Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

4 Hal yang Biasa di Kediri, tapi Terasa Aneh bagi Orang Surabaya dan Sekitarnya

Achmad Fauzan Syaikhoni oleh Achmad Fauzan Syaikhoni
10 Oktober 2024
A A
4 Hal yang Biasa di Kediri, tapi Terasa Aneh bagi Orang Surabaya dan Sekitarnya

4 Hal yang Biasa di Kediri, tapi Terasa Aneh bagi Orang Surabaya dan Sekitarnya (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Selama kuliah di Kediri, salah satu hal yang paling saya syukuri adalah bisa kenal dengan banyak teman dari berbagai kota. Meskipun kota ini bukan kota pelajar, mahasiswa perantau yang kuliah di sini cukup banyak. Bahkan mahasiswa dari kota-kota besar pun ada. Misalnya teman satu jurusan saya, yang berasal dari Surabaya dan Malang.

Kebetulan setelah sekian lama berpisah setelah wisuda, kemarin saya dan dua teman itu bertemu lagi di Kediri. Pengambilan ijazah jadi alasan kami nongkrong sambil curhat susahnya cari kerja. Di sela-sela pertemuan itu, saya sempat menanyakan hal-hal yang paling mereka kenang selama tinggal di Kediri. Pertanyaan itu memang sengaja saya ajukan biar pembicaraan kami nggak melulu soal penderitaan.

Tak disangka, jawaban mereka berdua cukup menarik. Ternyata, meskipun sudah 4 tahun tinggal di Kediri, sebagai orang Surabaya dan Malang, mereka masih merasa aneh sama beberapa hal yang dianggap biasa di sini. Saya sebagai orang Mojokerto pun, merasa relate dengan semua jawaban mereka.

#1 Orang Kediri nggak gampang marah dan piawai menyembunyikan perasaan asli

Hal pertama yang lumrah di Kediri, tapi terasa aneh bagi orang Surabaya dan sekitarnya adalah soal sopan santun. Dalam kultur sosiologis kami, atau wilayah arekan, sopan santun itu tanda suatu kebaikan—entah itu terkait suasana hati atau hubungan sosial. Intinya, kalau sumpek atau tidak suka sama seseorang, kami pasti akan menunjukkannya secara blak-blakan tanpa sopan santun.

Nah, di Kediri tidak begitu jelas. Orang-orang di sana, mau sedang gembira atau sumpek, suka atau tidak sama seseorang, nyaris selalu berperilaku sopan dan santun. Kami beneran tidak bisa melihat dengan jelas, apakah mereka merasa benci, suka, iri, atau kagum. Bisa dibilang, orang-orang Kota Tahu ini tidak bersumbu pendek, atau ya cukup piawai soal menyembunyikan perasaan aslinya.

Saya sih kurang tahu kenapa kultur sosiologis di Kediri demikian. Tapi yang jelas, hal lumrah di Kota Tahu, tapi aneh bagi orang Surabaya dan sekitarnya ini, tidak berlaku kalau sudah menjalin hubungan yang (amat sangat) akrab. Ingat, amat sangat akrab.

#2 Nasi gorengnya merah, tapi nggak ada pedas-pedasnya

Lalu yang kedua, terkait dengan kultur kuliner bernama nasi goreng. Dari dulu hingga sekarang, nasi goreng khas Surabaya dan kota-kota sekitarnya itu terkenal dengan warnanya yang merah. Itu karena semua pedagang di sana memasaknya dengan saus tomat. Dan satu lagi ciri yang paling khas, yaitu rasanya yang gurih dan pedas. Ini jelas, apalagi kalau nasi gorengnya jenis mawut.

Namun di Kediri, kulturnya tidak demikian. Nasi goreng di sana ada yang warnanya cokelat, ada pula yang warnanya merah. Anehnya, nasi goreng merah di Kota Tahu rasanya tidak terlalu gurih, juga tidak ada pedas-pedasnya, sekalipun nasi goreng mawut. Rasanya malah cenderung manis, kayak nasi kuning. Ia baru akan terasa (sedikit) pedas kalau makannya sambil gigit cabai hijau.

Baca Juga:

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

#3 Tidak ada Alfamart dan Indomaret di wilayah kabupaten

Yang ketiga, soal minimarket. Di kota-kota wilayah arekan, seperti Surabaya, Malang, atau Mojokerto, Alfamart dan Indomaret pasti menjamur di mana-mana. Tapi kalau di Kediri, khususnya daerah kabupaten, tidak ada dua minimarket modern itu. Lebih tepatnya, tidak ada minimarket yang namanya pakai merek tersebut.

