Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

4 Alasan Pengamen Ondel-ondel di Depok Perlu Ditertibkan

Sri Hastutiningsih oleh Sri Hastutiningsih
14 Januari 2022
A A
4 Alasan Pengamen Ondel-ondel di Depok Perlu Ditertibkan

4 Alasan Pengamen Ondel-ondel di Depok Perlu Ditertibkan (commons.wikimedia.org)

Share on FacebookShare on Twitter

Seperti halnya manusia silver, pengarak ondel-ondel di jalanan Depok juga kian banyak di masa pandemi ini. Bak jamur di musim hujan, singkatnya seperti itu. Beberapa orang mengarak ondel-ondel dengan membawa amplifier, speaker, ember, kaleng, dan gerobak sudah menjadi pemandangan yang biasa di jalanan Kota Depok. Akibatnya, jalanan Kota Depok yang tidak selebar jalanan di Jakarta kian penuh dengan kehadiran mereka.

Mereka mengarak bukan dalam rangka mengisi suatu acara pernikahan atau acara pesta rakyat, namun mereka sedang mengamen. Para pengarak tersebut biasanya anak-anak belasan tahun bahkan tak sedikit di bawah 10 tahun. Salah satu dari mereka bertugas menggerakkan ondel-ondel lalu anak-anak lainya berkeliling sambil membawa ember atau kaleng untuk mendapatkan uang dari penonton. Mereka menyewa ondel-ondel dan perangkatnya dari pembuat ondel-ondel. Jadi penghasilan mereka setiap harinya sebagian disetorkan sebagai biaya sewa.

Menurut saya hal tersebut menjadi sebuah pemandangan yang kontradiktif dengan predikat Kota Depok sebagai Kota Layak Anak. Mereka anak-anak usia sekolah, berpanas-panasan di tengah hiruk pikuk jalanan Depok. Tanpa alas kaki, badan gosong dan berkeringat. Bukankah seharusnya mereka mengenyam pendidikan yang layak dan menikmati masa anak-anak mereka dengan bermain bersama teman-temannya? Konon, banyak pengarak ondel-ondel adalah anak-anak putus sekolah yang membantu orang tua memenuhi kebutuhan hidup. Kalau memang kondisinya seperti ini, dilematis juga, sih. Mereka seharusnya belajar dan bermain tetapi kondisi mengharuskan mereka berhenti sekolah dan mengamen.

Pemerintah Kota Depok sudah membuat Perda mengenai larangan mengamen dengan ondel-ondel di jalan namun, sampai detik ini masih sering saya jumpai pengamen ondel-ondel, sepertinya kian bertambah atau setidaknya tidak berkurang. Apakah pihak berwenang kurang teliti ketika memeriksa? Entahlah.

Menurut saya, Pemerintah Kota Depok harus benar-benar melaksanakan Perda tersebut namun dengan pendekatan yang persuasif , tanpa kekerasan, terlebih mereka anak-anak yang membantu ekonomi keluarga. Setidaknya ini empat alasan agar pemerintah Kota Depok segera menertibkan pengamen tersebut.

#1 Membahayakan

Di grup Info Depok, di mana warga Depok berkumpul secara virtual guna saling berbagi informasi, beberapa warga Depok membuat postingan bahwa mereka terlibat kecelakaan yang disebabkan oleh pengamen ondel-ondel. Beberapa dari mereka menunjukkan luka-luka akibat kecelakaan tersebut. Postur ondel-ondel yang tinggi besar tentu sangat memakan badan jalan di Kota Depok yang tidak terlalu lebar. Ketika ondel-ondel menari dengan berputar-putar, pengguna jalan merasa sangat terganggu. Mungkin karena mereka masih anak-anak jadi tidak memperhitungkan segala sesuatunya, seperti keamanan. Pengendara yang berusaha menghindari senggolan seringkali terjatuh dan terluka. Sangat membahayakan, bukan ?

Selain membahayakan pengguna jalan, pengamen ondel-ondel juga membahayakan keselamatan diri mereka sendiri. Mereka bisa tertabrak oleh kendaraan yang lalu lalang.

