Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Ekonomi

4 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli NFT

Muhammad Ikhsan Firdaus oleh Muhammad Ikhsan Firdaus
19 Desember 2021
A A
NFT
Share on FacebookShare on Twitter

NFT (Non-fungible token) menjadi perbincangan hangat beberapa bulan ke belakang. Dimulai dari kolase gambar dengan nama “Everydays: The first 5000 days” yang terjual seharga $69,3 juta, setelah itu ada kumpulan gambar dari Crypto Punk, hingga Jack Dorsey mantan CEO Twitter yang pernah menjual tweet-nya seharga $2,9 juta. Setelah kehebohan ini, membuat banyak content creator, juga public figure yang berlomba-lomba untuk menjual karya atau merchandise-nya dalam bentuk NFT.

Lantas apa itu NFT? NFT bisa dikatakan sebuah token unik yang terdapat pada jaringan blockchain, yang tidak tergantikan oleh token lainnya. Gini, misal saya punya 1 Bitcoin, tentu 1 Bitcoin tersebut sama saja dengan 1 Bitcoin lainnya. Berbeda dengan NFT, misal saya punya satu karya seni berjudul “Halah”, tentu karya “Halah” tersebut akan dinilai berbeda dengan karya lainnya, semisal karya “Hadah”.

Oleh karena ada pada jaringan blockchain, maka dari itu semua barang yang berbentuk digital bisa saja “dijual”. Semisal gambar, puisi, video, musik, atau bahkan item gim.

Dengan sifatnya yang unik dan tak tergantikan, NFT bisa saja dijadikan barang koleksi. Tapi, sebelum itu ada baiknya untuk mempertimbangkan empat hal berikut sebelum memutuskan untuk membeli.

Perhatikan gas fee

Dalam membeli, para pembeli hanya bisa menggunakan mata uang digital. Sedangkan mata uang digital yang sering digunakan dalam marketplace NFT, biasanya adalah Ethereum. Bukan rahasia umum lagi, jika bertransaksi menggunakan Ethereum membutuhkan gas fee yang lumayan tinggi.

Gas fee sendiri bisa dikatakan sebagai biaya tambahan yang harus dikeluarkan jika bertransaksi menggunakan mata uang digital. Fee tersebut akan diberikan kepada penambang, karena telah membantu transaksi mata uang digital tersebut berjalan. Harga dari gas fee sendiri berbeda-beda, tergantung dari ramenya traffic transaksi.

Jadi kalau ingin membeli dengan gas fee rendah, usahakan membelinya saat transaksi Ethereum sedang sedikit. Beberapa bulan sebelumnya, saat orang-orang membicarakan NFT, gas fee dari Ethereum cukup tinggi. Pada bulan ini, ketika hype NFT, dan kripto lagi melandai, maka gas fee dari Ethereum masih tergolong rendah, dibandingkan sebelumnya.

Tentukan niat

Perlu diketahui, walau harganya tiba-tiba bisa dibeli setinggi langit, tapi NFT bukanlah produk investasi. Berbeda dengan produk investasi lainnya, menjual NFT bukanlah perkara mudah. Bahkan mungkin yang Anda miliki, tidak akan bisa terjual kembali.

Baca Juga:

Begini Cara agar Hidup Selamat di Jogja dengan Gaji UMR Jogja 2025: Harus Siap Menderita karena Itu Satu-satunya Pilihan

Panduan Mencari Kos di Jogja untuk Mahasiswa UGM dan UNY: Daerah yang Harus Dituju, Budget, serta “Identitas” yang Harus Diperhatikan

Semisal Anda memiliki 0,1 Bitcoin, dan tiba-tiba Anda membutuhkan uang Rupiah, Anda masih bisa menjual Bitcoin Anda kapan saja. Walaupun mungkin harga jual Bitcoin Anda lebih rendah daripada harga beli. Begitu pula dengan produk investasi lainnya seperti reksadana, atau saham, para investor bisa menjualnya kapan saja—sesuai jam kerja bursa.

Sementara NFT tidak bisa dijual kapan saja, Anda harus mendapatkan pembeli lainnya, yang tertarik dengan milik Anda. Kurang lebih miriplah sama jual ikan lohan, yang di mana harus cari pembelinya. Kalau tidak ada pembeli yang tertarik maka ikan lohan tersebut tidak akan pernah terjual.

