifia Putri Nur Rochmah

Penulis kelahiran Kebumen. Anak Ekonomi Pembangunan UNS yang lebih tertarik pada cerita di balik data. Berpengalaman sebagai content writer dan content creator, gemar berkelana ke tempat-tempat baru, dan menulis tentang apa saja dari yang serius sampai yang receh.

ArtikelTerkait

Rasisme Jawa Itu Nyata Dari Ngapak, Mataraman, sampai Arekan (Pexels)

Mencermati Rasisme Sesama Orang Jawa dari Ngapak, Mataraman, sampai Arekan

27 Januari 2025
Susahnya Mencari Nasi Goreng di Solo yang Cocok di Lidah Orang Jawa Timur, Semuanya Terlalu Manis! Mojok.co

Susahnya Mencari Nasi Goreng di Solo yang Cocok di Lidah Orang Jawa Timur, Semuanya Terlalu Manis!

6 Agustus 2024
Solo Kota yang Nyaman Banget, tapi Punya 3 Pekerjaan Rumah (Unsplash)

Keruwetan yang Mengintai di Balik Revitalisasi Kota Solo

19 Juli 2023
Sendang Mbah Meyek Jadi Daya Tarik Wisata Baru di Kota Solo (Pexels by Thể Phạm)

Misteri Sendang Mbah Meyek: Warisan Budaya dan Daya Tarik Wisata di Jantung Kota Solo

29 Desember 2024
Membandingkan Perjalanan Solo-Jogja, Mending Naik Bus Suharno Atau KRL?

Membandingkan Perjalanan Solo-Jogja, Mending Naik Bus Suharno Atau KRL?

3 Oktober 2023
6 Istilah yang Biasa Dipakai dalam Percakapan Orang Solo, Pahami biar Nggak Salah Kaprah

6 Istilah yang Biasa Digunakan dalam Percakapan Orang Solo, Pahami biar Nggak Salah Kaprah

20 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.