Ini adalah kejadian yang sering terjadi. Beberapa meter setelah kamu menabrak lubang di jalan yang cukup rusak, ban motormu tiba-tiba kempis atau mungkin bocor. Lantas, kamu mengumpat atas kejadian ini. Ditambah lagi, posisinya saat itu malam hari. Parahnya, kamu tak tahu apakah masih ada bengkel tambal ban yang buka 24 jam di depan sana atau tidak. Keadaan yang tidak nyaman itu memaksamu untuk tetap menuntun motor tersebut dengan dipenuhi anxiety.
Pengalaman apes itu, tentu bukan hanya dialami oleh kamu. Korban jalanan rusak, dari yang hanya ban bocor sampai separah kecelakaan merenggut nyawa, sudah banyak jumlahnya. Saya pun pernah mengalaminya.
Padahal saya hanyalah warga sebuah kabupaten kecil yang namanya mungkin tak kamu tahu, yaitu Purbalingga. Sebuah kabupaten dengan volume kendaraan di jalanannya tak sepadat kota-kota besar sehingga kesempatan rusaknya sebuah ruas jalan jauh lebih kecil. Apalagi kota kelahiran Jenderal Soedirman ini tidak dilewati jalur utama nasional macam kota tetangga: Banyumas, Pemalang, dan Banjarnegara.
Kendati demikian, cukup banyak jalan-jalan berlubang, rusak, dan bergelombang yang ada di kabupaten kami. Berikut jalan di Kabupaten Purbalingga yang entah kapan akan tersentuh budget perbaikan jalan milik Dinas Perhubungan ini.
#1 Jalan Raya Purbalingga – Purwokerto via Padamara
Tentu jalan ini saya taruh di awal karena melewati rumah saya. Selain itu, jalan ini juga punya komposisi sempurna untuk disebut jalan rusak. Sebab, di jalan ini banyak ruas yang berlubang dan bergelombang.
Korban bocor dan kecelakaan di jalan ini cukup banyak. Saya sendiri pernah bocor beberapa kali setelah menabrak lubang di beberapa ruasnya. Saking banyaknya kecelakaan, di salah satu ruas jalan sampai mendapat predikat angker dari masyarakat.
Padahal, jalan ini merupakan jalur utama warga Kabupaten Purbalingga yang mau merasakan sedikit hedonisme di Purwokerto. Selain itu, banyak warga sini yang hilir mudik menuju kampus-kampus di kota tetangga itu. Namun, karena kondisi jalan yang dilalui ini amburadul, membuat kami memiliki kemungkinan besar mengalami apes di tengah jalan.
#2 Jalan Raya Kemangkon-Sokaraja
Konon jalan ini akan menjadi jalur utama menuju bandara baru yang sangat dibangga-bangakan warga Kabupaten Purbalingga. Oleh karena itu, perbaikan jalan yang dulu amat rusak ini menjadi prioritas utama. Namun meski sudah dicor, gelombang-gelombang di jalan ini masih sering ditemui. Beberapa ruas bahkan sudah ada yang berlubang lagi. Meski bandara siap, kalau aksesnya masih seperti ini, gimana, ya?
Selain itu, jalan ini menjadi jalur utama warga Kabupaten Purbalingga bagian timur (Kecamatan Bukateja dan Kemangkon) yang mau ke Banyumas atau Purwokerto. Seperti jalan yang pertama tadi, kondisi jalan yang kurang mashok ini mengurangi pengalaman berkendara yang aman dan nyaman.
Apalagi, kalau malam hari jalan ini begitu sepi. Jika apes-apesnya ban kami bocor saja, pasti akan begitu menyebalkan karena bengkel tambal ban bakal sulit ditemui.
#3 Jalan Raya Purbalingga-Pemalang via Bobotsari
Salah satu jalan paling ramai di kabupaten kami adalah jalan yang satu ini. Jalur ini merupakan penghubung utama antara Kabupaten Purbalingga menuju Pemalang atau daerah pantura.
Bayangkan saja, bagaimana jalur yang cukup ramai ini memiliki kondisi jalan yang tidak semulus seharusnya. Sudah kondisi medan yang berkelok dan naik-turun, masih harus menghindari lubang atau aspal yang bergelombang lagi. Jelas, ini akan bikin perjalanan dipenuhi rasa pusing dan mual kalau naik mobil. Sementara kalau naik motor, tentu lebih riskan dengan kondisi jalan yang demikian rusaknya. Sebetulnya, perbaikan jalan sering dilakukan. Namun, alih-alih kondisi jalan membaik, penambalan aspal jalan membuatnya semakin tak rata.
Memang kondisi jalan ini nggak separah dua jalur tadi. Namun, mengingat padatnya volume kendaraan, harusnya ia masuk dalam prioritas utama untuk mendapatkan perbaikan bahkan pengecoran. Tidak hanya perbaikan ruas-ruas tertentu, melainkan sepanjang jalan. Toh, yang lewat jalan ini bukan hanya warga lokal melainkan dari kabupaten lain. Kalau jalannya mulus, sedikit-banyak bakal mengangkat nama kabupaten, kan?
#4 Jalan Raya Serayu (Purbalingga – Serang)
Wisata bisa dibilang jadi hal penting untuk mengangkat nama sebuah daerah. Sementara Purbalingga punya lokasi wisata andalannya di kaki Gunung Slamet. Lokasi tersebut adalah Desa Wisata Serang. Di dalamnya terdapat banyak tempat untuk healing.
Sayangnya, akses jalan menuju ke sana belum begitu baik. Apalagi ruas jalan yang hampir mendekati lokasi, keadaannya cukup memprihatinkan. Hal ini tentu bakal mengurangi nilai dari tempat wisata itu sendiri. Apalagi ini wisata andalan kabupaten kami, loh. Sebab, di pusat kotanya hampir nggak ada tempat hiburan apa-apa. Tapi kok, malah daerah ini kurang terurus, ya?
Penulis: Fadlir Nyarmi Rahman
Editor: Audian Laili