Melalui platform Netflix penonton bisa menyaksikan serial antologi drama berjudul Midnight Diner. Serial tersebut sudah memiliki total lima musim. Namun, melalui Netflix penonton hanya bisa menyaksikan tiga musimnya.
Serial yang berasal dari Jepang ini menceritakan tentang datang dan perginya pelanggan suatu warung makan yang berlokasi di tengah kota Tokyo. Uniknya, warung makan tersebut hanya buka pada pukul 00:00 hingga pukul 07:00. Tidak ada menu khusus yang disediakan. Pelanggan bisa memesan makanan apa saja, selama Master—sebutan untuk pemilik warung sekaligus chef pada serial Midnight Diner—memiliki bahan-bahannya.
Lantaran membuka warungnya saat dini hari, maka warung tersebut juga biasa dijadikan tempat nongkrong. Bahkan Master sering kali menerima sesi curhat para pelanggannya. Sebagai penonton, sebenarnya ada banyak hal yang bisa dipelajari dari Master, khususnya bagaimana menjadi pendengar curhat yang baik.
#1 Dengarkan saat orang lain berbicara
Curhat secara langsung dan tatap muka merupakan salah satu bentuk dari kegiatan komunikasi secara verbal. Pada serial Midnight Diner, dapat disaksikan pelanggan yang memiliki keluh kesah, menyampaikan dan membagikan keluh kesahnya kepada Master secara lisan.
Berarti di sini, dalam kegiatan berkomunikasi peran pelanggan adalah sebagai pembicara, dan peran Master adalah sebagai pendengar. Nah, pada serial Midnight Diner, penonton akan selalu melihat Master yang hanya diam dan fokus mendengarkan pelanggannya curhat, sesekali mungkin Master mendengar curhatan pelanggannya sambil melakukan pekerjaannya sebagai chef. Tapi, tetap saja Master selalu mendengar, tanpa interupsi.
#2 Berbicara seperlunya
Setelah mendengarkan keluh kesah para pelanggan, Master tidak mengeluarkan banyak kata. Terkadang Master hanya diam sambil menunjukan senyumnya, terkadang Master juga memberikan nasihat secukupnya saja.
Di sini Master mungkin hanya berbicara mengenai hal yang hanya ia ketahui. Master kemungkinan tidak akan membicarakan hal yang memang tidak ia kuasai. Master tidak ingin menjadi pendengar curhat yang sok tahu. Kalau memang tidak memiliki saran atau nasihat, memang lebih baik diam saja sambil tersenyum.
#3 Menawarkan camilan
Selaku owner dari warung sederhananya, terkadang Master juga memberikan para pelanggannya camilan gratis. Bahkan, terkadang sesekali ia memberikan bir. Bagi Master, selama itu bisa membuat pelanggannya senang tidak masalah.
Ketika pelanggannya curhat, Master juga pernah memberi satu porsi makanan gratis pada pelanggannya. Tentu saja, cara ini dilakukan agar sesi curhat tersebut berjalan lebih santai, dan tidak menambah pusing pelanggan yang lagi punya masalah.
Kondisi yang lebih santai ini juga bagus untuk Master sendiri. Lantaran dengan kondisi curhat yang ideal, Master bisa mendengarkan curhatan pelanggannya dengan seksama, sambil bekerja, atau sambil merokok. Intinya, dengan makanan buatan Master yang enak, mood pelanggan dalam sesi curhat pun jadi terjaga.
Dari sini kita bisa belajar, mungkin kalau nanti ada kawan yang curhat kita bisa memberikannya camilan atau rokok. Intinya biar suasana tetap santai dan tidak tegang.
#4 Membaur ke semua kalangan
Pada serial Midnight Diner, warung makan Master dikunjungi oleh berbagai jenis kalangan. Ada pekerja serabutan, pensiunan, anggota yakuza, mahasiswa, aktor video dewasa, calon idol, dan banyak lagi.
Hebatnya, Master bisa saja berbicara santai dengan berbagai kalangan tersebut. Tidak terlihat rasa canggung pada Master saat berinteraksi dengan para pelanggannya yang sedang curhat. Bahkan Master dan pelanggannya bisa terlihat akrab.
Hal ini bisa dilakukan oleh Master, lantaran pengalaman pekerjaannya memaksa ia bertemu dengan orang banyak. Ini membuat Master pandai untuk membaur dan akrab dengan berbagai jenis kalangan. Tentu susah bagi orang biasa agar bisa mengikuti jejak Master, harus sering-sering latihan.
#5 Nggak suka gosip
Setelah mendengar curhat dari berbagai pelanggan, tentu saja Master seperti menyimpan aib serta masalah para pelanggannya. Untung saja pada serial Midnight Diner, diceritakan bahwa Master tidak suka bergosip. Semua hal yang Master dengar, akan disimpan untuk dirinya sendiri.
Sebagai tempat curhat, privasi adalah hal yang paling penting untuk dijaga. Tentu, ketika curhat kita ingin agar masalah kita hanya didengar dengan orang yang tepat dan kompeten dalam menjaga rahasia. Kita tidak ingin masalah kita tiba-tiba diketahui oleh banyak orang. Maka dari itu, tukang gosip tidak layak menjadi tempat curhat.
Kehangatan yang diberikan Master kepada pelanggannya, juga memengaruhi kelancaran bisnis warung makan milik Master itu sendiri. Pelanggannya akan terus mengingat bahwa warung tersebut adalah rumah kedua mereka, lantas mereka akan terus kembali dan makan di warung milik Master.
BACA JUGA 5 Hal yang Perlu Dilakukan Saat Teman Sedang Curhat dan tulisan Muhammad Ikhsan Firdaus lainnya.