Tidak sengaja menggunakan baju berwarna merah
Mitos Gunung Arjuno yang satu ini saya dan teman-teman baru mendengarnya ketika berpapasan dengan bapak-bapak asal Sidoarjo yang saat itu sedang istirahat di pos pendakian arah menuju puncak. Bapak tersebut menegur saya yang saat itu memakai jaket berwarna merah. Bapak tersebut juga menyuruh untuk melepaskan saja jaket itu daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Saya menurut saja untuk menghargai pendapat bapak tersebut. Waktu berpapasan dengan bapak tersebut, sebenarnya itu adalah hari kedua saya dan teman-teman melakukan perjalanan dengan tujuan mendaki menuju puncak. Di hari pertama saya mendaki, saya tetap memakai jaket berwarna merah, tapi tidak ada sesuatu yang terjadi. Perjalanan yang dilakukan juga aman tidak ada kendala.
Entah mengapa ada larangan tersebut, Yang pasti selama kita tidak berbuat hal yang tidak senonoh serta menyinggung, maka pendakian akan berjalan dengan lancar.
Melakukan pendakian saat sedang datang bulan
Banyak yang mengatakan jika mendaki Gunung Arjuno dalam keadaan datang bulan, pendakian tersebut harus dibatalkan. Mitos yang beredar, jika melakukan pendakian dengan keadaan tersebut secara tidak langsung akan mengundang banyak makhluk-makhluk halus yang memang menyukai bau-bau anyir khas darah. Terpanggilnya makhluk tersebut, akan menyebabkan siapapun yang mendaki dalam keadaan atang bulan akan diganggu selama perjalanan.
Namun, mitos yang dikatakan sepertinya tidak sepenuhnya benar. Kenapa? Karena saya mendaki Gunung Arjuno Malang saat haid.
Awalnya saya ragu, tapi waktu itu menemukan salah satu informasi di internet dan mengatakan jika itu hanyalah mitos dari mulut ke mulut saja. Setelah itu, saya dan teman-teman memutuskan untuk tetap melakukan perjalanan. Walau sedikit takut, nyatanya perjalanan saya aman-aman saja.
Hanya saja ada sedikit kendala ketika menuruni puncak menuju ke tenda. Saya mengalami nyeri perut yang biasanya terjadi saat datang bulan dan hampir membuat saya tidak dapat berjalan. Namun, teman saya membantu saya untuk menuruni puncak meskipun pelan-pelan. Dari sini saya menyadari, bahwa mitos tersebut sebenarnya adalah imbauan. Agar mendaki saat prima, saat tidak ada halangan, agar tetap aman.
Diciptakannya mitos pastinya memiliki sebuah alasan. Memang tidak salah memercayai mitos yang ada. Tapi, perlu diketahui mengapa mitos tersebut diciptakan. Adanya mitos-mitos tersebut sebenarnya untuk menghindarinya adanya hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti hilangnya pendaki di jalur pendakian yang sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Padahal pendaki tersebut tidak siap secara fisik dan logistiknya.
Jika fisik siap, restu orang tua didapat, dan tak lupa berdoa, saya yakin, pendakian akan aman-aman saja.
Penulis: Marlina Sari Salim
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Gunung Arjuno: Sebuah Pesan Kematian dari Sisi Lain Pulau Jawa (Bagian 3)