Awal tahun ini saya terhibur dengan film-film Indonesia yang telah menghiasi layar lebar. Meski perolehan penonton bioskop Indonesia terbilang masih struggle jika dibandingkan dengan pencapaian sebelum pandemi, setidaknya amunisi film Indonesia sejauh ini sudah memuaskan secara varian pilihan cerita, tema, dan genre.
Soal kualitas, memang sebagian sineas sedang melakukan proses belajar. Namun, secara varian tema dan genre, tampaknya sineas kita semakin berani mencoba sesuatu yang baru dan mengeksplorasinya. Hal ini tentu harus diapresiasi karena akan berdampak baik pada industri dan budaya menonton penontonnya. Dan tampaknya, hal ini masih akan berlanjut di 2022. Berikut adalah beberapa rekomendasi film Indonesia yang tayang pada bulan Februari 2022.
#1 Kukira Kau Rumah (3 Februari 2022)
Untuk awal bulan, Anda memiliki pilihan dengan film yang membahas tema seputar mental health berjudul Kukira Kau Rumah. Dibintangi Prilly Latuconsina dan beberapa bintang baru seperti Jourdy Pranata dan Shenina Cinnamon, film ini akan mengemas tema berat seputaran kesehatan mental dengan balutan cerita romansa dan musik.
Bercerita mengenai Niskala yang mengalami bipolar, dia bertemu Pram yang merupakan pengagum Niskala dari jauh dan suka menulis lagu.
Film ini merupakan film panjang pertama Umay Shahab sebagai sutradara. Sebagai film perdana, dapat dipahami kalau hasilnya mungkin tidak akan sempurna. Jadi, jaga ekspektasi Anda. Meski begitu, film ini memiliki potensi menarik soal menyebarkan awareness kesehatan mental.
#2 Arini by Love.inc (4 Februari 2022)
Dari ruang lingkup OTT, film Arini by Love Inc yang akan tayang di Bioskop Online jadi amunisi yang menarik perhatian saya. Belum usang ingatan soal bagaimana film Ben & Jody dapat membelokkan genre franchise mereka, Visinema kembali melakukan hal yang sama dengan film ini.
Arini by Love Inc merupakan spin off dari film romantis berjudul Love For Sale dan sekuelnya. Menariknya, Visinema kembali membelokkan genrenya dari yang awalnya romantis menjadi psychological thriller yang tampaknya memiliki sentuhan fiksi ilmiah. Masa sajian tema dan genre unik begini tidak membuat saya melirikan mata?
#3 Kamu Tidak Sendiri (17 Februari 2022)
Satu lagi sajian thriller hadir mencoba peruntungan, jarang bukan? Film ini juga merupakan sajian psychological thriller dengan balutan film bencana yang akan lebih berfokus pada cerita terjebak dalam satu ruangan.
Kamu Tidak Sendiri berlatar peristiwa evakuasi gempa dan berfokus pada cerita beberapa karakter yang terkurung dalam lift. elemen drama akan disorot pada karakter yang akan menjadi fokus cerita, Mira (Adinia Wirasti) yang memiliki masalah kepercayaan pada orang-orang.
#4 Pelangi Tanpa Warna (17 Februari 2022)
Selanjutnya, kita punya sebuah cerita drama keluarga yang akan dibintangi duet aktor senior pentolan Si Doel, yaitu Rano Karno dan Maudy Koesnaedi yang di sini menjadi sepasang suami istri di usia senja.
Ceritanya akan berfokus pada rumah tangga Fedi dan Kirana yang harus diuji karena Kirana mengidap alzheimer.
Film Indonesia termasuk jarang menawarkan cerita-cerita dengan sudut pandang karakter manula. Belum lagi tambahan soal konflik penderita alzheimer yang tentunya dapat memberi insight buat penonton. Sebelumnya, film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga juga membahas dua tema ini. Namun, tampaknya film ini lebih memiliki fokus dengan balutan drama melankolis keluarga dan cinta pasangan manula.
#5 KKN di Desa Penari (24 Februari 2022)
Akhirnya, cerita yang bersumber dari utas viral di Twitter ini akan tayang di bioskop. Meski banyak orang menganggap film ini aji mumpung menunggangi kepopuleran ceritanya, saya tetap menantikan film ini karena beberapa alasan.
Pertama, saya memang menyukai ceritanya. Cerita horor saat KKN adalah sesuatu yang cukup dekat dengan sebagian besar masyarakat. Selain itu, film ini menawarkan horor dengan balutan klenik mitos khas pedalaman Indonesia. Aspek kelokalan ini bagi saya menarik untuk di eksplorasi.
Kedua, ada nama Awi Suryadi. Dia adalah sutradara di balik film horor macam Badoet, Sunyi, dan trilogi Danur. Meski saya bukan penyuka franchise Danur, saya cukup menyukai karya horor lainnya. Mari berharap karyanya satu ini digarap dengan niat serius, dan tentunya menantikan eksplorasi sajian horor dengan latar pedalamannya.
Penulis: Muhammad Sabilurrosyad
Editor: Audian Laili