Tegal ternyata menyimpan sejumlah kisah misteri yang dapat membuat bulu kuduk berdiri. Beberapa ruas jalan di Tegal ternyata memiliki cerita seram yang menimbulkan rasa merinding. Berikut empat jalan di Tegal yang terkenal angker dan patut diwaspadai.
Daftar Isi
#1 Persimpangan Jalan Kapten Ismail Kota Tegal
Persimpangan Jalan Kapten Ismail di Kota Tegal yang terhubung dengan Jalan Dr Sutomo dikenal sebagai tempat angker bagi pasangan pengantin. Konon, calon pengantin atau pengantin baru dilarang melintasi jalan ini. Menurut cerita yang beredar, melanggar larangan tersebut bisa membawa bencana atau kesialan bagi pasangan yang nekat melintas.
Mitos ini berkaitan dengan seorang sinden cantik dari Kadipaten Martalaya Martapura bernama Larasati. Dulunya, Kadipaten Martalaya Martapura berada di bawah kekuasaan Kerajaan Demak. Kala itu, setiap pangeran atau tamu yang berkunjung ke sana akan disambut dengan alunan gamelan dan pertunjukan tari dari para sinden.
Suatu ketika, seorang pangeran dari Cirebon tertarik pada Larasati yang juga dikenal sebagai Nyai Ronggeng. Keduanya berkenalan, dan sang pangeran kemudian melamar Larasati lalu menetapkan tanggal pernikahan. Namun di hari pernikahan, sang pangeran tidak datang. Dia mengingkari janjinya. Larasati yang merasa malu akhirnya mengakhiri hidupnya.
Sebelum meninggal, Larasati mengucapkan sumpah bahwa calon pengantin atau pengantin baru yang melewati daerah ini akan celaka. Masyarakat Tegal hingga kini masih mempercayai mitos tersebut dan menghindari persimpangan Jalan Kapten Ismail.
#2 Jalan Hutan Jati Balapulang
Jalan ini terletak di Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, dan merupakan bagian dari jalur Tegal-Purwokerto. Di siang hari, suasananya sejuk dengan deretan pohon jati di kiri dan kanan jalan. Namun, saat malam tiba, jalan ini berubah menakutkan karena minimnya penerangan. Akibatnya, jarang ada kendaraan yang melintas di malam hari, ditambah lagi jalan ini rawan perampokan.
Cerita horor yang sering dialami pengendara di sini adalah penampakan kuntilanak yang membonceng di belakang, terbang di atas kepala, atau muncul di samping kendaraan. Selain itu, beberapa pengendara mengaku pernah melihat penari ronggeng mengenakan kebaya merah di jalan ini.
Jalan ini juga dikenal sebagai jalur yang dilalui Tentara Belanda saat Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947. Di dalam hutan jati terdapat makam Haji Ilyas, seorang pejuang yang gugur saat menghadang konvoi Tentara Belanda dari Slawi yang hendak menyerang Purwokerto. Haji Ilyas bersama para santri menghadang laju tentara dengan menumbangkan pohon-pohon besar. Namun, dalam pertempuran tersebut, Haji Ilyas gugur tertembak.
#3 Jalan Perbatasan Bumijawa-Bojong Tegal
Jalan di perbatasan Bumijawa-Bojong Kabupaten Tegal ini memiliki pemandangan indah dengan hamparan bukit, sawah, dan sungai yang jernih. Namun, kondisi jalan yang curam dan berkelok memerlukan kewaspadaan ekstra, terutama saat musim hujan tiba. Di malam hari, jalan ini sepi dan minim penerangan.
Kecelakaan sering terjadi di jalan ini, baik kecelakaan tunggal, adu banteng, maupun gagal menyalip. Kecelakaan-kecelakaan tersebut sering kali melibatkan truk pengangkut air. Masyarakat setempat mengaitkan kecelakaan-kecelakaan di sana dengan praktik pesugihan di mana orang-orang yang mencari tumbal diyakini memasang sesuatu di jalan untuk menyebabkan kecelakaan.
Di tikungan turunan jalan perbatasan Bumijawa-Bojong Tegal ini terdapat sebuah batu besar yang konon sulit dipecahkan. Batu tersebut dianggap sebagai penanda perbatasan oleh makhluk halus. Beberapa orang mengatakan bahwa batu ini dijaga oleh seekor macan, sementara yang lain percaya bahwa batu ini dijaga oleh perempuan cantik berpakaian penari dengan selendang hijau.
#4 Jalan Jejeg-Banjaranyar
Jalan Jejeg-Banjaranyar membentang panjang dari Desa Jejeg, Kecamatan Bumijawa, hingga Desa Banjaranyar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Di sepanjang jalan ini, jarang ditemukan rumah warga. Biasanya hanya ada di beberapa titik tertentu. Sebagian besar kanan kiri jalan dipenuhi sawah, kebun, bukit-bukit, dan aliran sungai.
Jalan satu ini juga minim penerangan, sehingga ketika magrib tiba, tak ada lagi kendaraan yang melintas di sini. Akibatnya, melewati jalan ini pada malam hari terasa sangat menakutkan dan membuat bulu kuduk merinding.
Salah satu titik di jalan Jejeg-Banjaranyar Tegal ini yang terkenal angker adalah Lemah Mendek, yang terletak di wilayah Cawitali, Kecamatan Bumijawa. Di Lemah Mendek terdapat sungai, sawah, dan peternakan ayam. Beberapa pengendara pernah mengalami kejadian mistis di tempat ini, seperti melihat penampakan wanita cantik sedang mencuci di sungai. Guru saya saat SD pernah bercerita saat lewat Lemah Mendek di malam hari, dia melihat ular sebesar pohon kelapa melintas.
Itulah empat jalan yang terkenal angker di Tegal. Masih berani melintasi jalan-jalan di atas setelah mengetahui cerita seram di baliknya?
Penulis: Malik Ibnu Zaman
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Cerita di Balik 3 Sungai yang Terkenal Angker di Tegal.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.