Menghabiskan masa-masa liburan rasanya paling afdal kalau mengunjungi destinasi wisata dengan mengajak teman, saudara, keluarga, maupun pasangan. Tentunya, banyak destinasi wisata yang cocok untuk sarana healing kalian saat liburan. Terlebih buat kalian yang sedang dimabuk asmara, pasti berlibur ke destinasi wisata akan menjadi solusi cemerlang guna mengabadikan momen-momen bucin kalian.
Eits, buat yang jomblo, jangan bersedih terlebih dulu, ya! Banyak juga, kok, destinasi wisata yang malah jarang dikunjungi pasangan muda-mudi lantaran berkembangnya mitos-mitos (((mengerikan))) di tempat tersebut. Gimana nggak, mitos-mitos ini dipercaya menimbulkan dampak buruk buat kelangsungan hubungan pasangan yang berkunjung.
Alih-alih ingin melepas penat saat liburan sama pasangan, yang ada malah timbulnya perasaan parno terhadap mitos-mitos yang berkembang di destinasi wisata tersebut. Wis lah, tanpa basa-basi lagi, saya mau membagikan lima referensi destinasi wisata di Jawa Timur yang sebaiknya nggak kalian kunjungi sama pasangan. Berikut daftarnya.
#1 Pantai Kenjeran Surabaya
Mitos-mitos pantai yang bikin hubungan pasangan nggak berjalan mulus sangatlah banyak, salah satunya adalah mitos Pantai Kenjeran. Pantai yang terletak di Jalan Mentari Kenjeran atau Jalan Raya Pantai Lama No. 12, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya ini hanya bertarif Rp15 ribu untuk tiket masuknya. Selain menyediakan panorama alam yang eksotis, pantai Kenjeran ternyata juga memiliki mitos nggak baik buat pasangan yang berlibur ke sana.
Entah gimana awal mulanya, tetapi mitos ini telah diyakini ada sejak dulu oleh masyarakat setempat. Warga kota Surabaya pun pasti sangat paham dengan adanya mitos tersebut dan pantang sekali untuk berlibur ke sana bareng pasangan terutama bagi yang belum menikah. Jadi, bila kalian berkunjung ke Pantai Kenjeran dan menemukan sepasang muda-mudi yang berkunjung, besar kemungkinan mereka bukan warga Surabaya.
#2 Air Terjun Sedudo Nganjuk
Selanjutnya, ada Air Terjun Sedudo yang berlokasi di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk dan berada pada ketinggian 1.438 mdpl. Cukup merogoh kocek sebesar Rp10 ribu saja kalian sudah bisa memasuki wisata Sedudo. Menawannya pesona Air Terjun Sedudo benar-benar bikin pengunjung terpana. Namun, siapa sangka kalau Air Terjun Sedudo ternyata menyimpan banyak cerita mistis. Salah satunya adalah mitos ketidaklanggengan pasangan yang berkunjung ke sana.
Mitos tersebut muncul lantaran adanya kisah cinta seorang pertapa yang dulunya bersemedi di Sedudo. Singkat cerita, cinta seorang pertapa tersebut bertepuk sebelah tangan. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk melajang seumur hidup dan bertapa di Air Terjun Sedudo hingga ajal menjemputnya. Ia bersumpah bahwa pasangan mana pun yang berani mendekati pertapaannya tersebut, maka hubungannya akan kandas. Gimana? Ingin mencoba keabsahan sumpah sang pertapa?
#3 Air Terjun Nglirip Tuban
Sama seperti Sedudo, Nglirip merupakan wisata air terjun yang tak kalah populernya di kalangan para wisatawan. Hawa sejuk serta gemuruhnya suara air terjun, serasa menghipnotis setiap wisatawan yang berkunjung ke sana. Destinasi wisata ini bertempat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban. Tentunya, dengan akses yang terbilang lancar, kalian bisa mengunjungi Air Terjun Nglirip dengan mudah. Keindahan Air Terjun Nglirip nggak bisa dibandingkan dengan tiket masuk yang hanya berkisar Rp5 ribu.
