Genre komedi adalah salah satu genre yang paling populer dan dinikmati banyak orang di dunia. Di benua Asia, nggak cuma Thailand atau Korea Selatan yang jago bikin film komedi, Jepang pun lihai dalam membuat film yang mampu mengocok perut penonton sampai bengek. Selain nggak perlu bikin penonton banyak mikir, film bergenre komedi juga mampu membuat pikiran rileks sejenak dan cukup ampuh untuk mengurangi stres akibat tekanan hidup.
Sejak tahun 2020, saya mulai mencoba menonton film buatan Negeri Sakura lantaran bosan dengan tontonan Korea. Judul film komedi Jepang pertama yang saya tonton adalah Ryuzo and the Seven Henchmen. Berkisah tentang kakek-kakek pensiunan Yakuza yang reuni kembali. Genre filmnya memang komedi, tapi nggak cukup sukses bikin saya tertawa sampai terpingkal-pingkal. Mungkin selera humor saya nggak cocok sama film itu.
Setelah menyelam lebih jauh di Mbah Gugel dan menonton lebih banyak film Jepang dengan berbagai genre, akhirnya saya menemukan beberapa judul film komedi Jepang bagus yang bikin saya kepikiran: “Ke mana saja gue selama ini?” Berikut 5 film komedi Jepang yang nggak hanya menghibur, tetapi memberi pesan hidup.
#1 Teiichi no Kuni (Battle of Supreme High)
Film ini merupakan adaptasi dari manga berjudul Teiichi no Kuni karya Usamaru Furuya. Bisa dibilang ini film “cuci mata” bagi kaum hawa karena bertabur aktor-aktor ganteng seperti Suda Masaki, Shison Jun, Nomura Shuhei, Takeuchi Ryoma, Mamiya Shotaro, dan Chiba Yudai. Akting para pemain film ini totalitas, terutama Suda Masaki yang memang dikenal talented banget sebagai entertainer.
Berlatar di era Showa (25 Desember 1926-7 Januari 1989), film ini menceritakan seorang remaja lelaki bernama Akaba Teiichi (Suda Masaki). Dia terlahir dari keluarga terpandang, bapaknya adalah seorang Wakil Menteri Perdagangan dan ibunya pemain piano andal. Teiichi bersekolah di SMA Kaitei yang terkenal menghasilkan para politisi dan birokrat. Di sana dia berambisi menjadi ketua OSIS agar kariernya menjadi politisi mulus. Namun, untuk menjadi ketua OSIS tidaklah mudah dan terjadi persaingan khas politik antarkubu kandidat ketua OSIS.
Film ini secara nggak langsung menyiratkan bahwa tak ada lawan dan kawan abadi dalam dunia politik. Lalu, apakah Teiichi berhasil menjadi ketua OSIS? Tonton saja filmnya.
#2 Kyou Kara Ore Wa (From Now, It’s My Turn!)
Masih bertemakan sekolah, film Kyou Kara Ore Wa berlatar tahun 1980-an yang menceritakan kenakalan remaja pada saat itu. Mitsuhashi Takashi (Kaku Kento) dan Itou Shinji (Itou Kentaro) adalah duo jagoan asal SMA Nanyou di Prefektur Chiba. Karena gaya rambutnya yang mencolok, mereka berdua mudah dikenali orang-orang.
Mitsuhashi dan Itou punya musuh bebuyutan dari SMA Akehisa yang dipimpin oleh Sagara Takeshi (Isomura Hayato) dan Katagiri Satoshi (Suzuki Nobuyuki). Tiada hari tanpa tawuran dan perkelahian di antara dua sekolah tersebut. Suatu hari, SMA Hokunei dari kota sebelah bergabung dengan SMA Akehisa dan berakhir pada sebuah “perang” besar.
Sebelum nonton film ini, akan lebih baik kalau kalian nonton versi dramanya dulu supaya lebih paham konteks dan asal-usul Mitsuhashi jadi anak badung. Tapi, kalau mau langsung nonton filmnya juga nggak apa-apa, sih. Pokoknya siap-siap ketawa sampai sakit perut karena tingkah Mitsuhashi yang cerdik, penuh akal, dan konyol.
#3 Survival Family
Film ini berkisah kehidupan Kota Tokyo yang tiba-tiba mati karena terjadi pemadaman listrik total yang belum diketahui penyebabnya. Ternyata pemadaman juga terjadi di beberapa kota di Jepang. Cerita berpusat pada sebuah keluarga bernama Suzuki, keluarga yang sibuk pada urusan masing-masing dan selalu terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil.
Keluarga Suzuki memutuskan hijrah ke kampung halaman mereka di Kagoshima menggunakan sepeda lantaran semua kendaraan seperti mobil, motor, nggak bisa jalan. Suasana musafirnya terasa sekali. Hujan badai, minim air dan makanan, saling mencuri untuk bertahan hidup, pokoknya bikin greget selama nonton. Namun, musibah mati listrik ini membawa dampak positif juga, yakni hubungan keluarga Suzuki harmonis kembali.
#4 Wood Job
Wood Job bercerita tentang seorang anak SMA yang nggak lulus SBMPTN cabang Jepang bernama Hirano Yuki (Shometani Shota). Dia merasa galau banget karena teman-temannya lulus sedangkan dia gagal sendirian. Tapi, Hirano ini bocahnya santuy banget dan mikir mungkin bisa coba lagi tahun depan. Kehidupannya pun dimulai saat melihat selebaran pelatihan kehutanan dengan sampul mbak-mbak cantik (Nagasawa Masami) dengan latar pepohonan hutan.
Karena kepingin ketemu mbak-mbak cantik itu, Hirano rela meninggalkan ingar-bingar kota menuju desa di pegunungan tempat pelatihan tersebut berada, yang bahkan nggak bisa dijangkau sinyal sama sekali. Di sana Hirano belajar banyak hal seperti kemandirian dan kekeluargaan. Oh ya, berkat film ini saya juga jadi tahu bagaimana cara menebang pohon berukuran besar di hutan.
#5 The Confidence Man JP: Princess
Ini adalah film yang bikin saya kaget karena kemunculan Ibu Dewi Soekarno sebagai cameo. Awalnya saya nggak percaya sampai mengerjapkan mata beberapa kali dan mendekatkan wajah ke layar laptop. Setelah bertanya pada Mbah Gugel, ternyata memang benar beliau muncul dalam The Confidence Man JP: Princess.
Film ini mengisahkan sekelompok penipu ulung yang (sepertinya) dipimpin oleh seorang wanita bernama Dako (Nagasawa Masami). Sepintas film ini mengingatkan saya pada film Korea bertema serupa berjudul The Swindlers yang dibintangi Hyun Bin. Tetapi jalan cerita film ini nggak sama dengan filmnya Hyun Bin, kok.
Dako punya anak buah setia bernama Boku-chan (Higashide Masahiro) dan Richard (Kohinata Fumiyo). Mereka berencana menipu keluarga konglomerat di Singapura, yaitu Keluarga Fuu. Raymond Fuu, sang kepala Keluarga Fuu, meninggal dunia dan mewariskan 10 triliun yen. Dako, Boku-chan, dan Richard bersekongkol untuk mendapatkan warisan tersebut. Mereka menjalani aksinya di Langkawi, Malaysia. Seri The Confidence Man JP selalu membuat plot twist tak terduga dan genius di akhir.
Nah, itulah 5 rekomendasi film komedi Jepang sarat makna yang cocok ditonton di waktu senggang. Dijamin stres kalian bakal hilang sekejap.
Penulis: Jasmine Nadiah Aurin
Editor: Intan Ekapratiwi