Keberagaman sepertinya sudah ada dalam DNA setiap orang Indonesia. Bukan cuma budaya dan bahasa, tawa—khususnya yang virtual—pun ada banyak macamnya sekarang. Ada yang orisinil transkripsi tertawa asli seperti hahaha dan hehehe; ada juga yang diimpor dari bahasa inggris macam LOL, ROFTL, LMAO; sampai yang lahir dari kealayan kratifitas manusianya, yaitu wkwkwk, awokwokwok, xixixi, jajaja dan fufufu!
Keberagaman tawa virtual ini tentu bikin penggunaannya jadi lebih variatif. Normalnya sih dalam satu kalimat atau paragraf cukup gunakan satu jenis saja. Tapi ada juga yang menggunakan dua, tiga, bahkan sampai empat jenis tawa dalam satu kalimat. Misalnya begini: wkwkwk aku nggak nyangka sih bisa selucu itu filmnya hahaha lol banget.
Saya baru menyadari hal ini setelah melihat twit seorang teman, dia menanyakan kenapa orang Indonesia di twitter land bisa menggunakan lebih dari satu jenis tawa virtual dalam cuitannya? Nah, mumpung lagi nggak ada ide kegiatan, saya coba mengetikan “wkwkwk hahaha lol” di pencarian Twitter, dan ternyata banyak banget yang menggabungkan ketiganya dalam satu cuitan!
Setelah mengamati sekian banyak twit dari hasil pencarian tersebut, saya menyimpulkan 5 alasan penggunaan tawa virtual yang bisa menjawab pertanyaan di atas.
Pertama, karena nggak tahu arti lol yang sebenarnya
Saya perhatikan cukup banyak yang menempatkan lol seenak udel dalam twitnya. Ini tentu nggak begitu saja mereka lakukan, asumsi saya sih karena mereka nggak tahu arti lol yang sebenarnya.
Coba perhatikan twit yang satu ini:
“aku inget pernah liat kamu naek angkot terus sambil belajar buat tes awal deh hahaha lol banget”
Posisi lol dalam twit itu ada setelah “hahaha” yang biasa digunakan saat penulisnya sedang tertawa. Sementara itu, arti lol dalam website meriam webster adalah laugh out loud; laughing out loud, yang berarti tertawa terbahak-bahak.
Jika frasa “hahaha lol banget” diartikan langsung berarti jadi tertawa tertawa terbahak-bahak banget. Jelas rancu dan nggak efektif banget. Padahal cukup gunakan “lol” di akhir, atau kalau mau yang lebih ekstrim bisa ketik “HAHAHA”.
Kedua, wkwkwk=koma (,) dan lol=titik (.)
Alasan yang kedua persis sepeti anjing dan goblog dalam bahasa Sunda. Wkwkwk digunakan untuk menggantikan tanda koma (,) dan lol untuk tanda titik (.). Coba pehatikat twit berikut ini:
“hahaha semenjak dirumah aja jadi suka baking (emot ketawa keras) aku kadang suka bantu sih bantu ngerusuhin wkwkwk sama (manggil nama) aku juga ga jago masak lol”
Jelas sekali dalam twit tersebut wkwkwk posisinya nyempil di tengah-tengah kalimat dan lol di akhir kalimat. Daripada begitu, lebih enak bacanya kalau seperti ini:
“hahaha semenjak di rumah aja jadi suka baking. Aku kadang suka bantu sih bantu ngerusuhin, sama aku juga ga jago masak.”
Nggak perlu ada emot ketawa keras lagi, cukup hahaha saja di depan.
Ketiga, wkwkwk atau hahaha digunakan sebagai pembuka kalimat
Alasan yang ketiga, wkwkwk atau hahaha di simpan di awal kalimat sebagai pembuka. Contohnya seperti ini:
“wkwkwk seru aja gitu lol denger bunyinya hahaha iyeee jir buset jadi bahan pergunjingan duniawi deh”
Ini pernah terjadi sekitar 8 atau 9 tahun yang lalu, di facebook banyak status facebook yang awalnya pakai tanda titik (.) satu biji atau titik koma (;). Nah, sepertinya ke-alay-an ini terulang kembali. Karena katanya alay itu sampai kapanpun nggak akan pernah hilang dari muka bumi, ia terus bereinkarnasi dari masa ke masa dengan bentuk yang berbeda-beda.
Keempat, tentu saja karena mereka adalah manusia yang serakah
Ketiga contoh di atas sebetulnya cukup untuk membuktikan bahwa mereka adalah manusia yang serakah, namun biar lebih apdol saya mau angkut satu twit lain yang lebih mewakili:
“hahaha ngakak, padahal mah gue ga sebaik itu wei wkwkwk tapi makasih lol hehehe”
Coba hitung, ada berapa jenis tawa virtual dalam twit di atas? Yak betul, lima biji kawan-kawan!!! Apa nggak kurang banyak? Tapi biar nggak bikin mereka insecure, mari kita berpikir positif. Mungkin saja mereka sedang menunjukan bahwa mereka bisa tertawa terbahak-bahak sampai jungkir balik, kayang dan handstand pada lawan bicaranya.
Kelima, biar chat-nya keliatan panjang jadi nggak disebut jutek
Ini mungkin banyak dialami kaum hawa, apalagi yang sedang menghadapi buaya di depan matanya. You know lah, buaya itu paling nggak suka dijutekin. Kalau ada cewek yang berani jutek langsung dicap sombong, sok cantik, jual mahal banget. Tapi waktunya dibaikin, mereka malah nglunjak. Dasar sandal Crocs.
Nggak deng, komunikasi via chat itu, kan, nggak ketahuan intonasi suaranya jadi panjang-pendek kalimat kadang bisa digunakan untuk menentukan sifat seseorang. Umumnya, semakin panjang berarti semakin ramah. Sebaliknya, semakin pendek artinya mundur mz kamu nggak punya kesempatan lagi alias cuek blas.
Begitu lah kiranya hasil pengamatan saya tentang alasan penggunakan macam-macam tawa virtual secara bersamaan di Twitter. Mohon diingat bahwa terlalu banyak menggunakan tawa dapat menyebabkan kebingungan, ilfeel, kerusakan hubungan, dan hancurnya masa depan percintaanmu. Bijak-bijaklah memakainya daripada nanti dicap cringe sama orang lain, ya kan?
BACA JUGA Sudah Lulus Kuliah, Kok Masih Harus Ikut Wisuda? dan tulisan Gilang Oktaviana Putra lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.