4 Dosa Saat Makan Nasi Goreng yang Sebaiknya Dihentikan

4 Dosa Saat Makan Nasi Goreng yang Sebaiknya Dihentikan Terminal Mojok

4 Dosa Saat Makan Nasi Goreng yang Sebaiknya Dihentikan (Unsplash.com)

Nasi goreng adalah salah satu makanan favorit orang Indonesia yang bisa dijumpai di berbagai sudut jalan atau di gang-gang kompleks. Setiap penjual nasi goreng tentu punya ciri khas yang berbeda-beda. Ada yang menjual nasi goreng biasa, nasi goreng Padang, nasi goreng Aceh, dan nasi goreng jenis lainnya.

Saya termasuk orang yang gemar sekali makan nasi goreng, terutama saat di kosan. Kalau sedang kebingungan cari makan di malam hari, biasanya saya pergi ke warung nasi goreng langganan, memesan menu nasi goreng kesukaan untuk dibawa pulang atau dimakan langsung di tempat. Saat masih sekolah dulu, ibu saya di rumah juga sering membuat nasi goreng sebagai menu sarapan. Nasi goreng yang dibuat bermacam-macam, ada nasi goreng kecap, nasi goreng kuning, sampai nasi goreng polos tanpa kecap.

Bicara soal nasi goreng, kalau saya amati, masih banyak orang yang melakukan beberapa “dosa” saat menikmati makanan yang satu ini. Berikut di antaranya.

#1 Tidak menghabiskan acar yang disediakan

Dosa pertama yang sering dilakukan oleh penikmat nasi goreng adalah tidak menghabiskan acar yang disediakan di piring. Bahkan ada pula yang membiarkannya tanpa disentuh sedikit pun. Ini berlaku buat yang suka jajan nasi goreng. Bukannya apa-apa, yang namanya makanan tentu saja harus dihabiskan. Jangan sampai kita buang-buang makanan, termasuk acar yang sudah diletakkan bersamaan dengan nasi goreng. Kalau misalnya tidak suka acar, tinggal bilang pada penjualnya agar tidak menambahkan acar ketimbang mubazir tidak dimakan.

#2 Menyisakan kerupuk di piring

Kerupuk adalah salah satu komponen penting yang wajib ada ketika makan nasi goreng. Tanpa kehadiran kerupuk, makan nasi goreng tidak akan terasa nikmat. Saya rasa mayoritas orang Indonesia menyukai kerupuk. Meski begitu, ada saja oknum yang menyisakan kerupuk dalam sepiring nasi goreng. Alasannya kalau tidak alot, ya sudah tidak nafsu makan. Sebaiknya dosa satu ini juga dihentikan ketimbang kerupuk terbuang sia-sia.

#3 Membuang sendok dari pedagang saat dibawa ke rumah

Biasanya kalau kita beli nasi goreng untuk dibungkus dan dibawa pulang ke rumah, penjualnya akan menyertakan sendok plastik juga. Tapi, karena makan di rumah, sendok plastik tersebut tidak terpakai dan dibuang begitu saja. Alasannya karena lebih nyaman makan dengan sendok rumah atau sendok stainless.

Kalau kamu salah satu orang yang sering melakukan hal tersebut, mending segera bertobat. Kalau akhirnya akan dibuang, bilang saja ke penjual nasi gorengnya agar tidak memberi sendok plastik ke dalam pesananmu. Daripada sendoknya berakhir jadi sampah begitu saja, apalagi plastik kan sulit terurai.

#4 Tidak menghabiskan nasi goreng

Ini nih dosa yang paling ultimate dan sering dilakukan banyak orang: buang-buang makanan alias tidak menghabiskan nasi goreng yang ada. Saya sebisa mungkin menghindari “dosa” terakhir ini karena ingat nasihat orang tua zaman dulu yang bilang kalau makan nasi tidak habis nanti nasinya nangis. Padahal yang nggak gitu juga, sih. Meski tidak masuk akal, nasihat semacam itu mampu membantu saya menghabiskan tiap sendok nasi yang saya makan.

Misalnya tidak lapar-lapar amat, kan kita bisa pesan setengah porsi saja. Tinggal bilang ke penjual nasi goreng saja. Beda halnya kalau memang nasi goreng yang kita pesan rasanya kurang pas di lidah. Kalau sudah begitu ya mau tidak mau terpaksa dihabiskan atau bungkus saja bawa pulang.

Sekarang sudah tahu kan 4 dosa yang secara tak sadar sering kita lakukan saat makan nasi goreng? Kalau sudah sadar, sebaiknya kita segera bertobat dan tidak mengulanginya lagi. Jangan lupa, makan nasi goreng akan selalu nikmat kalau minumnya teh hangat, lho.

Penulis: Erfransdo
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version