Belanja bulanan sudah menjadi suatu rutinitas, terlebih untuk rumah tangga. Salah satu jujukan favorit para ibu untuk membeli keperluan bulanan adalah Superindo. Ya, siapa yang nggak kenal sama supermarket yang cukup banyak bertebaran di sejumlah kota besar ini? Selain sudah lama berdiri dan bertempat di lokasi yang terbilang strategis, penataan barang yang dijual di Superindo juga bikin betah para pembeli untuk menjelajahi tiap lorongnya.
Eits, tapi jangan senang dulu! Faktanya, banyak orang melakukan kekeliruan berikut ketika berbelanja di Superindo.
#1 Harga selalu lebih murah dibandingkan tempat lain
Tidak jarang orang mengira apabila belanja di supermarket akan jauh lebih hemat dibandingkan dengan membeli barang di minimarket. Pasalnya, minimarket alias convenience store menawarkan kenyamanan dan keunggulan dibandingkan dengan supermarket. Kemudahan akses dan jam operasional yang lebih lama, bahkan hingga 24 jam, misalnya. Kelebihan tersebut tentunya diimbangi pula dengan harga barang yang bisa jadi lebih mahal dibandingkan barang sama yang ditawarkan di supermarket.
Anggapan tersebut tak sepenuhnya salah, tetapi tidak sepenuhnya benar. Di setiap tempat, pasti ada barang yang harganya lebih murah dibandingkan dengan toko lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah harga dari supplier dan efisiensi rantai pasokan, termasuk biaya pengantaran barang ke toko terkait. Begitu pula dengan Superindo. Tidak selamanya barang di Superindo dipatok dengan harga yang lebih murah dibandingkan Indomaret. Terlebih, bila sedang ada promo di Indomaret, harga produk tertentu bisa jauh lebih murah dibandingkan label harga di Superindo.
#2 Tidak membawa kantong belanja sendiri
Kesalahan umum kedua yang biasa dilakukan para pembeli di Superindo adalah lupa tidak membawa kantong belanja sendiri. Saat ini, banyak supermarket yang telah menerapkan pengurangan penggunaan kantong plastik. Tidak terkecuali dengan Superindo. Sebagai gantinya, Superindo menyediakan kardus dan menjual tas belanja berbahan spunbond di rak dekat kasir.
Kardus biasanya dipakai untuk mengemas barang belanjaan dengan kuantitas banyak untuk memudahkan konsumen membawa pulang. Sedangkan apabila belanjaan cenderung tidak banyak, kasir akan menawarkan tas belanja atau membiarkan pembeli membawanya sendiri. Yang repot adalah ketika jumlah belanjaan kita terbilang tanggung. Terlalu sedikit kalau dimasukkan kardus, tapi nggak mudah dibawa dengan tangan kosong.
Nah, kalau melihat peristiwa seperti ini, umumnya para kasir akan menawarkan konsumen untuk membeli tas belanja yang terpajang di dekat kasir tersebut. Sering kali, ketimbang kesusahan membawa belanjaannya, konsumen tak punya pilihan lain lagi selain mengiyakan tawaran kasir. Artinya, mau tak mau, pembeli harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli tas belanja tersebut. Padahal, mungkin saja tas-tas serupa sudah menumpuk banyak di rumah akibat kelalaian pembeli sendiri yang sering kelupaan tidak membawa tas belanja.
#3 Impulsif
Kesalahan berikutnya yang umum ditemukan pada sebagian besar konsumen di Superindo adalah tidak membawa catatan belanja. Bukan hanya belanja bulanan di Superindo, catatan belanja sebaiknya memang dibuat dan dibawa ketika hendak melakukan pembelanjaan di mana pun, terutama jika berbelanja dalam jumlah besar, agar konsumen nggak kelupaan mau membeli apa sewaktu sampai di supermarket. Terlebih, jika teknik penataan rak pajang dan tempat berbelanja tersebut dibuat nyaman bagi calon pembeli. Dipastikan, konsumen akan betah berlama-lama di tempat tersebut.
Terus, bahayanya apa, dong? Jadi gini, Bestie. Semakin enak dan memanjakan mata suatu tempat, semakin banyak pula waktu yang dihabiskan untuk berada di sana lantaran betah. Artinya, potensi kalian untuk memasukkan barang-barang ke keranjang belanjaan semakin besar. Padahal, mungkin barang-barang tadi tidak terlalu diperlukan saat itu juga. Sebatas lapar mata saja alias impulsif. Terlebih, jika kita berbelanja tanpa membawa catatan belanja. Siap-siap dompet jebol, deh!
#4 Memakai troli besar
Tanpa disadari, penggunaan troli besar juga memicu konsumen untuk memasukkan lebih banyak barang daripada yang sesungguhnya dibutuhkan. Secara psikologis, ruang kosong akan membuat orang ingin untuk memenuhinya. Makanya, banyak gerai Superindo yang tidak menyediakan keranjang yang bisa ditenteng dengan tangan. Biasanya, mereka menyediakan dua jenis troli saja yaitu yang terbuat dari plastik atau logam.
Daripada menggunakan troli, lebih baik memanfaatkan tas belanja yang dibawa dari rumah. Jadi, berbagai barang yang sudah berada di daftar belanjaan tadi, langsung dimasukkan saja ke dalam tas belanja milik sendiri. Dengan demikian, kita akan merasa kesusahan atau keberatan manakala barang yang dimasukkan sudah melebihi kapasitas. Dengan sendirinya, hal tersebut akan mendorong pembeli untuk menghentikan kegiatan berbelanjanya. Apalagi banyak produk “meresahkan” di Superindo, kayak minuman, makanan, atau snack-snack lucu yang bikin mata lapar. Kau pikir Indomaret doang yang punya minuman meresahkan? Wooo jangan salah.
Itulah kekeliruan orang-orang yang belanja di Superindo. Kalau kalian melakukan ini, ya nggak apa-apa, kan risiko tanggung sendiri. Tapi, baiknya nih ya, mending rakit PC, eh, perbaiki kesalahannya.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Curhat Kasir Indomaret dan Alfamart tentang Tipe Pelanggan yang Menyebalkan