Konon katanya, penghuni Air Terjun Nglirip adalah Putri Nglirip. Ia akan merasa terganggu bila ada pasangan yang memadu kasih di tempat tersebut. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, pasangan yang berpacaran di wilayah Air Terjun Nglirip, hubungannya akan putus dalam kurun waktu 40 hari.
Khususon bagi kalian yang belum halal, pertimbangkan lagi jadwal liburan kalian ke Air Terjun Nglirip, ya.
#4 Coban Rondo Malang
Malang Raya memang terkenal menyimpan sejuta destinasi wisata alam. Salah satu wisata air terjun yang cukup terkenal di Malang adalah Coban Rondo. Letaknya di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Untuk tiket masuknya berkisar Rp15 ribu-Rp 30 ribu saja. Selain menyediakan panorama air jatuh bebas dari ketinggian, destinasi wisata di Jawa Timur ini juga menyediakan wahana-wahana kece seperti labirin, permainan outbond, hingga taman bunga.
Di Coban Rondo berkembang sebuah legenda Dewi Anjani yang harus menerima takdirnya sebagai janda karena ditinggal mati suaminya. Ia merenungi nasibnya di sebuah batu besar di bawah air terjun hingga akhir hayatnya. Sejak saat itu, timbul mitos jika ada sepasang kekasih yang mengunjungi Coban Rondo, hubungan mereka tak akan bertahan lama. Si cewek niscaya akan bernasib sama seperti Dewi Anjani, sang penunggu Coban Rondo. Jadi, jangan bawa pasangan kalian berlibur ke Coban Rondo, ya! Awas pedhot, Lur!
#5 Telaga Sarangan Magetan
Berpindah ke sektor pariwisata utama Kabupaten Magetan. Yup, namanya Telaga Sarangan. Wisata ini berada di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan. Telaga ini mesti ramai pengunjung, terlebih lagi saat akhir pekan dan musim liburan. Hanya dengan tiket masuk Rp15 ribu, kalian bisa berlibur sepuasnya di Telaga Sarangan.
Disebut-sebut sebagai tempat persemayaman dua sosok naga yang berjuluk Ki Pasir dan Nyi Pasir, konon katanya Telaga Sarangan mengandung kekuatan magis yang bisa bikin hubungan sama pasangan jadi kandas. Sehingga, pasangan sangat nggak dianjurkan untuk mengunjungi lokasi wisata ini. Jo layak! Pantas saja banyak lagu-lagu ambyar berbahasa Jawa seperti “Sarangan Ninggal Janji”, “Tangise Sarangan”, “Sarangan Nglarung Rasa”, dll. yang mengisahkan tentang kandasnya asmara di Telaga Sarangan. Apa mungkin pengarang lagu-lagu tersebut mengalami hal serupa setelah mengunjungi Sarangan?
Tenang saja, bagi kalian yang percaya dan takut akan mitos-mitos di tempat wisata di Jawa Timur tadi, kalian bisa kok mengunjungi tempat-tempat wisata tersebut tanpa membawa pasangan. Ajak keluarga atau teman gitu misalnya.
Sebenarnya sudah banyak upaya demistifikasi yang dilakukan masyarakat guna menangkal mitos-mitos tersebut. Yang perlu diingat, jodoh dan takdir sejatinya yang menentukan hanyalah Yang Mahakuasa, bukan roh penunggu tempat wisata. Selain itu, para pengunjung harus selalu menghormati setiap nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat sekitar. Kalau kata orang Jawa harus empan papan (tahu tempat).
Kalau saya, sih, sementara ini nggak terlalu mempermasalahkan adanya mitos-mitos gituan. Ya mau gimana lagi, hla wong pacar saja saya nggak punya. Heuheuheu…
Penulis: Ahmad Rizky Wahyudi
Editor: Intan Ekapratiwi