5 Hal Nggak Enaknya Jadi Orang Berstatus Crazy Rich

5 Hal Nggak Enaknya Jadi Orang Berstatus Crazy Rich Pixabay

5 Hal Nggak Enaknya Jadi Orang Berstatus Crazy Rich (Pixabay.com)

Sejak kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan muncul ke publik, banyak konten media sosial yang membahas tentang kehidupan para crazy rich. Mulai dari rumahnya yang macam istana, mobil mewahnya, barang-barang branded yang harganya nggak masuk akal, sampai isi rekening bank yang digitnya berderet-deret. Semuanya bikin saya geleng-geleng kepala. Yang ada di pikiran saya, itu kerjanya ngapain, sih? Kapan ya saya bisa seperti mereka? Kayaknya hidupnya enak, semua kebutuhan tercukupi, mau ini itu tinggal beli, nggak perlu memikirkan cicilan, tagihan utang, token listrik bunyi, dan beban hidup lainnya.

Eh, tapi kalau mau dipikir lebih dalam lagi, jadi orang yang menyandang status crazy rich kayaknya banyak nggak enaknya, deh. Sepertinya lho, ya. Saya kan belum punya pengalaman jadi orang yang rich, apalagi sampai level crazy, jadinya ya saya cuma bisa membayangkan saja. Menurut bayangan saya, kira-kira ada lima hal yang jadi alasan bahwa menyandang status crazy rich itu nggak enak.

#1 Semua aset yang dimiliki kena pajak tinggi

Sudah bukan rahasia lagi kalau Indonesia dikenal sebagai negeri seribu pajak. Semua aset dan barang yang kita beli pasti kena pajak. Semakin banyak aset yang kita miliki, pajaknya juga semakin besar. Nah, kebayang kan kalau kamu jadi orang berstatus crazy rich, berapa pajak yang harus dibayar? Hiii, ngeri.

Jangan lupa bayar pajak (Unsplash.com)

#2 Selalu dicurigai orang-orang julid

Ingat, nggak semua sirkel pertemananmu itu orang-orang baik. Ada yang manis di depan, tapi julid di belakang. Nah, kalau kamu menyandang status crazy rich, siap-siap saja jadi bahan gibah sirkel pertemananmu yang julid-julid itu. Mereka pasti mikir, itu kok bisa tajir banget, sih? Kerjanya apa? Judi, nipu, atau ngepet? Dan berbagai pertanyaan bernada curiga lainnya. Bahkan, bisa jadi gibah ini nggak cuma beredar di sirkel pertemananmu tadi, tapi juga di tetangga sekampung, keluarga mertua, sanak saudara, dan handai taulan lainnya. Ngeri, kan?

Kadang dikira banyak duit gara-gara ngepet (Unsplash.com)

#3 Banyak yang pinjam uang

Nah, ini yang paling rentan kalau kamu menyandang status crazy rich. Sebagai orang tajir dengan kekayaan (baca: uang) berlimpah ruah, sebetulnya kamu menjadi target-man dari orang-orang yang sedang butuh uang. Mulai dari sanak saudara, tetangga, teman kerja, teman kuliah, sampai teman ngaji waktu SD dulu, pasti akan kontak kamu untuk pinjam uang dengan alasan beragam. Entah itu untuk bayar utang, biaya pengobatan orang tua yang sakit, atau modal untuk mulai usaha. Mau ngasih takut susah nagihnya, mau nggak ngasih tapi nggak enak. Hadeh, pokoknya pusing, deh!

#4 Hidup jadi nggak tenang

Hidup dengan kekayaan berlimpah itu kayaknya nggak bakalan tenang. Meski nggak lagi memikirkan kebutuhan sehari-hari, bakal ada semacam rasa was-was dan ketakutan kekayaannya akan berkurang atau hilang. Maklum saja, orang-orang kaya itu kan sasaran empuk bagi para penipu dan pelaku kejahatan lainnya. Makanya jadi orang berstatus crazy rich bakalan sibuk melindungi dan mengamankan aset-asetnya itu.

Banyak yang mau pinjam uang (Unsplash.com)

#5 Hidup kurang bergairah

Bayangkan kamu sudah kaya raya dan semua kebutuhan, keinginan, dan ambisimu sudah terpenuhi. Terus kamu mau apa coba? Pastinya hidup jadi kurang bergairah. Kerja jadi malas, inisiatif turun, bahkan kreativitas mandul. Ya habis mau apalagi? Semuanya sudah punya, kok.

Itulah lima hal nggak enaknya jadi orang yang menyandang status crazy rich. Itu menurut bayangan saya lho, ya. Meski memang kadang suka iri lihat kehidupan glamor para crazy rich itu, saya tetap berpikir positif. Lebih baik hidup biasa-biasa saja tapi kebutuhan tercukupi daripada jadi crazy rich tapi malah berakhir di penjara. Iya, toh?

Eh tapi, tunggu sebentar.

Kayaknya sih mendingan jadi orang berstatus crazy rich tapi hidupnya bahagia sampai akhir hayat. Hmmm, bisa nggak, ya?

Penulis: Andri Saleh
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version