Maka dari itu, jika ingin membeli, mending niatkan saja untuk koleksi pribadi, atau niatkan untuk mendukung content creator kesukaan Anda. Nggak usah mikirin investasi. Beda cerita kalau Anda punya kerabat yang ingin cuci uang, tawarkan saja untuk membeli NFT milik Anda.

Beli dari content creator yang jelas

Menjual NFT itu gampang, asalkan memiliki dompet elektronik, dan modal Ethereum untuk minting maka siapa saja sudah bisa menjual NFT-nya. Di NFT penjual juga bisa menjadi anonymous, yang tidak dikenal.

Oleh karena gampangnya menjual, maka mungkin saja terjadi pencurian karya. Semisal saya melihat gambar unik milik orang di Instagram, dan lantas saya bisa saja men-screen shoot gambar tersebut dan menjualnya. Harus diakui kelemahan dari NFT saat ini adalah copyright yang tidak jelas.

Maka dari itu membeli NFT dari content creator yang dikenal bisa mengurangi praktik pencurian karya. Jangan sampai yang niat awalnya ingin membantu content creator, tapi malah merugikan content creator yang lain.

Mereduksi nilai spesial dari sebuah karya

Apa yang membuat lukisan “The Scream” dari Edvard Munch, atau “The Weeping Woman” dari Pablo Picasso menjadi spesial? Salah satu yang membuat lukisan tersebut spesial adalah karena lukisannya cuma ada satu di dunia. Coba bayangkan, jika lukisan “The Scream” atau “The Weeping Woman” tersebut memiliki jumlah yang banyak, maka nilai spesialnya pasti berukurang.

Berbeda dengan NFT, dengan bentuknya yang digital maka para content creator bisa saja menduplikasi karya yang sama berulang kali. Misal saya membuat satu gambar digital berjudul “Halah”, dan gambar tersebut ternyata dibeli seharga Rp100 juta. Alih-alih saya menghasilkan karya gambar digital yang baru, tapi karena saya malas jadi saya kembali menjual karya “Halah” tersebut sebanyak 100 kali.

Karya “Halah” yang seharusnya spesial, jadi hilang nilai spesialnya. Sebab, dalam NFT praktik seperti ini bisa terjadi, dan tidak ada yang melarang saya untuk kembali mejual karya yang sama berkali-kali.

Ide dasar dari teknologi ini itu sebenarnya keren, dan layak untuk ditunggu perkembangannya. Hanya saja untuk saat ini NFT masih belum digunakan secara jelas. Masih sebatas membeli barang digital dengan harga yang terkadang tidak masuk akal, ya seperti orang yang lagi cuci uang.

Sumber Gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Desember 2021 oleh

Tags: NFTpanduan
Muhammad Ikhsan Firdaus

Muhammad Ikhsan Firdaus

Pemuda yang memiliki cita-cita dapat mengunjungi berbagai negara di Asia.

ArtikelTerkait

Romantika Debitur KUR: Panduan Mengurus Problem SIKP bagi Kalian Pejuang KUR BRI

Romantika Debitur KUR: Panduan Mengurus Problem SIKP bagi Kalian Pejuang KUR BRI

7 Desember 2023
Panduan yang Harus Dipahami sebelum Memutuskan Kerja di Jepang

Panduan Singkat Sebelum Memutuskan Kerja di Jepang

19 Oktober 2021
Panduan Singkat Memilih Unit Apartemen Terminal Mojok

Panduan Singkat Memilih Unit Apartemen untuk Ditinggali

16 Mei 2022
Panduan Ngomong Bahasa Jepang Bagi Pemula yang Pengin Kenalan Terminal Mojok

Panduan Ngomong Bahasa Jepang bagi Pemula yang Pengin Kenalan

12 Januari 2022
Pedoman Singkat Memahami Penjajahan Israel untuk Golongan Netral dan Pemuja Zionis Goblok Sok Edgy

Pedoman Singkat Memahami Penjajahan Israel untuk Golongan Netral dan Pemuja Zionis Goblok Sok Edgy

9 November 2023
Panduan Singkat Menghadapi Kecoak di Dalam Rumah Terminal Mojok

Panduan Singkat Menghadapi Kecoak di Dalam Rumah

8 Februari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.