Ketika mendengar kabar bahwa kantin sekolah di Jakarta akan ditarik pajak, saya ngakak dan misuh-misuh. Gila betul usaha pejabat menarik pajak dari rakyat. Kantin lho, Bolo, kantin.
Saya tahu pemasukan kantin itu jelas nggak kecil. Tapi dibilang besar, ya nggak juga. Maksudnya, gimana caranya kamu menarik pemasukan besar dari bocah-bocah yang sangunya tidak sebesar itu. Naikin harga besar-besaran cuman bikin para siswa memilih untuk puasa. Gimana mau mengejar pemasukan pajak? Kagak napak tanah kali ini para pejabat.
Tapi ya, pejabat dan napak tanah itu bukan suatu hal yang umum. Saya yakin ujungnya bakal diberlakukan, dan kekacauan lah yang terjadi.
Jadi, mau sekuat apa pun kita menolak, ujung-ujungnya bakal jadi juga. Pikir saya, kalau mau gila, sekalian aja. Saya kasih usulan hal apa yang baiknya ditarik pajak. Nek meh edan, sekalian!
Daftar Isi
Tarik pajak pemancing
Memancing itu bukan kegiatan yang murah. Sama sekali tidak. Modalnya banyak. Contoh, beli cacing satu ons anggap saja 20 ribu, rokok sebungkus 30 ribu, es teh anggap aja 3 gelas sekali mancing total 6 ribu, makan 2 kali total 20 ribu. Plus, perlengkapan pancing seperti kail, timbel, senar, anggap saja 30 ribu aja deh. Nah, sekali mancing totalnya 20+30+6+20+30= 106 ribu. Itungan itu bisa kurang, tapi hampir pasti lebih.
Nah, bagi Bu Sri Mulyani, sila ambil pajak dari pemancing. Bisa per item mancing diambil persenannya, atau per ikan diitung berapa pajaknya. Anggep aja pajak 10 persen per ikan. Modaro sing mancing wader, modar!
Musisi kecil
Memang, penghasilan musisi yang besar itu jelas kena pajak. Tapi kan ini kita sedang bikin skenario gila, jadi sekalian lah tarik pajak para musisi kroco sekalipun. Tiap manggung, selama sudah dapat bayaran minimal sejuta tiap manggung, ambil pajak mereka. Sekalian per senar gitaris diitung persenannya.
Wong edan kan bebas. Aku edan, jadi sekalian kasih skenario teredan!
Selebtwit pendulang engagement
Saya tahu ini salah satu skenario edan, tapi kayaknya banyak banget yang bakal setuju. Di Twitter (saya tak mau menyebutnya X. Elon Musk anjing!), banyak kali selebtwit pendulang engagement yang sebarin informasi bohong, agar rame dan jualan produk/sebar link. Sekalipun infonya salah, mereka tak peduli dan tak mau menghapus karena nyari cuan.
Khusus mereka, Bu Sri Mulyani, tarik pajak mereka sebesar 80 persen. Ben modar ngregeti timeline. Niscaya populasi mereka akan berkurang dan Twitter kembali bersih. Ya lumayan mendingan lah, setidaknya kita masih bisa dapat hiburan dari twitnya Pak Antono.
Menarik pajak dari para indigo yang sok tau
Indigo wannabe ini akan berlipat ganda saat ada bencana atau musibah di Indonesia. Biasanya mereka akan muncul di media sosial, menganalisis energi, bilang kalau ada sosok berkuasa tidak terima atau apalah gitu. Intinya, alih-alih memberi informasi, mereka malah memperkeruh suasana. Ancene asu.
Nah, begini, Bu Sri Mulyani, saya sarankan tarik pajak mereka. Caranya gimana, yo mbuh, kan situ yang jago narik-narikin beginian. Pokoknya tarik. Kayaknya kalau indigo wannabe ini tau mereka akan kena pajak, mereka akan stop bertingkah aneh dan mulai periksa ke dokter. Ya siapa tahu mereka sebenarnya halusinasi karena sakit. Sakit wasir misale.
Inilah saran gila yang bisa sarankan kepada para pejabat. Kalau gila, gila sekalian. Nggak usah nanggung. Hancurkan saja logika, karena dari awal, sudah tak berpijak sama logika sama sekali.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Dear Bu Sri, Ini Alasan Milenial dan Gen Z Nggak Ikhlas-ikhlas Banget Lapor SPT