Rasanya kurang lengkap jika dalam sehari tidak mempersulit diri sendiri dengan menyeleksi menu makanan. Bagi saya, nasi goreng adalah makanan backburner. Yap, sering menjadi pelampiasan ketika sudah bingung menentukan menu.
Saya menduga sebetulnya gerobak penjual nasi goreng memiliki daya magis tersendiri. Yap, kekuatan supernatural yang menghasut pikiran saya agar tidak mempertimbangkan hidangan lain.
Sudah tak terhitung bakul nasgor yang saya datangi. Mulai dari abang yang dry text, judes, sampai dengan bombastic side eyes pun sudah khatam. Meskipun begitu, saya tetap kembali lagi.
Satu atau dua tatapan maut tidak akan membuat saya goyah. Lagi pula, lebih banyak kang nasi goreng yang ramah dan baik ketimbang judes. Salah satu langganan saya pernah bercerita, katanya memang ada (banyak) pelanggan yang membuatnya sedih kecewa.
Pembeli terkadang rewel, tetapi penjual juga tidak selamanya in the good mood. Inilah sederet tingkah laku pembeli yang terkadang membuat mereka gemas sekaligus sedih.
#1 Membuang kerupuk
Biasanya, kerupuk di bakul nasi goreng telah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pembeli datang. Coba deh perhatikan, mayoritas kerupuk sudah ditakar serta dibungkus plastik agar siap dimakan.
Nah, kalau pembeli nggak mau pakai kerupuk, sebenarnya tinggal bilang saja. Sayangnya, ada saya pembeli yang nggak punya hati. Mereka secara sadar menerima kerupuk plastik kecil itu, tapi lalu membuangnya setelah membayar. Penjual yang melihat kejadian itu hanya bisa menahan kesedihan ada orang membuang makanan.
#2 Ada pembeli nggak mau nasi goreng yang dimasak bersamaan
Terkadang, ada pembeli yang skeptis terhadap rasa nasi goreng ketika dimasak dalam porsi banyak. Usut punya usut, mereka percaya jika dimasak bersamaan rasanya akan berbeda.
Sialnya, permintaan semacam ini merupakan ujian bagi para penjual, apalagi ketika bakul sedang ramai. Kalau menunya berbeda, wajar banget dimasak terpisah. Tetapi kalau sama, kebanyakan penjual akan memasak secara bersamaan supaya antrean nggak makin panjang.
Padahal, cita rasa makanan nggak melulu dipengaruhi oleh jumlah porsi yang dimasak. Yang paling vital adalah mekanik kang nasi goreng itu sendiri. Kalau tangannya sudah lihai, wajan pun ikut diangkat seperti atraksi. Sebelum meminta dipisah, ada baiknya kita percaya dulu sama penjualnya.
#3 Mengubah Pesanan di tengah proses memasak
Salah satu yang paling membuat sedih dan kecewa adalah pembeli tiba-tiba mengubah pesanan. Masalahnya pesanan si pembeli sedang dibuatkan. Kayaknya ini sudah setara dengan harapan palsu. Nasi Goreng terlanjur dibuat sepenuh hati, tetapi tiba-tiba disuruh memulai lagi dari nol.
Padahal, kalau saja pembeli sabar sedikit dalam menentukan keinginannya, kang nasi goreng tidak perlu memasak dengan drama. Jika ini terjadi, daripada ngeyel, alangkah baiknya kita mengalah dengan mengutamakan pesanan pertama.
Toh, bumbu sudah diaduk dan menyatu di wajan. Kita harus siap menerima risiko atas keputusan yang dibuat sendiri, bukan?
#4 Membeli nasi goreng ketika hendak tutup
Sebetulnya, ini tidak begitu fatal, tapi tetap saja terkadang menyebalkan. Sama halnya dengan pekerja pada umumnya, penjual nasi goreng juga ada kalanya pengin cepat pulang setelah seharian berjibaku dengan wajan panas.
Apalagi ketika perabot sudah dibereskan, tiba-tiba ada pengunjung yang datang. Kalau dibiarkan, sayang juga menolak rejeki. Boleh dibilang, porsi nasi goreng yang dimasak di detik-detik closing itu terbuat dari adonan sebal dan belas kasih.
Sebal karena jam pulangnya tertunda. Sementara belas kasih karena porsinya sengaja dilebihkan untuk menghabiskan sisa bahan yang masih ada. Ujungnya, mereka jadi serba salah antara grasa-grusu pengin pulang tapi kasihan juga melihat pembeli tengah malam kelaparan.
Nah, itulah hal-hal sepele yang bisa membuat penjual nasi goreng sedih. Perlu diingat, nasi goreng adalah menu repeat order sejuta umat, terlebih ketika kepepet. Percaya deh, menjaga hubungan baik dengan para pemadam kelaparan di tengah malam adalah investasi yang worth it!
Penulis: Nisrina Ridiani
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Nasi Goreng Makanan Sejuta Umat yang Cocok Disantap si Kaya dan si Miskin
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















