Sudah bertahun-tahun saya tinggal di Bogor, setelah begitu lamanya tinggal di Jakarta. Memang, saya agak kaget dengan perbedaan kehidupan di Bogor dengan Jakarta. Ada beberapa hal yang tidak biasa saya temui di Jakarta, eh ketemunya di Bogor. Mulai dari kebiasaan, budaya, kuliner, lingkungan, suasana dan masih banyak lainnya.
Walau saya sekarang tinggal di Bogor, saya tetap bolak-balik ke Jakarta karena urusan kantor atau keluarga. Karena sering bolak-balik ini, saya jadi memerhatikan beberapa hal yang dimiliki Bogor, tapi nggak bisa saya jumpai di Jakarta.
#1 Udara Bogor lebih segar
Saya langsung menyadari hal ini semenjak hari pertama tinggal di Bogor. Udara Bogor lebih segar dan lebih bersih dibandingkan dengan udara Jakarta. Saat bangun di pagi hari, saya merasakan beberapa hal yang nggak ada di Jakarta. Udara segar, bau tanah sehabis hujan, dan hawa sejuk yang menyelimuti.
Di Bogor, hal ini begitu mudah dijumpai setiap harinyakarena hujan selalu turun di waktu sore sampai malam. Hujan inilah yang membuat udara Bogor selalu bersih dan segar. Tidak seperti Jakarta yang selalu pengap dan panas hawanya.
Saat saya sedang menginap di Jakarta, pagi hari rasanya seperti siang hari. Tidak ada udara segar yang bertahan lama di Jakarta. Rasanya jauh banget dengan pagi hari di Bogor, bagaikan langit dan sumur, padahal jaraknya tidak jauh-jauh amat. Rasa-rasanya hidup di Bogor membuat pernapasan saya jadi lebih baik.
#2 Pemandangan Gunung Salak, Gede dan Pangrango yang mengelilingi Bogor
Setiap kali bangun pagi saya selalu terpesona dengan pemandangan Gunung Salak, Gede, dan Pangrango yang menjuntai tinggi. Pemandangan gunung-gunung tersebut sangat memukau untuk saya yang lama tinggal di Jakarta. Bisa sih melihat gunung dari Jakarta, tapi langitnya harus cerah dan bersih, sedangkan hal itu jarang sekali terjadi.
Dekat dengan gunung, ditambah pemandangan sawah yang masih banyak sekali, membuat daerah ini tetap asri. Visualnya memang sangat adem sejauh mata memandang. Tidak seperti Jakarta yang hanya gedung, gedung, dan gedung.
#3 Sungai Ciliwung yang bersih dari sampah
Jakarta identik dengan banjir, banjir juga sering dikaitkan dengan Sungai Ciliwung yang meluap. Kita sering tahu kondisi Ciliwung di Jakarta itu kotornya minta ampun. Tapi, semua itu berubah 180 derajat saat ke Bogor. Ciliwung di sini mah bersih. Kita bisa melihat banyak kegiatan di sini, mulai dari ibu-ibu mencuci baju, anak-anak main, sampai mancing.
Nggak kebayang kan kalau Ciliwung bersih dan ada kehidupan? Memang sebenarnya alam itu bersih, manusia yang nggak bisa menjaganya. Saya kasih info saja, sungai yang membelah Kebun Raya Bogor itu Ciliwung, kalau belum tahu.
#4 Keseimbangan antara kehidupan kota dan desa
Bogor itu tidak seperti Jakarta yang semua daerahnya adalah perkotaan. Di Bogor, ada daerah urban dan ada daerah rural. Kamu bisa mendapatkan pengalaman menjelajahi perkotaan, lalu melipir sedikit sudah masuk wilayah pedesaan dengan pemandangan yang indah. Bogor memang seimbang itu.
Inilah barangkali yang membuat orang-orang Bogor jarang wisata ke Puncak. Soalnya, itu pemandangan sehari-hari. Nggak kayak orang-orang di luar Bogor yang harus jauh-jauh untuk mendapatkan hawa sejuk pedesaan.
#5 Harga bahan makanan dan kuliner yang lebih murah
Sejak pindah ke Bogor, saya selalu merasa lebih sedikit pengeluaran. Padahal penghasilan belum naik secara signifikan. Ternyata, hal ini bukan karena saya yang hemat, tapi karena bahan-bahan makanan di Bogor memang lebih murah dibandingkan dengan Jakarta.
Soalnya, ya, kalau mau beli beras sampai sayuran nggak mesti ke pasar. Tetangga sendiri adalah petani yang menanam itu semua. Jadi, jelas harganya lebih murah dan tidak semahal di pasar. Kalau di Jakarta, mau beli agak murah harus ke pasar induk. Itu pun diutamakan yang beli grosiran.
Nggak cuma bahan makanan, kulinernya juga lebih murah harganya. Masih banyak sekali makanan di bawah Rp10 ribu di sini. Mulai dari bubur, bakso, mie ayam, nasi uduk dan lain sebagainya. Saya pernah beli 2 lauk protein seperti ayam, telur, sayur, itu harganya cuma Rp15 ribu. Itu sudah paling mahal.
Padahal jarak Jakarta dengan Bogor tidak begitu jauh. Menggunakan transportasi umum hanya menempuh 1 jam saja, tapi perbedaannya bisa sejauh ini. Sebagai orang yang pernah merasakan keduanya, hal ini membuat saya jadi terus merasa bersyukur. Karena ternyata, selalu ada kelebihan di atas kekurangan, begitu juga sebaliknya.
Penulis: Nasrulloh Alif Suherman
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 7 Pantai di Jogja yang Bikin Kamu Lupa Parangtritis.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