#2 Agar Kota Depok tetap menjadi Kota Layak Anak

Depok sudah empat kali meraih penghargaan sebagai Kota Layak Anak (KLA). Agar tidak ada lagi kontradiksi antara predikat Kota Depok dengan fakta di lapangan maka sudah seharusnya pemerintah Kota Depok segera menertibkan pengamen ondel-ondel. Salah satu parameter predikat KLA adalah sebuah kota mampu memenuhi kalster hak anak, seperti pendidikan, kesejahteraan, perlindungan khusus, dan lain sebagainya. Banyaknya anak-anak yang menjadi pengamen tentu menjadi potret buram bagi pemerintah Kota Depok dalam memenuhi klaster hak anak. Maka agar Kota Depok menjadi KLA secara predikat dan realita, segera tertibkan pengamen ondel-ondel dengan cara yang manusiawi dan tanpa kekerasan.

Baca Juga:

Jalan Benteng Pancasila Mojokerto Tak Lagi Istimewa, Uang dan Nyawa Selalu Terancam Akibat Kejahatan Jalanan Tak Diselesaikan

Alun-alun Kidul Jogja Penuh Pengemis dan Pengamen yang Kadang Agresif, Masalah yang Menggerogoti Pariwisata Jogja

#3 Menyebabkan Kemacetan

Di mana ada pengamen ondel-ondel lewat, di situ ada kemacetan. Hal tersebut sudah menjadi sesuatu yang akrab bagi warga Depok. Pengarak yang masih anak-anak terkadang kurang bisa memosisikan diri dengan baik ketika di jalanan hingga membuat laju kendaraan melambat dan hal ini tentu menyebabkan kemacetan. Ukuran ondel-ondel sekitar 2,5 meter dengan diameter 80 cm. Ukuran sebesar itu diarak oleh beberapa anak di jalanan Kota Depok yang tidak terlalu lebar, tentu akan membuat kemacetan di Kota Depok kian sempurna.

#4 Merendahkan Budaya Betawi

Menurut beberapa orang, terutama dari suku Betawi, mengamen dengan menggunakan ondel-ondel sama juga merendahkan budaya Betawi. Ondel-ondel memang sangat lekat dengan suku Betawi. Konon dulunya dijadikan sebagai simbol pengusir roh jahat atau penyakit. Seiring waktu, ondel-ondel adalah sebuah kesenian khas suku Betawi yang sering ditampilkan di berbagai acara, seperti pesta rakyat.

Mungkin para tokoh suku Betawi di Kota Depok perlu kerjasama dengan pemerintah Kota Depok dalam menertibkan pengamen ondel-ondel. Para tokoh tersebut bisa mengedukasi mengenai pentingnya menghargai budaya Betawi .

Itu semua hanya uneg-uneg saya sebagai warga Kota Depok yang seringkali terganggu dengan arak-arakan tersebut di jalan raya, meski saya seringkali menyempatkan untuk mengisi kaleng atau ember mereka dengan selembar dua ribuan. Ya, saya, kan seorang ibu, tentu memiliki rasa “gimana gitu” ketika melihat anak-anak seusia anak saya berpanas-panasan seperti itu.

Sumber gambar: Herusutimbul by Wikimedia Commons

Penulis: Sri Hastutiningsih
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2022 oleh

Tags: ondel-ondelPengamen
Sri Hastutiningsih

Sri Hastutiningsih

Hanya emak-emak yang kurang pintar.

ArtikelTerkait

ondel-ondel

Ondel-Ondel dan Riwayatnya Kini

12 September 2019
Berlagak Tuli dan Benci Pengamen di Tongkrongan Adalah Budaya Bajingan para Tukang Nongkrong terminal mojok.co

Fenomena Pengamen Galak yang Meresahkan di Solo: Cari Rezeki kok Pakai Marah-marah? Kalau Ada yang Nggak Terima Gimana?

4 Juli 2023
Coba Kasih Tahu, Kenapa Ngasih Imbalan ke Pengamen Itu Nggak Wajib?

Coba Kasih Tahu, Kenapa Ngasih Imbalan ke Pengamen Itu Nggak Wajib?

5 Maret 2020
melacak koordinator manusia silver pengemis Boneka Mampang hingga Manusia Silver: Bukti Bahwa Mengemis Itu Ada Seninya terminal mojok.co

Memburu Koordinator Manusia Silver

26 Maret 2021
Menghargai Keberadaan Waria yang Ada di Sekitar Kita

Menghargai Keberadaan Waria yang Ada di Sekitar Kita

7 Desember 2019
Pengalaman Buruk Bertemu Pengemis di Jalanan: Nggak Dikasih Uang, Kendaraan Saya Digores Paku

Pengalaman Buruk Bertemu Pengemis di Jalanan: Nggak Dikasih Uang, Kendaraan Saya Digores Paku

12 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

29 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.