Dibesarkan di lingkungan keluarga yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tentu membuat hidup saya “terjamin” sejak kecil hingga dewasa. Gaji dan tunjangan PNS yang lumayan bagi kami yang tinggal di desa tentu saja cukup membuat hidup “sejahtera”, begitu kira-kira bayangan para tetangga.
Eh, jangan salah. Meski menyandang status jadi anak PNS terlihat menyenangkan, tak banyak orang tahu kalau menjadi anak PNS juga ada nggak enaknya. Berikut ini hal-hal nggak enak yang saya rasakan sendiri ketika menjadi anak PNS.
#1 Ekspektasi orang tua tinggi
Sebagai PNS, kedua orang tua saya tentu saja berharap anak-anaknya—saya dan kakak saya—bisa mengikuti jejak mereka. Hal ini tentu saja menjadi beban tersendiri bagi saya yang sebenarnya pengin kerja dengan usaha sendiri. Apalagi persaingan untuk menjadi PNS cukup ketat dan sulit. Dan pada akhirnya, sampai sekarang saya masih menjadi pegawai swasta dengan prinsip “sek penting halal”.
Yah, namanya orang tua, anaknya kerja di tempat yang enak dan nyaman pun masih suka dibanding-bandingkan. Katanya, di umur seperti saya sekarang ini, mereka sudah punya rumah sendiri dan kendaraan pribadi dari gaji sebagai PNS. Sementara saya masih terseok-seok nggak karuan. Boro-boro beli ini dan itu, agar keuangan nggak minus di akhir bulan saja sudah alhamdulillah. Ehe.
#2 Bayaran UKT paling mahal
Waktu saya kuliah ada yang namanya sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan subsidi silang. Mahasiswa yang memiliki orang tua berpenghasilan tetap dan lumayan besar dibuktikan dengan slip gaji, akan mendapat kelas paling atas yang artinya membayar UKT tertinggi. Saya sendiri tak luput dari hal ini. Punya orang tua yang berprofesi sebagai PNS membuat pihak kampus meyakini bahwa kedua orang tua saya memiliki penghasilan yang tetap tiap bulannya.
#3 Harus jaga sikap
Di daerah tempat tinggal saya, apabila ada anggota keluarga yang berprofesi sebagai PNS, maka keluarga tersebut akan dianggap terpandang dan punya kelas sosial yang lumayan tinggi di masyarakat. Hal ini sebenarnya nggak enak-enak amat sebab bikin saya sedikit tertekan.
Lantaran takut bikin malu dan membuat orang tua jadi bahan gunjingan tetangga, saya harus bersikap santun dan halus sejak kecil. Ehe, agak ribet, ya.
#4 Sering diminta traktirin teman
Waktu sekolah dulu, teman-teman yang mendekati saya kebanyakan ingin “menikmati pajak” yang orang tua mereka bayarkan pada negara dengan cara meminta saya mentraktir mereka. Kalau jajan kecil-kecilan sih nggak masalah, tapi kalau sering ya gimana, dong? Hingga suatu ketika saya menyadari kalau uang jajan saya nggak pernah ada sisanya. Semua hilang tak berbekas. Ada sih bekasnya, di perut saya dan teman-teman saya. Hehehe.
#5 Nomor satu pemberi sumbangan
Masih waktu sekolah dulu, jika ada klub ekstrakurikuler di sekolah yang butuh dana dan donatur, biasanya saya akan jadi siswa yang suka dimintai sumbangan. Contohnya waktu klub futsal sekolah saya akan bertanding melawan sekolah lain. Bendahara tim futsal menghampiri saya dan meminta saya untuk menyumbang dengan alasan saya anak PNS yang dapat uang jajan “lumayan” dari orang tua. Hmmm.
Itulah beberapa hal yang bikin jadi anak PNS itu terasa nggak enak. Ini versi saya pribadi, mungkin kalian yang anak PNS juga mengalami nasib serupa atau malah lebih menyebalkan? Meski begitu, jadi anak PNS juga banyak enaknya, kok.
Penulis: Kartika Herprabayu Nikentari
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Drama Korea 21+ yang Boleh Ditonton kalau Mentalmu Kuat.