Ada beragam macam makanan lauk-pauk yang biasa dijajakan oleh penjual warung tegal atau biasa disebut warteg. Namun dari sekian banyak lauk-pauk yang dijual, ada beberapa di antaranya yang menurut saya sering tidak layak untuk dijadikan makanan yang dikonsumsi manusia. Bukan terkait karena lauk-pauk tersebut dihangatkan lagi di kemudian harinya lalu dijual kembali oleh penjual, tetapi karena kebersihan bahan utama makanannya.
Dalam dunia binis makanan, saya pikir kebersihan menjadi hal yang wajib diprioritaskan karena menyangkut kelangsungan hidup orang banyak. Namun masih banyak orang-orang yang bisnis makanan tanpa memedulikan kebersihan. Ini kan jadi semacam ironi, ya. Salah satu contohnya ya makanan-makanan yang dijajakan di warteg.
Sebagai orang yang biasa makan di warteg, saya cenderung khawatir jika makanan yang saya pesan jauh dari apa yang saya bayangkan. Kan jadi bikin dilema saat makanan sudah disiapkan oleh pelayannya. Antara ingin memakannya tetapi kesehatan yang jadi taruhannya atau nggak memakannya tetapi harus merasa nggak enak hati pada penjualnya.
Kira-kira makanan apa saja sih yang biasanya masih kotor, tetapi tetap dijajakan di warteg?
Makanan yang berbahan udang
Biasanya, warteg mengolah udang dengan ada yang menumisnya saja ditambah bumbu-bumbu yang menyedapkan atau mencampurnya dengan sayuran seperti kacang panjang atau tempe. Sebenarnya rasanya lezat dan menambah selera makan, jika pengolahan udangnya bersih. Tetapi seringnya yang saya temukan, udangnya masih ada kepalanya dan kulitnya tanpa dikupas terlebih dahulu sebelum dimasak. Tau kan di kepala udang ada apa? Kan menjijikkan ya.
Daripada saya nggak makan menjadi mubazir, saya lebih memilih nggak menjadikannya pilihan.
Baca halaman selanjutnya