Kalau kalian tim bumbu ulek atau diblender, Gaes?
Konon katanya bumbu yang dihaluskan manual tanpa mesin akan menghasilkan rasa masakan yang lebih mantap. Masih cukup banyak orang yang mengamini pendapat ini. Salah seorang bude saya misalnya. Blio merupakan emak-emak pengabdi ulekan dan lumpang-alu garis keras. Tipikal manusia yang sama sekali anti dengan bumbu yang diblender.
Hal ini nggak cuma berlaku untuk keperluan masak sehari-hari. Kalau bude saya punya hajat di rumahnya, sudah bisa dipastikan bumbu-bumbunya dihaluskan secara manual alias diulek dengan tangan. Padahal undangan selametan itu nggak sedikit, lho. Setidaknya ada 30 orang, bisa juga mencapai 50 orang lebih.
Menurut saya, masaknya pun sama sekali nggak sepele. Harus menyiapkan konsumsi untuk dimakan di tempat dan berkatan dengan lauk pauk sesuai pakem. Belum lagi berkatan buat tonjokan dan asul-asulnya yang dibagikan ke tetangga maupun tamu sebelum acara dimulai. Banyak banget, kan?
Tentu saja kenyataan itu membuat saya tercengang. Menurut pengakuan bude saya, blio akan tetap setia dengan bumbu ulek selama fisiknya masih mampu melakukannya. Wah, jelas saya nggak bisa relate. Lha wong ngulek sambel aja nggak pernah tuntas.
Berdasarkan kondisi di atas, tentunya sangat layak jika kita keheranan. Di zaman yang serba modern ini, mesin-mesin penghalus telah hadir dengan beragam variasinya untuk mempermudah pekerjaan manusia. Namun tetap saja keistimewaan bumbu ulek atau ditumbuk manual menggunakan lumpang dan alu seolah tak tergantikan. Kenapa bisa gitu, ya?
Proses penumbukan membuat ekstrak bahan baku bumbu keluar secara optimal
Pada saat menumbuk, ada tekanan yang kita berikan terhadap bumbu-bumbu yang masih berbentuk bongkahan. Tekanan itu mampu mengeluarkan ekstraksi dan minyak-minyak alami yang dimiliki bahan baku seperti bawang atau cabai secara optimal. Semacam terperas akibat tekanan pada saat penggerusan. Sehingga rasa dan aroma yang dihasilkan oleh bumbu ulek jadi lebih nikmat.
Bandingkan dengan cara kerja blender. Bumbu-bumbu tersebut menjadi halus karena perputaran bilah pisau yang sangat cepat. Lebih tepat disebut tercincang daripada tergerus. Jus dan minyak-minyak alami dari bahan bumbu tersebut nggak keluar dengan baik sebagaimana yang terjadi pada proses pengulekan.
Baca halaman selanjutnya
Paparan panas dari blender merusak karakteristik bumbu…