Jika ditanya kenapa bisa begitu, saya kurang tahu pasti. Tapi sejauh yang saya dengar, konon ada semacam Perbup yang mengatur dan membatasi keberadaan kedua minimarket tersebut. Jarak minimarket dengan pasar atau toko tradisional pun minimal radius 1.000 meter. Katanya, tujuannya untuk menjaga kesejahteraan ekonomi rakyat lokal. Tapi itu katanya lho, ya.

Kalau saya pribadi sih masih ragu. Sebab, meski nama minimarket di Kabupaten Kediri bukan Alfamart atau Indomaret, tapi mirip. Mulai dari logonya, warna outletnya, komoditas, hingga bangunannya identik dengan Alfamart dan Indomaret.

#4 Di Kediri, istilah jatuh diawali dengan kata “mak”

Kemudian yang terakhir, terkait istilahnya. Bagi orang Surabaya dan sekitarnya, mungkin sudah familier dengan beberapa dialek daerah Kediri. Seperti misalnya “peh” dan “biuh”, yang sebelumnya juga terkesan aneh. Tapi ada satu dialek lain yang tidak kalah aneh dan saya yakin banyak orang luar belum tahu, yaitu istilah jatuh yang diawali dengan kata “mak”.

Jadi, istilah jatuh dalam kultur dialek Kediri ini, amat jauh berbeda dengan istilah jatuh dalam bahasa Jawa pada umumnya. Istilah seperti ndlosor, ngglundung, atau kejlungup, nggak ada dalam kamus istilah Kediri. Yang ada adalah, “mak tlosor” yang artinya terperosok, “mak gelondang” berarti panci jatuh, “mak embhek” orang gendut jatuh, atau “mak plung” yang berarti benda jatuh ke dalam air.

Pokoknya ada banyak istilah mak-mak yang lain. Bahkan istilah untuk kaget pun ada yang diawali kata “mak”. Kalau penasaran, lain waktu saja saya tulis. Yang pasti, istilah-istilah jatuh asal Kediri ini sudah pasti aneh bagi orang dari wilayah arekan. Karena kata “mak”, umumnya ya berkaitan dengan kata “ibu”.

Pada akhirnya, setiap daerah memang punya keunikan masing-masing. Hal-hal yang biasa saja di Kediri, bisa jadi terasa aneh bagi orang Surabaya dan sekitarnya, begitu pun sebaliknya. Yang jelas, perbedaan-perbedaan yang saya tulis ini semoga bermanfaat. Tidak hanya untuk orang dari wilayah arekan, tetapi juga siapa pun yang akan merantau ke Kediri agar bisa menyesuaikan.

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Bagi Mahasiswa Asal Surabaya yang Merantau ke Kediri, Catat 3 Hal Ini agar Kalian Tidak Menderita Selama (Setidaknya) 4 Tahun di Kota Ini.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2024 oleh

Tags: kabupaten kedirikediriSurabaya
Achmad Fauzan Syaikhoni

Achmad Fauzan Syaikhoni

Pemuda setengah matang asal Mojokerto, yang selalu ekstase ingin menulis ketika insomnia. Pemerhati isu kemahasiswaan, lokalitas, dan hal-hal yang berbau cacat logika.

ArtikelTerkait

Kasta Tempat Duduk di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya terminal mojok.co

Kasta Tempat Duduk di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya

31 Januari 2022
6 Tempat Berburu Takjil di Surabaya yang Wajib Dicoba Terminal Mojok.co

6 Tempat Berburu Takjil di Surabaya biar Menu Berbukamu Lebih Bervariasi

8 April 2022
Rujak Cingur Ahmad Jaiz, Kuliner Khas Surabaya yang Overrated, selain Harganya yang Mahal, Nggak Ada yang Spesial!

Rujak Cingur Ahmad Jaiz, Kuliner Khas Surabaya yang Overrated, selain Harganya yang Mahal, Nggak Ada yang Spesial!

5 Agustus 2024
Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Lebih Cocok Disebut Bus Wisata, Nggak Cocok buat Sobat Sat Set!

Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Lebih Cocok Disebut Bus Wisata, Nggak Cocok buat Sobat Sat Set!

24 Juni 2023
Nasi Usus Sawahan, Kuliner Surabaya yang Memanjakan Lidah

Nasi Usus Sawahan, Kuliner Surabaya yang Memanjakan Lidah

2 April 2023
Sering Kecelakaan, Sudah Saatnya Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Punya Jalur Sendiri Terminal Mojok

Sering Kecelakaan, Sudah Saatnya Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Punya Jalur Sendiri

18 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.