Wisata Semarang itu bak kotak pandora. Semakin digali, kalian akan menemukan banyak kejutan yang membuat orang terheran-heran. Bukan hanya bangunan peninggalan kolonial, sejatinya Semarang menawarkan pengalaman wisata lain seperti eksplorasi kuliner hingga aktivitas wisata yang sulit dilupakan para pelancong.
Sekilas, pengalaman berwisata di Semarang meman terdengar menyenangkan, tapi kalau mau menilik lebih jauh, berbagai tempat dan aktivitas wisata di Semarang itu tidak cocok untuk semua orang. Beberapa kegiatan wisata dikhususkan untuk mereka yang butuh nyali atau keberanian tinggi. Beberapa wisata lain perlu kondisi fisik yang prima.
#1 Wisata Semarang Gua Kreo tidak untuk kalian yang takut kera
Pelancong yang mengidap pithecophobia tidak disarankan berwisata ke Gua Kreo. Pithecophobia adalah ketakutan yang berlebih atau phobia terhadap kera atau monyet. Gua yang terletak di perbukitan Gunung Krincing ini memang habitat untuk banyak hewan, salah satunya monyet. Itu mengapa, pelancong yang hendak mengunjungi Gua Kreo kemungkinan besar akan bertemu langsung dengan para monyet.
Namanya juga binatang, pikiran dan pergerakannya tidak terduga. Beberapa monyet mungkin tidak peduli dengan kehadiran pengunjung. Namun, tidak sedikit juga monyet yang agresif, bahkan mengambil barang-barang milik pengunjung. Jelas hal ini bukan pertanda baik untuk mereka yang takut pada hewan, terlebih mereka yang mengidap Pithecophobia.
#2 Lawang Sewu tidak cocok untuk mereka yang penakut
Lawang Sewu jadi salah satu destinasi wisata andalan di Semarang. Bangunan yang dahulu merupakan kantor pusat Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) itu begitu ternama karena desainnya yang memiliki banyak pintu dan jendela besar. Saking banyaknya, gedung ini disebut dengan Lawang Sewu yang dalam bahasa Indonesia berarti 1.000 pintu. Padahal, aslinya, bangunan yang mulai dibangun pada 1904 itu hanya memiliki 429 pintu.
Selain nilai sejarahnya, Lawang Sewu begitu ternama karena dipercaya sebagai salah satu gedung paling berhantu se-Indonesia. Konon katanya, ruang bawah tanah gedung ini pernah dijadikan tempat penyiksaan serdadu Jepang.
Apabila kalian orang yang sangat penakut, disarankan tidak berkunjung ke tempat ini. Arsitektur kolonial yang megah dan pintu-pintunya yang besar memunculkan aura misterius dan menyeramkan. Benar-benar memantik imajinasi fenomena supranatural. Bahkan, tanpa penampakan nyata, sugesti dan aura mistis yang menyelimuti bangunan seribu pintu itu dapat memunculkan ketakutan. Oleh karenanya, teruntuk kaum pembenci dedemit, Lawang Sewu bukanlah destinasi wisata yang tepat.
Baca halaman selanjutnya: #3 Wisata Semarang Kampung …
#3 Wisata Semarang Kampung Pelangi tidak untuk mereka yang staminanya payah
Peringatan di atas bukanlah omong kosong. Nyatanya, wisatawan perlu kondisi fisik prima untuk menyusuri Kampung Pelangi Semarang. Kampung dengan cat warna-warni itu punya gang yang berkelak-kelok dan menanjak. Kontur wilayah yang berbukit dan tangga-tangga yang menghubungkan satu area dengan area lainnya menuntut kondisi fisik yang prima.
Apabila wisatawan tidak punya stamina mumpuni, aktivitas berjalan kaki yang intens di Kampung Pelangi dapat begitu menguras energi. Alih-alih membawa pulang berbagai foto estetik, yang mungkin dikantongi hanya berupa kelelahan dan nafas yang tersengal-sengal.
#4 Punya penciuman terlalu sensitif, tak perlu nekat mencicip lumpia
Lumpia adalah salah satu oleh-oleh khas Semarang. Walau sudah lama jadi andalan wisatawan sebagai buah tangan, penganan yang satu ini sebenarnya tidak cocok di semua lidah orang. Sebab, lumpia berisi rebung yang dikenal memiliki aroma khas, bahkan bagi sebagian hidung dianggap menyengat. Persoalan ini dapat membuahkan pengalaman kurang menyenangkan sampai menimbulkan rasa mual bagi individu dengan indra penciuman sensitif.
Sensitivitas berlebihan terhadap bau dapat mengubah kenikmatan hidangan menjadi siksaan sensorik seperti yang kerap dikeluhkan ibu hamil. Memaksakan diri untuk mencicipi lumpia dalam kondisi demikian hanya akan menghilangkan potensi kenikmatan santapan. Padahal, harga sepotong lumpia tidak bisa dibilang murah. Jadi, jika tak mau membayar hanya demi memperoleh rasa mual, opsi menjajal lumpia selayaknya dibatalkan.
Di atas adalah deretan pengalaman wisata di Semarang yang tidak semua pelancong bisa menikmatinya. Lebih baik wisatawan memilih tempat wisata yang cocok dengan dirinya supaya plesir jadi menyenangkan dan terkenang. Menurut kalian, apakah ada tempat atau aktivitas wisata lain di Semarang yang kurang bisa dinikmati oleh semua orang?
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Aktivitas Wisata Jogja yang Nggak Semua Wisatawan Bakal Cocok
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
