Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

4 Kekejaman yang Sering Diterima Orang Cadel

Ananda Bintang oleh Ananda Bintang
31 Juli 2020
A A
penderitaan orang cadel nggak bisa ngomong r mojok.co

penderitaan orang cadel nggak bisa ngomong r mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Cadel adalah kondisi seseorang tidak bisa melafalkan bunyi /R/. Menurut orang sotoy, hal ini terjadi karena sewaktu kecil orang tersebut tidak dibiasakan ngomong R dengan benar.

“Anak ciapa ini, dimakan bubuynya yaaa.”

Inilah kondisi yang saya alami sejak lahir sampai sekarang. Meski berbagai latihan melafalkan huruf R selalu saya praktikan siang-malam, hasilnya masih nihil. Entah tekniknya salah atau bagaimana, akhirnya saya menyerah dan menerima nasib bahwa inilah diri saya: seorang pria cadel.

Dari amatan saya sebagai orang cadel—meskipun nggak parah-parah amat, buktinya saya masih bisa nulis pakai huruf R—yang beberapa kali bertemu dan ngobrol dengan banyak orang, setidaknya ada dua tipe manusia ketika belbicala, eh, berbicara dengan orang cadel.

Tipe yang pertama adalah orang yang masa bodo lawan bicaranya cadel. Saya anggap ini tipe baik hati dan tidak sombong. Ia bisa menerima kekurangan orang lain, tetap fokus pada pembicaraan, dan tidak sok tahu dengan memberi masukan tanpa diminta. Jika orang tipe begini jumlahnya jutaan, Indonesia dipastikan segera jadi negara adil, makmur, sejahtera.

Tipe kedua adalah tipe Dajal. Biasanya orang bertipe ini memberikan penderitaan tiada henti kepada orang cadel. Tipe orang ini selalu membuat kami kesal sendiri dan merasa paling tidak beruntung hanya karena tidak bisa mengucapkan satu bunyi dengan sempurna.

Dari tipe Dajal ini, ada sejumlah kelakuan biadab mereka yang begitu membekas di hati saya.

Mengajari cara ngomong “R”

Bukan nggak seneng diajarin orang ngomong R, tapi materi untuk mengajari ngomong R itu selalu sama. Kalau bukan “Ular melingkar-melingkar di atas pagar”, ya “Oray luar-leor mapay areuy.” Memuakkan bukan.

Baca Juga:

Cadel Adalah Segel Pengekang Nafsu untuk Jadi Preman dan Kader Partai

Bukannya jadi bisa ngomong R, malah bikin tenggorokan tersedak. Hal ini jelas nggak efektif sama sekali. Sebab, setiap saya mencoba selama 19 tahun, tidak ada perubahan signifikan yang saya alami. Tapi anehnya, selalu saja metode pembelajaran dilakukan.

Meledek dengan berpura-pura cadel

Diledek oleh orang yang berpura-pura cadel sangatlah menjengkelkan. Apalagi kalau dilakukan ketika orang cadel sedang berselisih paham dengan mereka-mereka yang punya lidah lebih lincah. Andaikan saya adalah ibu Malin Kundang, orang-orang yang berpura-pura cadel itu sudah saya bikin cadel beneran semuanya. Tuman!

Menganggap cadel = cocok ngomong bahasa Inggris

Sebenernya agak bingung ketika ada orang yang mengatakan bahwa orang-orang seperti saya cocok bicara bahasa Inggris. Mau dibilang pujian, bukan. Mau dibilang ejekan, juga bukan. Tapi rasanya ini lebih pantas disebut ejekan daripada pujian sih.

Mereka ini, alih-alih memuji lidah orang cadel yang “diimpor langsung dari Barat”, sebenernya punya kemampuan bahasa Inggris yang lebih bagus dari kami. Cuman mereka iri, lidah mereka kurang otentik untuk mengucapkan bunyi-bunyian di bahasa Inggris.

Lihat aja gimana cadelnya Cinta Laura atau Obama ketika bicara, “Nasi goweng, wasanya enaaak.”

Jadi, kalau ada yang bilang “di luar negeri dipuji, di dalam negeri dicaci”, ungkapan itu tepat sekali untuk semua orang cadel di Indonesia.

Menganggap orang cadel tak lulus SD

Dari sekian penderitaan yang dialami orang cadel, kayaknya dianggap nggak lulus SD adalah hal paling menyakitkan. Kadang saya berpikir, apakah kehadiran orang cadel juga akibat kegagalan sistem pendidikan di Indonesia ya? Tapi dugaan itu langsung saya tarik. Saya nggak sanggup membayangkan jika sekolah sampai ikut mengurusi orang cadel.

Kalau sekolah ikut campur, mereka kan identik dengan ujian, malah jadi diskriminasi jika sampai ada standar kompetensi ngomong R. Lha gimana, saya ini membaca dalam hati aja tetap cadel. Habis udah terbiasa ngomong cadel, jadinya ngaruh bahkan saat membaca.

Hal ini membuat orang cadel jadi semakin menderita, sebab getaran-getaran gagal yang dihasilkan dari R cadel itu jadi selalu terbayang di dalam hati ketika membaca apapun, termasuk artikel ini.

Jadi rasanya seperti tidak ada kemungkinan dan kesempatan yang dapat membuat orang cadel sembuh dari penderitaan yang berkepanjangan ini. Meskipun katanya ada beberapa dari kaum cadel yang berhasil bermigrasi ke kaum non-cadel. Ah jadi iri.

Seperti itulah kira-kira penderitaan yang diderita orang cadel selama hidup di dunia. Semakin sedikit penderitaan yang dialami di atas bisa menjadi ukuran stadium atau keparahan orang cadel dalam melafalkan suatu huruf. Jadi, berbahagialah kalian yang sudah bisa melewati penderitaan ini dengan sabar.

BACA JUGA Kamu Kila Cadel Itu Lucu? Sembalangan! dan tulisan Ananda Bintang lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 31 Juli 2020 oleh

Tags: cadel
Ananda Bintang

Ananda Bintang

ArtikelTerkait

Saya Mahasiswa Ushuluddin yang Masa Depannya Dipertaruhkan oleh Mulut Tetangga terminal mojok.co

Cadel Adalah Segel Pengekang Nafsu untuk Jadi Preman dan Kader Partai

27 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.