Tempo hari, karena pekerjaan tidak terlalu padat, saya kepikiran untuk menonton film saja. Setelah cari referensi di YouTube, saya putuskan untuk menonton film bertema “time travel” atau menjelajah waktu. Tadinya cuma niat menonton satu film aja, eh ujungnya malah kebablasan. Bukan hanya terhibur, tapi juga cukup menambah beban pikiran saya untuk memahami alur cerita di film-film tersebut.
Beberapa film yang cukup menarik akan saya ulas di sini. Tapi saran saya sebelum menonton pastikan pikiran sedang tenang ya. Paling tidak, kamu tidak sedang memikul beban hidup yang kadarnya cukup berat, kasihan nanti kalau sedang punya masalah ditambah menonton film-film ini. Jika ikut terbawa dengan alur cerita di film, yang ada hanya akan menambah rasa pusing di kepala.
Oke, saya mulai ya. Sebelumnya jangan tanya siapa pemeran serta sutradara filmnya, diproduksi tahun berapa, dan siapa yang memproduksinya, saya belum cari tahu, karena niat saya waktu itu cuma ingin menikmati filmnya saja.
Source Code
Film ini mengangkat cerita tentang seorang kapten pesawat yang sebenarnya telah gugur di medan perang. Tetapi oleh sekelompok peneliti, memanfaatkan jiwanya untuk ditransfer berulang kali ke satu kejadian dalam penyelamatan warga dari kejadian peledakan bom di sebuah gerbong kereta api. Dengan misi penyelamatan tersebut, dibutuhkan berkali-kali pen-transfer-an jiwa untuk mencari tahu sumber serta memecahkan masalah di film itu. Walaupun harus rela merasakan mati berkali-kali karena ledakan bom, tapi akhirnya sang kapten dapat balasan setimpal kok, bisa hidup lagi. Bingung kan, ditonton aja nanti biar lebih bingung jelas.
Donnie Darko
Sama dengan judulnya, tokoh utama di film ini adalah seorang remaja lelaki bernama Donnie Darko. Remaja yang memiliki masalah dengan kejiwaannya yang menyebabkannya harus rutin konsultasi ke psikiater. Selain bertema time travel, di film ini juga terdapat unsur plot twist. Cerita dimulai saat rumah keluarga Donnie kejatuhan benda asing berukuran sangat besar, di mana benda tersebut jatuh tepat mengenai bagian kamar remaja tersebut.
Plot pertama, menceritakan bahwa sebelum benda tersebut jatuh ternyata tanpa sepengetahuan keluarganya, Donnie sudah berjalan keluar kamar sehingga nyawanya berhasil selamat. Menjalankan kehidupan yang aneh bersama keluarga, teman-teman, psikiater serta teman khayalannya yang kadang tanpa sadar bisa membawanya berpindah ke waktu-waktu tertentu tanpa bisa ia kontrol kapan, apa tujuannya serta efek apa yang dapat ditimbulkan oleh perbuatannya.
Plot kedua, di akhir film bahwa sebenarnya Donnie telah menjadi korban pada peristiwa benda besar yang jatuh tepat menimpa kamarnya. Sehingga, akan membuat kita berpikir bahwa plot pertama sebenarnya tidak pernah terjadi.
Hal lain yang cukup berkesan di film ini bagi saya adalah soundtrack film berjudul Mad World yang dibawakan Gary Jules, masih sering terngiang-ngiang di telinga.
The Butterfly Effect
Tokoh utama yang diperankan seorang remaja lelaki, yang mewarisi penyakit aneh dari sang ayah membuatnya memiliki ingatan yang cukup singkat. Ia tidak pernah bisa mengingat secara utuh kejadian-kejadian yang bahkan belum lama dilaluinya. Karena kekurangannya itu, sejak kecil sang ibu membiasakannya untuk menulis semua hak yang dialaminya sesaat setelah ia mengalami kejadian tersebut.
Hingga pada saat remaja ia mengalami hal unik, yang membuatnya bisa kembali ke masa lalu saat membaca tulisan-tulisan yang ia tulis semasa kecil. Awalnya ia berusaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ia lakukan di masa lalu. Sampai pada akhir cerita, yang membuat saya cukup..ah sudahlah. Mungkin lebih asik kalau kalian menonton langsung. Saya cuma bisa tertawa melihat ending filmnya, entah mungkin kalian akan menunjukkan ekspresi yang berbeda.
Interstellar
Film ini film waktu yang sepertinya lebih kuat di sains fiksinya sih. Bercerita tentang sebuah keluarga yang terdiri dari kakek, ayah, dan sepasang anaknya. Sayang cerita mereka jauh berbeda dengan cerita di Keluarga Cemara. Di film ini kita bisa melihat, bahwa tidak selamanya seorang ayah kandung harus berusia lebih tua dari anaknya. Sebenarnya menurut saya filmnya lebih berat ke sains fiksi sih, jadi nggak time travel amat. Film yang layak ditonton, cukup saya rekomendasikan. Kalau kuota internet sedang memadai atau wifi tetangga bisa diandalkan, langsung aja ditonton biar nggak penasaran.
Predestination
Khusus film ini, saya tidak mau memaparkan panjang lebar. Untuk alur cerita mungkin ini yang jadi favorit saya. Hanya saja saya masih bingung mau bercerita darimana, yang jelas saya benar-benar dipusingkan oleh tokoh bernama Jane. Jane oh Jane…
Menurut saya, lelucon yang paling tepat mendeskripsikan film ini adalah “Mana yang lebih dulu, telur atau ayam?”
BACA JUGA Hey Customer Ojol, Driver Grab dan Gojek Itu Bukan Babu! dan tulisan Irfa Yani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.