Siapa yang tidak kenal Trenggalek? Kabupaten di pesisir selatan Jawa Timur ini terkenal dengan keindahan pantainya. Sebut saja Pantai Prigi, Pantai Karanggongso, atau Pantai Pasir Putih. Semuanya memesona. Tetapi di balik keindahan itu, rupanya ada banyak cerita lain.
Cerita tentang masalah-masalah yang kadang luput dari perhatian. Masalah-masalah ini adalah luka yang merusak pesona Trenggalek. Bukan bermaksud menjelek-jelekkan, tapi biar kita tahu dan bisa bareng-bareng mencari solusi.
Setidaknya ada 4 luka yang dialami Kabupaten Trenggalek. Ini sesuai dari pengalaman saya sebagai wisatawan. Ternyata cukup banyak dan problematik. Mari kita bahas bersama-sama.
#1 Jalan rusak, curam, dan bikin deg-degan
Jalanan di Trenggalek itu unik. Topografinya itu sulit. Maklum, daerah ini kan daerah pegunungan. Jadi wajar jika ada jalan yang mulus, tapi banyak juga yang curam dan rusak. Apalagi kalau kita sudah masuk ke daerah pedalaman. Naik motor saja harus ekstra hati-hati.
Ada tanjakan yang super curam, sampai-sampai motor bisa mundur kalau tidak pintar-pintar menyeimbangkan. Belum lagi kalau musim hujan tiba. Jalanan ini jadi licin dan rawan longsor.
Akibatnya, transportasi jadi terhambat. Warga mau ke pasar jadi lama, hasil panen susah diangkut. Ini problem yang serius, lho. Perbaikan jalan pun butuh biaya besar. Pemerintah daerah mungkin punya keterbatasan dana. Ya sudahlah, warga Trenggalek hanya bisa pasrah dan berdoa.
#2 Sampah, masalah klasik yang selalu ada tak terkecuali di Trenggalek
Sampah itu masalah di mana-mana, termasuk di Trenggalek. Kabupaten ini punya banyak tempat wisata yang cantik, tapi sayang sampahnya di mana-mana. Belum lagi sampah yang berserakkan di sungai atau di pinggir jalan. Kurangnya kesadaran masyarakat jadi salah satu faktor penyebab utama masalah sampah ini tak pernah tuntas. Bahkan mungkin jadi aktor utamanya.
Tempat sampah sih ada, tapi kadang tidak digunakan dengan benar. Atau, jumlahnya kurang. Padahal kebersihan itu kan kunci utama pariwisata. Kalau pantainya kotor, siapa yang mau datang?
Masyarakat Trenggalek banyak yang tidak sadar. Banyak yang masih suka buang sampah sembarangan. Pemerintah daerah mungkin punya program, tapi pelaksanaannya belum maksimal. Pengelolaan sampah pun belum optimal
#3 Akses pendidikan belum merata di Trenggalek
Sekolah di Trenggalek sudah banyak. Tapi aksesnya kadang sulit.
Anak-anak di daerah pegunungan harus menempuh jarak yang jauh dan jalan yang sulit untuk bisa sampai ke sekolah. Hal ini tentu memberatkan mereka. Sekolah di pedalaman sering kali kekurangan fasilitas. Kurang pengajar pula, bahkan krisis.
Kadang, para siswa ini harus berjalan kaki berjam-jam. Ini bisa membuat semangat belajar jadi menurun. Keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah pedalaman juga jadi masalah. Lab komputer? Mungkin masih jadi impian.
#4 Lapangan kerja masih terbatas
Mayoritas masyarakat Trenggalek adalah petani dan nelayan. Sebagian lagi merantau ke kota besar. Lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian dan perikanan masih terbatas. Akibatnya, banyak pemuda yang bingung mau kerja apa setelah lulus sekolah.
Mereka akhirnya memilih merantau ke luar kota, mencari peruntungan di sana. Padahal kalau ada lapangan kerja yang cukup, mereka bisa membangun daerahnya sendiri. Memang sangat ironis.
Trenggalek belum banyak punya industri besar yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Perekonomian masih sangat bergantung pada pertanian dan perikanan. Peluang bisnis baru yang inovatif masih jarang.
Tak bisa dimungkiri bahwa Trenggalek itu indah. Tetapi keindahannya akan lebih sempurna kalau masalah-masalah di atas bisa diatasi. Ini bukan cuma tugas pemerintah, tapi masyarakat juga berperan dalam memperbaiki hal-hal di atas. Bisa dimulai dari hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan atau mendukung program pemerintah.
Mari kita jadikan Trenggalek bukan hanya sebagai surga yang tersembunyi. Tetapi juga sebagai tempat yang nyaman, maju, dan sejahtera untuk semua.
Penulis: Marselinus Eligius Kurniawan Dua
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Trenggalek Kabupaten yang Krisis Identitas, Pantas Saja Ditinggalkan Warganya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















