UIN Jakarta punya banyak tempat makan Portugal yang bikin kantong dan perut kita full senyum
Sebagai insan rantau yang berangkat dari keluarga tak berkecukupan, memilih tempat makan yang murah tapi porsinya banyak tentunya menjadi hal yang penting. Saya dan perantauan kere hore menyebut tempat makan demikian dengan tempat makan Portugal.
Portugal merupakan singkatan dari Porsi Tukang Gali. Orang perantau sering juga menyebutnya “Porsi Tukang Macul” baik macul kuburan maupun macul sawah. Mungkin sudah menjadi pengetahuan umum bahwa seorang tukang gali kubur memiliki porsi makan yang banyak.
Tempat makan Portugal ternyata masih banyak dijumpai di sekitar daerah rantauan Jabodetabek. Kendati demikian, tidak semua perantau tahu akan hal tersebut. Di sinilah pentingnya mempunyai banyak kawan di perantauan yang salah satu tujuannya adalah sharing pengetahuan tentang kehidupan rantau, termasuk soal tempat makan.
Di Ciputat, spesies makhluk hidupnya tidak hanya dari golongan pekerja saja, tetapi juga dari golongan pelajar dan mahasiswa. UIN Jakarta masuk dalam wilayah Ciputat ini.
Tanpa perlu panjang lebar, berikut daftar tempat makan Portugal di sekitar UIN Jakarta.
Nasi Goreng Brebes Fathullah
Siapa yang tidak kenal perantau dari Brebes? Sebagian perantau dari daerah ini menjadi pedagang nasi goreng (nasgor). Sering kali kita menjumpai nasi goreng Brebes dengan porsi yang melimpah. Tapi tak jarang juga kita menemukan nasi goreng Brebes dengan porsi yang cukup. Kategori kedua ini sering ditemui di wilayah wisata.
Fathullah sendiri merupakan nama dari masjid depan UIN Jakarta. Lokasi nasi goreng Brebes terletak di samping masjid tersebut. Harganya masih normal di lingkup mahasiswa mengingat porsinya yang begitu melimpah. Cukup merogoh uang Rp13.000, kita akan mendapat nasi goreng sejuta butir dengan bonus kerupuk.
Saking banyaknya porsi nasgor ini, teman saya pernah mengatakan cukup untuk makan satu keluarga kecil. Bahkan tak jarang dari kawan saya yang berbagi porsi satu bungkus untuk dua orang.
Ketoprak Yomani
Rasanya tidak perlu menjelaskan panjang lebar soal makanan yang satu ini karena cukup familiar di telinga banyak orang.
Lokasi ketoprak Yomani ini terletak di turunan jalan Legoso arah kampus 3 UIN Jakarta. Yomani sendiri sebenarnya merupakan asal desa pedagangnya yang bermama Yomani, Tegal.
Harganya masih sama dengan harga nasgor Brebes Fathullah. Porsi yang diberikan juga tidak kalah banyaknya dengan porsi nasgor tadi. Satu bungkusnya bisa untuk mengenyangkan perut dua mahasiswa.
Warung Makan Mpok Niken
Warung makan ini masih berada di area UIN Jakarta, tepatnya di belakang sekretariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat.
Belum banyak mahasiswa dan pekerja yang tahu tempat makan Portugal yang satu ini. Empok Niken kerap kali memberikan porsi makan yang banyak karena mungkin tahu kantong para mahasiswa UIN Jakarta.
Saking lomannya (dermawan) dia, bahkan kawan saya menyebutnya sebagai Waliyullah di Ciputat. Bukan karena terlihat alimnya, tapi terlihat dermawannya kepada para mahasiswa yang dia anggap sebagai anak dia sendiri. Harganya juga cukup murah, yaitu Rp10.000 jika memakai lauk pokok seperti daging dan telur. Jika hanya dengan sayur mayur tanpa daging, harganya akan lebih murah.
Warung Pojok (Warjok)
Warjok ini sebenarnya menyerupai Warung Tegal (Warteg). Hanya saja pendirinya memodifikasi beberapa tata letak dari warteg. Jika warteg yang kita kenal melingkari lauk di etalase, kalau di Warjok justru seperti letak warung bakso.
Berbeda dari Mpok Niken, Warjok ini justru sudah familiar di telinga para mahasiswa. Warjok buka 24 jam dan hampir selalu ramai dikunjungi mahasiswa serta pekerja. Harga di Warjok tergolong ramah kantong mahasiswa. Jika hanya mengambil dua lauk sayur dengan nasi, biasanya hanya dihargai Rp6.000.
Porsi yang diberikan pun tidak tanggung-tanggung banyaknya. Banyak mahasiswa yang memesan nasinya setengah saja, karena satu porsi nasi dianggap terlalu banyak.
Itulah beberapa rekomendasi tempat makan Portugal di sekitar UIN Jakarta. Semoga dengan berbagi tempat makan Portugal ini, menjadi amal baik untuk pejuang senyum keluarga dari berbagai daerah.
Penulis: Saeful Huda
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Semanggi, Daerah Sempit yang (Sedikit) Istimewa di UIN Jakarta