3 Strategi Jitu yang Bikin Pop Mie Lebih Unggul daripada Mi Instan Cup Lainnya

3 Strategi Jitu yang Bikin Pop Mie Lebih Unggul daripada Mi Instan Cup Lainnya Terminal Mojok

3 Strategi Jitu yang Bikin Pop Mie Lebih Unggul daripada Mi Instan Cup Lainnya (Tina Sonia via Shutterstock.com)

Kalau ngomongin mi instan dalam cup, pikiran kita pasti nggak bisa lepas dari sosok Pop Mie. Produk keluaran PT Indofood ini memang berhasil merajai pasar mi instan dalam cup di Indonesia, mengekor kesuksesan seniornya, Indomie, yang juga merajai pasar mi instan nasional. Pop Mie sering jadi kartu AS di berbagai perjalanan yang menuntut kepraktisan. Dengan modal uang Rp6.000-an, kita bisa kenyang.

Buat orang Indonesia yang terbiasa makan nasi, tentu makan mi seperti ini lebih disukai karena dianggap lebih mengenyangkan daripada makan roti. Menyeruput kuahnya yang mantap selalu jadi primadona untuk menghangatkan badan setelah diterpa angin selama perjalanan. Sesuai dengan karakteristik orang Indonesia yang dikit-dikit takut masuk angin.

Walaupun saat ini telah hadir kompetitor lain yang membayangi Pop Mie, saya rasa mi instan cup yang sudah ada sejak tahun 1991 ini masih akan tetap unggul dan jadi pemenang di hati masyarakat. Ini semua berkat beberapa strategi jitu yang diterapkan, di antaranya:

#1 Distribusinya luas sehingga mudah ditemukan di mana-mana

Pop Mie bisa kita jumpai di mana saja, entah di warung kelontong, minimarket, tempat wisata, rest area, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, bahkan di atas transportasi publik jarak jauh kita masih bisa menemukan mi instan cup ini. Distribusinya yang luas menjadi strategi jitu yang bikin Pop Mie lebih unggul ketimbang kompetitor lainnya.

Rasanya yang sudah pasti enak, disajikan fresh dan hangat, serta cukup pas buat mengganjal perut juga menjadi daya tarik utama mi instan cup ini. Memang kenikmatan hakiki dari sebuah Pop Mie adalah ketika disantap di perjalanan jauh, saat berkemah, atau di tempat wisata. Kalau dimakan di rumah, kenikmatannya jadi menurun, soalnya harganya lebih mahal, sih. Jadi, daripada menyeduh Pop Mie, mending masak mi instan biasa 2 bungkus.

Bagi kaum mendang-mending, membeli mi instan cup di perjalanan tetaplah pilihan yang terbaik daripada kecewa gara-gara beli makanan yang rasanya belum tentu enak, nggak hangat, sudah gitu mahal pula. Tahu sendiri kan makanan di perjalanan atau tempat wisata itu memang suka dimahalin, jadi harga Pop Mie Rp10.000 itu masih wajar banget.

Di kapal, Pop Mie jadi makanan favorit saya karena bisa membantu meredakan mabuk laut. Selain itu, mi instan dalam cup ini juga sangat menghangatkan badan mengingat terpaan angin di laut itu hebohnya minta ampun. Apalagi makanan di atas kapal itu rasanya nggak menentu, kadang enak tapi terkadang juga naudzubillah. Jadi sesekali saya tetap beli Pop Mie dalam pelayaran selama 4 hari itu meskipun harganya Rp15.000. Selain itu, makan mi instan cup di atas kapal itu syahdu banget, lho. Bisa lihat cantiknya laut, semburat warna langit senja yang indah, kadang kalau beruntung bisa ketemu lumba-lumba juga. Apalagi kalau sambal ditemenin ayang. Hiyaaa.

#2 Rajin Berinovasi

Nggak gampang untuk mempertahankan posisi di puncak klasemen. Banyak lho produk perintis yang kolaps di tengah jalan karena kurang berinovasi. Nah, untungnya mi instan dalam cup ini bisa konsisten berinovasi menghadirkan varian-varian baru biar pelanggan nggak bosen, walaupun ujung-ujungnya rasa klasiknya tetap yang paling juara.

Misalnya saja Pop Mie sempat mengikuti tren kekinian biar relate sama pasar anak muda dengan mengeluarkan varian rasa Kari Keju dan Kari Susu yang sayangnya sudah discontinue. Di kegiatan Asian Games 2018 lalu, Pop Mie juga mengeluarkan edisi khusus sebanyak 3 varian, yaitu rasa Ikan Renang (Tekwan), Baso Tenis (Bakso Konro), dan Ayam Lari (Garang Asem). Ketika makanan pedas lagi ngehits, mereka merilis varian Pedes Gledek (goreng) dan Pedes Dower (kuah) yang pedesnya minta ampun. Saya cuma kuat makan 3 suap varian tersebut ditambah bonus sakit perut. Terakhir, Pop Mie mencoba mengakomodir kearifan lokal masyarakat Indonesia yang suka makan mi pakai nasi dengan merilis varian Pop Mie Pake Nasi rasa Soto Ayam, walaupun nggak terlalu berhasil menurut saya.

#3 Iklannya masif

Iklan juga menjadi salah satu strategi jitu yang bikin Pop Mie unggul ketimbang kompetitornya. Di banding kompetitor lainnya, palingan cuma Mie Sedaap Cup yang bisa menyaingi masifnya iklan Pop Mie, itupun masih kalah.

Sesuai namanya, Pop Mie berhasil membuat branding sebagai produk mi instan cup andalan anak muda. Seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari pop culture-nya Indonesia, mi instan cup keluaran PT Indofood ini berusaha menekankan bahwa produknya adalah jawaban dari kebutuhan anak muda yang serba dinamis dan anti-ribet melalui iklan-iklannya yang fun.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Varian Rasa Pop Mie Terbaik yang Kelezatannya Nggak Perlu Diragukan Lagi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version