Sering berkendara dari Bantul ke Sleman membuat saya terus mencoba opsi jalan alternatif hingga menemukan yang terbaik. Dan saya kira, beberapa jalan ini nggak terlalu saya rekomendasikan bagi kamu yang juga nglaju seperti saya.
Meski beberapa jalan ini bisa disebut sebagai jalur alternatif, tapi dari pengamatan saya, pengendara yang melintasi area sini masih didominasi oleh penduduk sekitar. Makanya menurut saya, bahayanya jalan ini nggak banyak disadari oleh pengendara lain.
Daftar Isi
#1 Melatih sabar di Sentra Gerabah Kasongan
Sentra Gerabah Kasongan nggak bisa dimungkiri selalu ramai aktivitas mereka yang mencari perabotan rumah. Toh, meskipun jaraknya nggak begitu jauh dari rumah saya, dan bisa jadi akses alternatif ke Jalan Bantul, tapi area Kasongan ini justru sangat saya hindari.
Masalah jalannya yang nggak rata dan banyak lubang jalan inilah yang buat saya malas melintas. Dengan kondisi jalan yang seperti ini, saya masih sering menjumpai pengendara yang ugal-ugalan, baik itu motor maupun mobil. Terakhir melewati jalan ini, saya diklakson keras oleh mobil berplat R yang kemudian menyalip di tikungan. Duh, mbok yang sabar gitu, lho. Kan ini cuma jalan kecil!
#2 “Seribu lubang” di Jalan Keloran Ring Road Selatan Bantul
Di daerah yang memiliki banyak tempat krusial seperti penginapan, tempat ibadah, tempat perbelanjaan, hingga gudang paket ekspedisi, Jalan Keloran Bantul justru terbilang kecil. Juga, kenyataan kalau Trans Jogja masih melalui jalur ini. Duh, bayangin sendiri deh kacaunya!
Sepanjang jalan ini turut dipenuhi lubang jalan yang cukup dalam dan besar. Lubang-lubang jalan ini akan penuh genangan air ketika hujan turun. Karena pinggirnya sawah, saya kira cukup mengkhawatirkan juga untuk pengendara.
Menurut saya, selain perbaikan penerangan dan kondisi jalan, tidak masalah kiranya kalau Jalan Keloran Ring Road Selatan coba dialihkan menjadi jalur satu arah. Siapa tahu kemacetan karena kondisi jalan yang memang nggak memadai ini bisa terurai.
Baca halaman selanjutnya: Menguji konsentrasi di jalur arah Goa Selarong…
#3 Menguji konsentrasi di jalur arah Goa Selarong
Untuk saya yang tinggal di Kasihan, jalur ke arah Goa Selarong ini bisa menjadi opsi kalau ingin menjangkau Pasar Bantul, Perempatan Gose, atau Paseban dengan lebih cepat dibandingkan harus berputar dulu ke Sewon. Menurut beberapa orang, motoran ke arah jalur Goa Selarong juga menjadi pilihan melepas galau terbaik. Namun, saya kurang setuju. Menurut saya, jangan semua orang disarankan melewati rute ini apalagi untuk yang masih awam dalam berkendara, deh!
Jalan di Bantul satu ini sejujurnya cukup bagus, aspalnya rapi dan halus. Tapi, rutenya yang berkelok dan naik-turun ini menjadikan pengendara yang melintas harus memiliki konsentrasi yang tinggi. Apalagi jalannya dekat dengan tebing yang cukup tinggi, duh, kalau nggak hati-hati bisa bahaya!
#4 Waswas di Jalan Gatak-Ambarbinangun Bantul
Bagi yang ingin berkendara dari Bantul ke Kota Jogja, tentu jalan alternatif satu ini sudah pernah terdengar. Namun kalau saya pribadi, lebih memilih lewat Pabrik Gula Madukismo daripada jalan ini. Bukan karena area Madukismo lebih bagus, tapi karena pertimbangan lain.
Adanya pabrik di sekitar jalan ini membuat arus lalu lintas jadi sangat padat, padahal ruas jalannya pun nggak seberapa. Selain itu, kondisi jalan yang nggak rata, tapi masih jadi lalu lintas banyak truk dan bus Trans Jogja turut membuat saya waswas tiap berkendara di sini. Belum lagi penerangannya yang minim saat malam, hmmm, bahaya yang nggak disadari!
Itulah 4 jalan di Bantul yang menurut saya cukup berbahaya. Namun bukan berarti saya menyuruh pengendara untuk nggak lewat situ, lho! Melainkan sebaiknya para pengendara lebih mewaspadai kondisi jalan di sana. Toh, selalu ada hikmah positif kok kalau lewat jalur-jalur tadi. Misalnya mendapatkan bonus pembakaran kalori di tubuhnya, mungkin?
Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Bantul Bukan untuk Kaum Mendang-Mending, Pikir Ulang kalau Mau Tinggal di Sini!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.